Bab 13

10.9K 1.2K 84
                                    

🔞‼️











"Sungchan!"

Pria dengan tinggi nyaris dua meter itu menoleh saat mendengar namanya dipanggil. Hal pertama yang ia lihat adalah Renjun dengan seorang teman sedang berlari dan tersenyum ke arahnya.

Sungchan pun membalas dengan lambaian tangan dan ikut tersenyum melihat keduanya menghampiri.

"Oh, Renjun. Tidakkah menghabiskan makan siang lebih menarik dibanding mencariku?" Ia berkacak pinggang menatap Renjun yang hanya bisa mendongak karena perbedaan tinggi di antara mereka.

"Percaya diri sekali. Padahal kebetulan aku bertemu denganmu dan ingin menyapa," balasnya sambil tertawa hambar.

Renjun mendekatkan tubuhnya dengan Chenle, merangkul pundak itu dengan agak kasar. "Oh ya, kenalkan. Ini Zhong Chenle, dulu dia adik tingkatku, tapi sekarang Chenle adalah partnerku."

Chenle tersenyum. Ia menjabat tangan Sungchan dengan antusias.

"Apa kau tahu kau sedang jadi topik hangat?"

"Ya, aku tahu itu." Chenle mengedik.

Well, ternyata Chenle bukanlah pemuda yang buruk seperti yang Sungchan ekspektasikan. Senyumnya manis, auranya hangat meski di suatu waktu aura itu bisa berubah menjadi agak menjengkelkan.

Sungchan kembali pada Renjun. Menatapnya dari atas sampai bawah lalu kembali pada mata rubah berbinar itu dengan bulu mata lentik menudungi.

"Bagaimana? Sudah bisa berjalan benar?"

"Hei. Apa kau mengejekku?"

Sungchan tersenyjm miring. "Apa aku terdengar seperti itu?"

Setelah mengatakannya, gelak tawa langsung memenuhi atmosfer, ketiganya terus berbincang sampai lambung mereka berteriak minta diisi kemudian mereka memutuskan untuk makan siang bersama.

Ada satu hal yang tidak Renjun sadari. Di waktu yang sama, Chenle melirik ke ujung lorong. Dua orang yang paling disegani menunggu dengan tatapan tajam dan gigi menggertak.

Entah untuk apa. Tapi sepertinya mereka sedang terbakar api cemburu.


 Tapi sepertinya mereka sedang terbakar api cemburu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Entah dosa apa yang telah Renjun perbuat sampai dia harus masuk ke dalam sel dengan tatapan tajam sepert dia habis melakukan sesuatu yang membuat kedua pria di depannya ini murka.

Satu hal yang menyambut Renjun ketika ia menginjakkan kakinya di dalam jeruji selnya adalah suara dingin Jeno yang terasa seperti akan menusuk hingga ke tulangnya.

"Bagus sekali, angel... kami membiarkanmu berkumpul hanya dengan Chenle dan temannya. Tapi kau malah melanggar kami."

Renjun menatap bingung kepada dominannya yang sedang bersandar di dinding, menyatukan tangan di depan dada, dan memandangnya dengan tatapan sulit diartikan.

TELEPATIÁ 🔞Where stories live. Discover now