CHAPTER -14-

13.5K 1.2K 14
                                    

•Kamu itu berbeda dari yang lain•
-Ali Al-Ghifari-

||Happy reading||

o0o Cinta dari Gus Ali o0o

Hari ini Ali dan Zahra berniat untuk kembali ke Jawa Timur, mengingat mereka yang masih mempunyai kewajiban kuliah dan tidak mungkin jika harus seterusnya disini. Apalagi Zikri yang mengabarkan bahwa ada problem di kampus yang mengharuskan dirinya turun tangan.

Mereka berangkat ke bandara menggunakan taksi. Awalnya Rohman ingin mengantar anak dan menantunya itu, tetapi tak jadi karena ada urusan mendadak di kantor.

Barang bawaan mereka tak banyak karena Ali hanya membawa beberapa baju saja. Hanya ada satu koper milik Zahra, baju Ali yang tidak lebih dari lima itu dia titipkan ke koper istrinya.

"Zahra pamit Bun, titip salam sama Ayah, anak nya mau balik malah pergi ke kantor." Zahra mendengus kesal mengingat Ayahnya yang tak jadi mengantarkan dirinya.

"Kamu kayak gak tahu ayahmu, dia itu orangnya sibuk banget." Asma terkekeh melihat wajah sebal istrinya. Tetapi tak urung wajah sedih itu terlihat melihat anak dan menantunya akan balik ke pesantren.

"Tapi kalau ayah gak kerja Zahra minta uang sama siapa." Perempuan itu tak henti-hentinya bergumam sedari tadi.

Ali mengerutkan kening mendengar gumaman istrinya. "Ada uang saya yang sudah jadi milik kamu," ucap Ali.

Zahra menepuk keningnya sambil menyengir, "lupa kalau udah punya suami," ucapnya membuat Asma terkekeh.

"Al, jagain Zahra ya, kalau dia gak mau nurut terserah kamu apain, bunda ikhlas."

Zahra membelalakkan matanya mendengar ucapan Asma. "Ih bunda, gitu banget sama anaknya."

"Makanya, kamu harus nurut sama suami kamu selagi suami kamu ngajakin ke hal yang baik." Wanita paruh baya itu mengelus pipi putrinya dengan lembut.

"Kok Zahra geli denger bunda nyebut 'suami'." Perempuan itu bergidik, merasakan seperti ada yang menggelitik lehernya.

"Tanpa Bunda suruh, Ali bakal selalu jagain Zahra." Laki-laki itu tersenyum menatap Zahra dan Asma secara bergantian.

Asma tak henti-hentinya bersyukur karena Zahra sudah mau menerima perjodohan ini. Dan lihat sekarang, walaupun ini perjodohan tetapi cinta Ali sangat tulus kepada Zahra. Asma dapat melihat itu melalui sorotan mata Ali.

"Yaudah kalian berangkat, takutnya nanti ketinggalan pesawat." Asma berucap demikian dikarenakan jam sudah menunjukkan pukul 07:45 sedangkan pesawat mereka akan terbang pukul 09:25.

Mata Zahra sudah berkaca-kaca, rasanya dia tak mau meninggalkan Ayah dan Bundanya. "Bunda, Zahra gak mau balik pondok, mau disini sama bunda aja," rengeknya.

"Kamu gak malu dilihat suami mu?"

Gelengan dari Zahra membuat Ali terkekeh. Istrinya sekarang ini sudah mirip dengan anak kecil. "Zahra, ayok, taksinya udah nunggu didepan."

Zahra menatap Bundanya, "Bunda..." Perempuan itu menangis memeluk bundanya.

"Malu Zahra, kamu udah jadi istri masih aja nangis."

Perempuan berusia 19 tahun itu menguraikan pelukannya. Mengusap air matanya yang membasahi pipi. "Ayok," ajaknya kepada Ali.

"Kita pamit dulu ya Bunda, insyaallah kalau libur kuliah kita sempatin jenguk bunda sama ayah, assalamualaikum." Ali menyalami mertuanya, begitupun dengan Zahra.

Cinta dari Gus AliWhere stories live. Discover now