04 - Sisinya yang lain

85.8K 8.5K 2.9K
                                    

Sepasang mata teduh itu terbuka dari tidurnya.

Renjun mengerjap, berusaha menajamkan penglihatan pada ruangan gelap ini. Seberkas cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela yang tidak tertutup korden, membias samar sebuah cermin tinggi disamping lukisan panjang.

Ia mulai bangkit dari posisinya yang sedikit tertelungkup, dan menyibak pelan sebuah kemeja yang di balutkan menutupi tubuh bagian atasnya.

Astaga, tubuh Renjun benar-benar serasa remuk! Terlebih, tubuh bagian selatannya yang terasa kebas akan rasa perih. Bahkan untuk duduk saja, ia sampai merintih menahan sakitnya.

Sesakit itu.

Menengok kesebelah, ia tidak menemukan siapapun disampingnya. Saat ia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan, tetap tak menemukan siapapun.

Dimana dia?

Susah payah ia paksakan untuk meraih blazer hitamnya yang berserak diatas lantai, kemudian mengambil ponsel dan mengecek jam pada layarnya.

Syukurlah, masih pukul sepuluh pagi. Ia masih memiliki waktu sebelum tenggat pembayaran kamar sewanya yang sampai jam tiga nanti.

//Klekk

Renjun tersentak, lalu dengan panik menyimpan ponselnya kedalam selimut tebal yang membungkus tubuh bagian bawahnya.

Saat pintu besar itu terbuka, tampak seorang perempuan dengan seragam pelayan memasuki ruangan sembari membawa sebuah nampan berisi handuk dan baju ganti, untuk ia letakkan diatas sebuah nakas panjang di samping pintu.

Dengan pandangan menunduk, pelayan itu kemudian menghampiri ranjang tempat tidur lalu berhenti tepat didepannya.

"Peralatan mandi serta baju ganti telah di siapkan. Anda bisa menggunakannya, Nona."

Dengan canggung Renjun mengangguk, "i-iya terimakasih-"

Eh? Tunggu. No-nona?

Sialan! Apa dia pikir Renjun seorang perempuan? Bangsat!

Setelah membungkuk sangat dalam, perempuan itu berbalik keluar, lalu menutup pintu. Menyisakan Renjun didalam sendiri yang mulai berusaha mengumpulkan kesadarannya, untuk kemudian dengan langkah gontainya segera memasuki kamar mandi mewah di samping ruang tidur.

Didepan cermin wastafel ber-ornamen emas itu, Renjun membeku menatap penampakan dirinya yang terlampau kacau; rambut berantakan, mata membengkak, bibir berdarah serta sekujur tubuh yang dipenuhi tanda kemerahan.

Ada desiran aneh yang ia rasakan saat melihat tanda-tanda merah itu. Sekelebat, memori kegiatan panasnya bersama sang tuan muda kemarin malam terputar anggun didalam kepalanya. Kulitnya meremang. Napasnya tersengal. Matanya mulai memejam.

Bahkan dengan sangat membekas, ia masih mampu merasakan sentuhan-sentuhan sosok dominan yang begitu menggairahkan itu, membakar kulitnya yang sensitif. Ciumannya, wajah rupawannya, cumbuannya, kecupan-kecupan kecil pada lehernya–

Oh astaga, apa yang sudah Renjun pikirkan?!

Mata sipit itu terbelalak lebar, hanya untuk berakhir merutuki diri sendiri. Mengerjap cepat untuk memulihkan kesadaran, si lelaki manis bergegas untuk mandi dan menjernihkan pikirannya dibawah guyuran shower.

•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
THE BOSS - GUANREN ✓Where stories live. Discover now