Special Birthday (4)

54 18 9
                                    

"Uhuk-uhuk." Asap mengepung di sebuah ruangan membuat seseorang terbatuk, menutup mulutnya saja masih bisa membuat asap itu masuk ke paru-parunya.

"B-Blaze ..." mengulurkan tangannya seperti hal yang sia-sia, Taufan tidak bisa menggapainya karna api yang menghalanginya ditengah-tengah Blaze dan dirinya.

"Blaze! Bertahanlah!" Setetes air mata lolos di kelopak mata Taufan, menatap Blaze yang tak sadarkan diri yang berada di seberang api yang berkobar.

'Bagaimana ini-'

Brak!

"Kak Taufan! Kak Blaze!" Thorn menutup mulutnya, ditangannya sudah ada sebuah alat pemadam api, Foam AFFF.

Cssshhh!

Bergerak maju dan menyemprotkan sebuah busa yang keluar dari tabung, Thorn mendekati Blaze yang paling dekat dengan pintu masuk.

"Kak Taufan!" Melempar tabung pemadam pada Taufan, Thorn beralih pada Blaze yang tergeletak di lantai.

Grep!

"Cepat keluar Thorn!" Pinta Taufan, mulai menyemprotkan busa yang berada di sekitarnya.

Thorn mengangguk, memopong Blaze. "Kak Up-"

Kraacckk ...

Brak!

Membelakkan kedua matanya, pupil mata Thorn mengecil, pintu yang harusnya menjadi satu-satunya jalan keluar telah terhalang oleh benda-benda yang rubuh dan terbakar.

Taufan menggertak, beruntungnya busa dalam tabung pemadam habis. "SIALAN!"

Bruk!

"K-Kak Upan ..." Tergeletak dilantai bersama Blaze, Thorn memanggil nama Taufan dengan lirih, asap tebal terus masuk kedalam paru-parunya.

"Bertahan Thorn!" Andai saja Taufan mempunyai kekuatan seperti Gempa, dirinya pasti sudah melindungi adik-adiknya dan keluar dengan mudah dari sana.

Bruk!

Kehilangan kesadarannya, Thorn ikut pingsan di dekat Blaze. Sementara Taufan semakin panik.

"Thorn! Blaze!"

Brak!

"Taufan! Thorn! Blaze!"

×××××

"Blaze?" Menepuk pelan pipi Blaze pelan, Ice manatap datar pada Blaze, netra oranyenya mulai terbuka.

"Ice-"

Grep!

"Ceroboh, bagaimana bisa kau mengamuk di dalam gudang," Ice mengeratkan pelukannya. "Untung saja Ica datang."

"Ica ..." Gumam Blaze pelan, namun dapat didengar jelas oleh Ice.

"Hm," Ice menjulurkan jarinya, menunjuk kearah sesuatu. "Ica datang menyelamatkanmu."

"Akh ... Blaze!" Ica mendekati Blaze dan Ice sembari membawa sebuah kotak P3K.

"Kau gapapa?" Tanya Ica cemas begitu sampai di depan Blaze dan Ice.

Ice menepuk pundak Blaze. "Aku tinggal dulu." Ice bangkit dari duduknya, kemudian meninggalkan Blaze dan Ica.

'Ku kutuk kau jadi kodok, Ice.' Kutuk Blaze dalam batin.

"Blaze ..." Panggil Ica, refleks Blaze berbalik.

"Ya?"

Galaxy TAPOPSWhere stories live. Discover now