| - 05 - |

2.2K 8 1
                                    

Sesampainya memasuki halaman depan rumah Eithan, Michelle semakin merasa semangat dengan perasaan menggebu gebu diiringi ketidak sabarannya untuk melepas kerinduan yang tak dapat dibendung. Dengan pelan, ia mulai membuka pintu utama rumah Eithan yang terbuat dari kayu jati tua yang lembut, hingga tak menuai suara  nyaring yang dapat mengacaukan rencananya.

"Kok?"
Gusar bingungnya.
Menatap sepatu yang tersusun rapih di hadapannya.

Terlihat begitu aneh, pasalnya terdapat sepasang high heels berwarna merah cerah dari Balenciaga yang menganggur pada perapian tempat sepatu di samping tempatnya berdiri. Mengingat bahwa Eithan sama sekali tak memiliki saudari perempuan. Apalagi sepupunya. Karena Eithan pernah berkata bahwa dirinya seorang sajalah yang mendiami besarnya kota yang padat ini.

Tentu menuai tanda tanya besar dalam benak kepala Michelle. Karena menyaksikan secara langsung, sudah pasti ia dapat menyimpulkan dengan cepat, bahwa ada wanita lain di kediaman kekasihnya. Tetapi karena sudah terlanjur percaya dengan kekasihnya, sudah pasti ia menepis pikirannya yang buruk terhadap Eithan.

"Dia gak mungkin main belakang kok, Micchie! Tenang! Okey!"
Hela Michelle dengan yakin pada dirinya sendiri.
Sambil memijat kepalanya seolah menahan terkaan yang buruk.

Tanpa membuang waktu, kini ia ingin membuktikannya sendiri bahwa pikirannya salah besar. Ia pun mulai menghampiri sebuah ruang, yaitu ruang tidur Eithan, kekasihnya. Namun... seperti ada yang aneh dari 5 langkah keluar pintu. Suara itu... suara yang...

BRUG! BRUG! BRUG!

"Ahhh.. yess, goo aahheaad honey! Mphhh... aahhh.. arghhh!"
~ kegaduhan yang terdengar begitu jelas sampai ke luar.

Mendengar suara yang samar samar itu membuat Michelle menjadi semakin tak dapat menahan kecurigaannya. Semakin ia mendekati kamar itu, semakin keras dan jelas pula suara yang dapat ia tangkap. Tak mungkin telinganya salah dalam menangkap suara yang ada, sudah amat sangat jelas terdengar bahwa ini adalah suara desah yang kental.

Tanpa berpikir panjang dan memikirkan perasaannya, Michelle lantas membuka pintu kamar Eithan yang tertutup rapat namun tak terkunci itu. Ketika pintu sudah terbuka dengan jari jemarinya sendiri, kejutan justru datang menghampiri dirinya. Yang awalnya mungkin ia berniat untuk memberikan kejutan untuk kekasihnya, kini berbalik menimpa dirinya sendiri.

Alangkah tidak percayanya ia ketika menyaksikan Eithan yang tengah bermain api dengan seorang wanita yang tak ia kenali dengan gaya Doggy Style. Terlihat juga dengan jelasnya bahwa kebasahan terjadi pada bed sheet putih Eithan. Yang lebih mengejutkannya lagi, wanita itu mengenakan lingerie cosplay BDSM.

Michelle mulai teringat! Itu adalah hadiah yang pernah Eithan simpan untuk dirinya semasa ia berada di kota kelahirannya. Kini pakaian itu sudah mulai ternodai dengan peluh hasil kotor kekasihnya dengan wanita jalang itu. Walau terkejut dengan hadirnya Michelle, wanita gatal itu tak menunjukkan rasa malunya sedikitpun.

Kini hanya ada guntur yang mencabik secara tuntas dan siksa perasaan Michelle yang hancur melebur. Rasa tak percaya selalu hadir dalam kepala dan perasaannya, namun kini matanya sudah bersaksi. Tak ada yang dapat dijelaskan lagi. Semua sudah jelas terbukti bahwa kini ia sedang dipermainkan dalam hubungannya.

"Than? Kamu tega begini sama aku?"
Tanya Michelle yang dibarengi dengan isaknya berat.

"Micchie!"
Kaget Eithan.

Dalam kondisi kejut pun, tak ada niatan Eithan untuk melepas batang kemaluannya yang bernaung dalam liang vagina wanita persetan yang tengah bergaya anjing hina itu. Hingga pada seperkian detik kemudian, ia pun melepas batang kemaluannya dan bangkit dari ranjang menuju tempat Michelle berdiri mematung yang terus menyia-nyiakan air matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Sting of LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang