18. [FEAR]

903 140 94
                                    

*sssttt

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


*sssttt ... Bagi yg penasaran visualisasi Jiyeon ... Aku sematin fotonya di akhir.




From : Jung Hoseok

Aku mengantarnya ke rumah sakit tempat Taehyung bekerja, tapi ia melarangku untuk menemaninya masuk. Aku hanya mengikutinya diam-diam setelah berpura-pura mengiyakan permintaannya. Aku meninggalkan rumah sakit saat sudah memastikan Yeon Ah masuk ke ruangan Taehyung.

Menilik kembali pesan singkat yang dikirimkan Hoseok siang tadi. Kim Seokjin tidak bisa tenang, kejadian pagi tadi mampu membuat pikirnya kusut. Berkali-kali mencoba menghubungi dan mengirimkan pesan singkat pada sosok istrinya, namun hanya nihil yang di dapat. Wanita Jeon itu menonaktifkan ponselnya.

Seokjin benci dirinya sendiri. Seokjin benci ketika harus di hadapakan pada situasi ketika ia di suruh memilih. Ia merasa gagal, ia hanyalah seorang bajingan dan pengecut. Ya, seokjin menyadari itu semua. Berkali-kali mencaci dirinya sendiri, ini terasa berat juga bagi seorang Kim Seokjin.

Jeon Yeon Ah sudah amat menderita. Mengingat dan melihat langsung bagaimana menyedihkan seorang Jeon Yeon Ah tadi pagi hanya menambah rasa bersalahnya. Ia banyak berdosa pada Yeon Ah, namun di sisi lain ia juga tidak bisa meninggalkan Jiyeon begitu saja. Mempertanyakan kembali pada hatinya mengenai semua ini, tapi hanyalah jalan buntu yang selalu ditemui.

Kim Seokjin melirik sekilas jam Rolex yang tersemat di pergelangan. Jam sudah menunjukan pukul 23.00. Menjatuhkan atensi pada sosok yang terlelap di samping. Akhirnya setelah sekian jam berlalu Jiyeon bisa kembali tenang. Mengelus surai wanita itu, menyadari betapa rapuh sang kekasih. Seokjin tidak ingin wanitanya kembali lagi dengan berbagai masalah psikis yang pernah menimpanya beberapa tahun lalu. Jiyeon butuh dirinya dan Seokjin akan selalu berusaha ada untuk wanita yang amat di cintainya ini.

Memecah hening, ponsel yang tergeletak di sampingnya bergetar. Sebuah panggilan masuk, buru-buru Seokjin bangkit untuk mengangkat panggilan tersebut. Sedikit mengrenyit mengetahui nama Kim Taehyung tertera, sosok yang hampir tidak pernah menghubunginya justru membuat panggilan di tengah malam seperti sekarang.

"Kau di mana?" Tanpa basa-basi suara bariton itu langsung menyergapnya ketika panggilan sudah tersambung.

"Aku di rumah Jiyeon. Apa Yeon Ah bersamamu?"

Taehyung langsung berdecih mengetahui tebakannya benar, "Ya, terima kasih sudah membuatnya seburuk ini. Aku bahkan ijin dari pekerjaanku demi menenangkannya."

"Apa seburuk itu?"

"Kabari aku jika memiliki waktu luang. Kita perlu bicara."

"Besok, aku akan menemuimu di rumah sakit."

"Oh, aku kira kau tidak memiliki waktu karena terlalu sibuk."

"Ini mengenai istriku tentu aku harus meluangkan waktuku."

IN A BINDWhere stories live. Discover now