Satu - Manusia Kuat

26 13 0
                                    

✨✨✨

'Selamat menikmati untuk kalian yangsedang merasa sepi'🍁
Salam dari saya penulis amatir, Dinyerd.

🎶🎶🎶


Setelah turun dari bus kota, Luna langsung berjalan mengarah sebuah rumah kecil yang bertuliskan ‘RUMAH SEJUTA IMPIAN’.

Rumah yang dihiasi oleh kaligrafi-kaligrafi yang membuat orang-orang terpukau dan berpikir pasti tuan rumahnya orang hebat dan kreatif. Selain itu, rumah ini pun dilengkapi oleh berbagai macam alat-alat seni.

“Eh princess datang”

Ketika Luna datang, berbagai macam kegiatan seketika terhenti dan orang-orang itu mengelilingi Luna menyambutnya dan menjabat tangan mereka satu-persatu dengan tersenyum bahagia.

“Hai semuanya, bisa aja Pak Ali.” Jawab Luna sambil tertawa kecil, malu.

“Pak Ali boleh Nada melukis.” Tanya Luna dan dibalas anggukkan oleh orang yang bernama Ali, Nada adalah nama panggilan Luna dari teman-teman rumah sejuta impian.

Karena, Nada adalah termasuk kata yang berada di unsur kata seni, dan Luna pun sangat suka sekali jika orang-orang memanggil dirinya Nada.

Sekilas informasi, bahwa ‘RUMAH SEJUTA IMPIAN’ adalah rumah yang dibuat oleh orang-orang yang menyukai karya seni dan Luna adalah salah satu orang tersebut.

Di dalam nya terdapat berbagai macam karya seni, seperti yang saat ini sedang Luna lakukan yaitu melukis.

Melukis atau melakukan karya seni lainnya itu keinginan dan kegemaran Luna. Walaupun sampai saat ini Luna tak diizinkan oleh Papi nya, dan sampai saat ini pula Luna masih menyembunyikan rahasia rumah sejuta impian ini, yang telah Luna dirikan bersama orang-orang hebat lainnya.

Melukis adalah cara Luna untuk mengungkapkan perasaannya, entah itu perasaan sedih, gundah, kesal atau bahkan bahagia walaupun itu sangat jarang sekali. Dan hanya ‘RUMAH SEJUTA IMPIAN’ ini Luna merasa dirinya pulang dan banyak rangkulan ketika Luna rapuh.

“Pak Ali, boleh tidak hari ini Nada menyesal menjadi anak dari Papi?” Tanya Luna yang membuat orang itu sedikit terkejut.

Seketika suasana menjadi hening dan orang yang bernama Ali hanya diam. Mungkin, sambil berpikir mencari kata yang dapat menenangkan perasaaan Luna.

“Kenapa menyesal? Nada benci sama Papi?” Tanya balik Ali dan mata nya menatap Luna dengan lembut.

“Nada engga pernah benci sama Papi hanya saja Nada kesal dengan Tuhan, kenapa tuhan menempatkan Nada di keluarga Papi?” Ucap nya dengan pelan dan menatap kosong lukisan miliknya.

“Pak Ali yakin hari ini tuhan kecewa sama Nada, karena Nada tidak bersyukur dan menyalahkan tuhan.” Ujar Pak Ali dengan senyuman khasnya.

“Setelah tuhan membawa Mami, Papi jadi suka menangis dan Nada juga jadi suka membantah Papi. Nada engga mau buat Papi sedih, tapi Nada engga bisa mengikuti keinginan Papi, maka dari itu Nada menyesal menjadi anak Papi. Karena Nada tidak bisa membuat senyuman Papi terlukis kembali, seperti saat Mami masih hidup.” Ujar panjangnya. Dan, seketika rintikan air mata jatuh dengan sendirinya.

SEPETIK NADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang