🇬🇧The journey of two handsome boy named Mingyu and Junhui, in a mysterious school that teaches about strength, sacrifice, and honesty as virtues. Not only learning about academics, but also about faith and virtue.
All the teachers and students at...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hari ini, Minghao bertugas untuk memasak di dapur kantin. Kini, Minghao sedang mengiris mentimun sambil melamun.
"Hei, hati-hati!" Kemudian, Mingyu datang menghampiri Minghao.
"Aku melamun barusan." kata Minghao tersadar dari lamunannya.
"Berhati-hatilah saat kamu menggunakan pisau di dapur. Prof. Hongseok selalu bilang begitu."
"Kim Mingyu."
"Kenapa?"
"Selama konsermu saat itu, lampu yang jatuh itu tiba-tiba berhenti di atas kepalamu. Aku melihatnya. Walau hanya sebentar, tapi aku yakin. Gimana caranya kamu melakukan itu?"
"Kamu gak salah liat, kah?"
"Nggak, aku benar-benar melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Bahkan saat serigala menyerangmu waktu itu. Saat kupikir-pikir lagi, kamu memang berbeda dari yang lain. Kamulah yang membuka segel sekolah saat itu."
"Itu bukan aku kok. Bisa saja itu Jun yang..."
"Nggak. Itu pasti kamu, Ming."
"Kalaupun itu aku, itu pasti cuma kebetulan."
"Aku iri karena gak punya kebetulan kayak kamu. Andaikan aku juga punya kekuatan kayak gitu... Aku bisa menanggung beban di pundak ayahku."
"Bukankah sebaiknya kamu menanyakan tentang kebenarannya saja pada Prof. Choi?"
"Aku masih menunggu momen yang tepat."
***
Malam harinya, Wonwoo berpamitan dengan ahjumma karena sudah waktunya dia pulang.
"Jeon Wonwoo." panggilan itu membuat langkah Wonwoo terhenti dan menoleh ke belakang.
"Loh? Jun! Kenapa kamu kesini?" kata Wonwoo sampai terkejut.
"Aku mau ke sekolah bareng kamu." kata Jun.
"Beneran?"
"Sekarang aku sudah sembuh kok."
"Wah, akhirnya Wen Junhui kembali ke Moorim School!"
"Tapi, aku harus menyelesaikan PR-ku dulu."
"PR?"
"Ayo." Jun tiba-tiba mengandeng tangannya Wonwoo dan mengajaknya ke suatu tempat.
