9. What Kind Of Feeling, Do I Have?

11.7K 1.4K 44
                                    


Setelah kejadian Fanny terjatuh malam itu, dia merasa ada kemajuan pada kakinya. Fanny juga tidak paham dengan perubahan tersebut, tetapi yang pasti dia merasa senang. Kini kakinya sudah bisa sedikit digerakkan. Bahkan setelah selesai terapi, kakinya malah sudah bisa dipakai berjalan walau dengan bantuan kruk. Meski hanya beberapa langkah, tetapi kemajuan itu sangat berarti buat Fanny. Harapan untuk bisa berjalan yang sudah dikuburnya dalam-dalam, muncul kembali. Nyeri yang sering dirasakannya juga sudah mulai berkurang. Fanny merasa sangat bersyukur. Jika Fanny merasa perubahan yang signifikan pada kakinya, Hari mengalami perubahan sikap sejak kejadian yang menimpa Fanny. Mungkin Hari merasa menjadi penyebabnya, padahal bagi Fanny, kejadian itu bukan mutlak kesalahan Hari.

Perubahan Hari sangat dirasakan Fanny, tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah. Ada-ada saja yang menjadikan Hari sering ke ruangan Fanny. Mengecek kerjaan atau sering mengajak berdiskusi. Tetapi tindakan Hari ini malah membuat Fanny seolah-olah hasil kerjanya tidak maksimal karena terus-menerus dipantau langsung oleh pimpinannya. Itu kalau di kantor. Di rumah, ada saja alasan Hari untuk datang. Kadang membawa Bimo, tetapi lebih sering sendiri. Hari beralasan ingin memantau perkembangan kaki Fanny karena dirinyalah penyebab utama Fanny terjatuh waktu itu. Sikap Hari jelas-jelas membuat Fanny serba salah. Hal yang sangat tidak mungkin, jika dia melarang bosnya datang ke rumah. Untuk menyingkirkan pikiran di kepala yang sudah menjelajah tak tentu arah, Fanny meyakinkan dirinya kalau perbuatan Hari hanya bentuk perhatian sebagai seorang pimpinan. Mungkin juga bosnya itu merasa kasihan dan merasa perlu bertanggung jawab atas peristiwa jatuhnya Fanny. Bosnya itu sudah bertunangan, jadi adalah hal yang sangat mustahil memiliki rasa lain di hatinya. Fanny belum pernah melihat tunangan Hari. Tetapi dia sangat yakin, calon istri bosnya itu pastilah cantik dan tentu dari kalangan yang sepadan.

Hari merasa bertanggung jawab penuh atas kejadian yang menimpa Fanny beberapa hari yang lalu. Jadi, sedapat mungkin dia selalu mengecek kondisi Fanny, di kantor maupun di rumah. Tak ada yang luput dari perhatiannya. Kalaupun Hari sedang berkutat dengan kerjaan yang tidak bisa dia tinggalkan saat di kantor, Hari akan meminta Linda mengecek kondisi Fanny ke ruangannya. Setelah tiba di rumah, begitu mobil telah masuk garasi, Hari akan bergegas ke rumah sebelah untuk melihat kondisi Fanny. Terkadang Hari tersentak jika mengingat peristiwa kecelakaan yang menimpanya dulu. Hal inilah juga yang membuatnya tidak bisa menghilangkan beban yang sudah ditanggungnya dari dua tahun yang lalu. Beban yang entah kapan bisa dilepasnya. Hari senantiasa diliputi kecemasan jika suatu saat nanti beban itu terlepas, sekaligus dia akan menerima kehilangan yang akan membuat penyesalan tak berujung. Walau akan menghadapi kenyataan pahit, Hari bertekad akan menghadapinya. Lebih baik dia berhadapan langsung daripada harus membawa seumur hidupnya, fakta yang telah disimpannya rapat-rapat dan tak ingin dibukanya.

***

Seorang pria dengan pakaian yang sangat pas—kemeja berwarna biru yang lengannya digulung hingga siku dengan celana canvas berwarna khaki—di tubuhnya yang tinggi dan tegap, tampan, berjalan memasuki lobi gedung Voidra di Kuningan pagi itu. Dia menuju area resepsionis dan menyampaikan tujuannya. Setelah resepsionis memberikan kartu akses, pria tersebut dengan wajah yang tampak bahagia berderap dengan cepat menuju lift. Terlihat sekali jika pria itu sangat ingin dengan cepat bertemu dengan seseorang tanpa pemberitahuan. Saat memasuki lobi tadi, dia sejenak memperhatikan lokasi tempat kerja yang dirasanya cukup representatif menunjukkan kalau perusahaan yang empunya gedung sangat bonafide. Setidaknya, melihat situasi di gedung kantor ini dia lega dan tidak perlu khawatir. Seseorang yang akan ditemuinya nanti dia pastikan suka dengan pekerjaannya saat ini.

Tiba di di lantai 27, dia menghampiri greeter Security. Setelah menyembutkan nama, sang Security memintanya menunggu. Security itu kemudian terhubung dengan interkom dan tak lama pintu frameless yang membatasi ruang lobi dengan ruang kerja, terbuka.

The Sound Of You (Terbit - Faza Citra Production)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang