[15] nonsense

332 108 28
                                    

03 Januari 2020

Sanha membuka pintu rooftop, kakinya berjalan menghampiri seseorang yang telah menunggunya. Setelah dari rumah duka, Sanha menemukan sebuah stick note di dalam laci nakas kamar rawatnya yang bertuliskan ajakan pertemuan di rooftop Rumah Sakit.

Sanha menghentikan langkah kakinya beberapa langkah dari orang itu, dan orang itu pun langsung membalikan tubuhnya karena mengetahui keberadaan Sanha. Rasanya, Sanha seperti sedang bercermin, orang yang ada dihadapannya saat ini begitu mirip dengan dirinya, dan orang itu pun sama merasakan apa yang Sanha rasakan.

"Lo kembaran gue?" tanya orang itu.

Untuk sesaat Sanha terdiam, lalu tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan yang merajuk ke dirinya. Memang 'kembar' adalah kata yang tepat untuk merujuk sesuatu hal yang mirip atau serupa, memang masuk akal pula jika diri Sanha yang itu mengatakan bahwa mereka adalah kembar.

"Kenapa lo ketawa?" tanyanya, kebingungan.

Sanha mengatur nafasnya karena sedikit lelah setelah tertawa, "Lucu aja."

"Lucunya di bagian mana?"

"Kembaran," raut wajah Sanha berubah jadi serius, lalu menggelengkan kepalanya. "Salah. Gue bukan kembaran lo, tapi gue adalah lo, Yoon Sanha."

Kaki Sanha maju selangkah ke dirinya itu, "Gue adalah diri lo dari masa depan, gue menjelajahi waktu ke masa lalu."

Sanha terdiam karena dirinya itu yang bergantian menertawainya, tertawanya pun terlihat begitu mirip dengan tertawaan Sanha yang sebelumnya.

"Sorry, sorry, lucu," katanya.

"Lucunya di bagian mana?" tanya Sanha.

"Gue adalah diri lo dari masa depan, gue menjelajahi waktu ke masa lalu," sahutnya, intonasi dan ekspresi wajahnya sama seperti yang ditujukkan Sanha sebelumnya.

"Kedengaranya memang lucu, Yoon Sanha bisa menjelajahi waktu. Enggak masuk akal pula di dunia ini ada penjelajah waktu kaya kartun Doraemon, tapi faktanya memang gue adalah lo dari masa depan," kata Sanha.

"Seharusnya," mata Sanha menatap ke perut dirinya itu. "Peluru itu mendarat di perut lo, dan seharusnya lo koma akibat tembakan pada malam itu. Tapi karena diri lo di masa depan ini, nyawa lo terselamatkan..."

Tiba-tiba Sanha menonjok perut dirinya itu, Sanha terdiam melihat dirinya itu yang meringis kesakitan karena tonjokanya. Perasaan, Sanha menonjoknya gak menggunakan tenaga, maksudnya gak begitu kencang. Dan dirinya itu juga merasa aneh, kenapa tonjokan yang dia dapatkan di perutnya terasa sakit?

Sanha mengangkat kaos dirinya itu ke atas, sampai memperlihatkan sebuah bekas jahitan di perut, jahitan karena tertembak peluru.

"Lo di tembak juga?" tanya Sanha.

Dirinya itu menggelengkan kepala, dari raut wajahnya pun merasa kebingungan, kenapa ada bekas jahitan di perutnya? Padahal dia gak tertembak apapun saat malam itu, dan selama ini dia bersembunyi dari orang-orang yang artinya akhir-akhir ini dia gak berhubungan dengan orang lain.

"Tunggu, tunggu, sekarang tanggal berapa?" tanya Sanha.

"Tiga Januari... Dua ribu dua puluh," sahutnya.

"Sembilan hari gue koma," Sanha langsung menggerakan jari-jari tangannya, menghitung tanggal.

Jika saat ini tanggal 3 Januari 2020, maka waktu Sanha berada adalah tanggal 23 April 2020. Dan ketika Sanha berada di masa depan untuk pertama kalinya, pada tanggal 24 April 2020 dia melihat Eunha yang terbaring koma karena seseorang yang menabrak sekaligus menusuk perempuan itu.

TIME TRAVELER - SanhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang