The First Night

267 45 4
                                    

Renjun sold his soul for money, he doesn't know and he doesn't really care.


***


Kata orang pernikahan adalah hari bahagia untuk semua pasangan. Hari dimana kedua mempelai yang saling mencintai mengikat janji untuk saling mengasihi dan menyayangi.

Hari ini tepat tanggal 14 pada bulan purnama ke tiga adalah hari penting 'itu' untuk renjun, hari sakral yang seharusnya menjadi hari paling bahagia dalam hidupnya.

Renjun sekarang tengah berdiri di depan altar. Acara pernikahannya sedang berlangsung, keduanya baru saja mengikat janji 'suci'. Namun anehnya raut wajah renjun menunjukkan kesedihan, ketakutan, lelah dan juga pasrah. Selain itu yang lebih aneh lagi, calon mempelai pria yang akan menjadi suami renjun tidak tampak di sana.  

"Huh.." Renjun menarik napas panjang. Pesta pernikahannya baru saja usai dengan hanya mengungkapkan beberapa kata janji sehidup semati yang entah dengan siapa.

Renjun memandang ke samping, daripada seorang 'pria yang ia harapkan'. Di sana hanya ada sebuah patung, berpakaian pengantin lengkap dengan jas merah dan kemeja putih di dalamnya. ia hanya dapat tersenyum pahit. Pernikahan pertamanya dengan sebuah benda mati alias patung, sangat jauh dari impian renjun semasa remaja dulu.

Ia memutuskan untuk tidak berpikir lebih jauh. Renjun memandang sekeliling ruangan dan mendapati suasana yang begitu sepi dan senyap. Hanya ada dirinya, seorang pria tua berpakaian aneh yang menikahkan dirinya serta ibu dari sang mempelai pria di sana alias ibu mertuanya sekarang.

Dinginnya angin malam hari itu terasa begitu menusuk. Jujur saja badan renjun sedari tadi merinding.

Mereka tidak menikah di gereja, tentu saja.

Acara pesta pernikahan renjun dilakukan di rumah keluarga mempelai sang pria, dimana di sana dibangun sebuah altar kecil yang bernuansakan serba merah, mulai dari lilin, meja, bunga-bunga, anggur, hingga pakaian yang dipakai kedua mempelai.

Satu hal lagi yang dari tadi diperhatikan renjun. Ada benang merah yang terikat di kelingking kanan renjun dan kelinking kiri sang patung. 

Apa ini juga bagian dari ritual? Pikir Renjun.


***


Renjun masuk ke salah satu ruangan di rumah itu, setelah tubuhnya didorong oleh sang ibu mertua secara paksa dan kamarnya dikunci dari luar begitu saja.

Sial. Umpat renjun dalam hati.

Ini tidak dalam rencana yang ia persiapkan sebelumnya.

Renjun mengira dirinya hanya akan berdiri di altar untuk beberapa waktu kemudian akan diizinkan pulang. Karena sesuai perjanjian yang disepakati dirinya dan sang ibu mertua, renjun hanya perlu menikah, tidak perlu menghabiskan malam ataupun tinggal di rumah besar ini layaknya seorang istri. Lagipula suaminya bukan seseorang yang nyata, orang itu sudah lama tiada. 

Memikirkan tentang suaminya, renjun baru sadar kalau ia tidak tahu menahu tentang sang suami, jangankan wajah, nama saja ia tidak tahu. Mungkin tadi saat janji pernikahan ada nama sang suami yang terselip di sana namun renjun benar-benar tidak mengingatnya karena ia menganggap itu tidak begitu penting.

Dengan rasa penasaran yang tinggi, renjun memperhatikan seluk beluk ruangan dimana dirinya disekap ini.

Semuanya bernuansa merah, layaknya altar yang ia tempati tadi.

[norenmin] GHOST BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang