so wrong, yet feels so right

3.4K 317 5
                                    

Author : idhiotic / malfycs.tumblr.com

Warning : make out session ;)

Intisari : Draco tidak begitu menyukai orang-orang, apalagi mereka yang berasal di luar asrama Slytherin. Tapi kau? Well... kau berbeda. Kau adalah satu-satunya pengecualian baginya.

.

Kadang saat kau sedang melaksanakan jadwal patroli di sekitar kastil sebagai Ketua Murid, kau mendapati bahwa kau menemukan Draco dimanapun. Kau tahu dia punya jadwal yang sama denganmu, tapi bagian patrolinya jauh berada di sisi lain kastil. Tidak ada kemungkinan yang bisa membuatnya berpatroli sampai sejauh sisi patrolimu kecuali guru memaksanya untuk melaksanakan tugas lain atau dia sendiri yang dengan sengaja melakukannya. Kau menyadarinya beberapa hari terakhir ini.

Kau tidak ingat kapan kau mulai menyukai Draco, tapi kau tahu kau membenci bahwa hal itu adalah fakta. Dia membully orang-orang, temanmu. Dia benci semua orang, dan terkadang dia bahkan terlihat seakan dia membenci dirinya sendiri. Dan lagipula, bagaimana dia tidak? Dia kasar, bocah sombong yang menggunakan mulut besarnya untuk membuat orang lain merasa lebih rendah dari dirinya.

Dan meski dengan semua itu, kau masih dengan tulus merasa tertarik padanya, seperti gravitasi yang tidak mau membiarkanmu melompat terlalu tinggi. Kau memberitahu teman-temanmu tentang ini, mengira kalau kau bisa mempercayai mereka, tapi semuanya berjalan berlawanan dari apa yang kau harapkan.

Suatu hari saat itu tengah makan siang, kau memutuskan untuk memberitahu teman-temanmu. Fakta bahwa kau menyukai salah satu murid paling di benci di Hogwarts sudah memakanmu hidup-hidup selama beberapa minggu terakhir, dan akan ada saatnya kau harus memuntahkannya dari dadamu.

Kau duduk dengan sabar di meja Ravenclaw menunggu temanmu datang, kakimu bergoyang ke atas dan ke bawah dengan cepat. Matamu terarah cemas ke sekitar Aula Besar dan entah bagaimana terlandas pada meja Slytherin saat tawa riang meraih telingamu. Kau mengenali tawa itu dengan pasti, dan segera matamu beradu dengan Draco yang menatapmu penuh keheranan. Alisnya bertaut melihat ekspresmu yang cemas dan dia makin merengut begitu melihat kau menggigit bibir, kebiasaanmu setiap kecemasanmu melewati batas wajar.

Pikirmu dia merengut karena mendapatimu menatapnya, terkejut karena fakta itu, jadi kau segera menghentikan kontak mata dan memejamkannya, perlahan memarahi dirimu sendiri karena bersikap bodoh.

Bagaimanapun, kau salah. Draco bukan terkejut, dia risau. Ada sesuatu yang mengganggumu, dan dia sangat ingin untuk tahu sebabnya. Dia baru hendak bangkit dari duduknya, tapi saat dia melihatmu membuang muka dengan jijik terpancar dari matamu, segala yang sedang ia fikirkan maupun rasakan segera menghilang dan dia terpaku di tempat duduknya.

Kau benar-benar membencinya. Draco kira mungkin setiap kali dia memergokimu menatapnya dan menggodamu karena itu mungkin adalah karena kau merasakan hal yang sama dengan apa yang ia rasakan padamu, tapi setelah melihat pancar kebencian dari mata yang sangat ia kagumi, harapannya berubah jadi setitik dari sebelumnya yang secercah dan terus tumbuh.

Dia membuang wajah saat teman-temanmu sampai di meja dan menolak untuk memandangmu selama sisa makan siang.

Kau menghela nafas lega begitu teman-temanmu akhirnya duduk di hadapanmu, mencondongkan badan untuk mulai mendengar apa yang akan kau sampaikan.

"Jadi... apa yang begitu penting yang harus kau katakan?" Tanya salah satu temanmu.

Teman-temanmu mengharapkan jawaban saat kau membuka mulut, tapi malahan yang mereka dapat hanya hening. Temanmu memutar bola matanya.

"Ayolah! Apapun itu, pasti tidak buruk amat! Kau bisa mempercayai kami!" desaknya.

Kau menghela nafas, menutup mata lagi dan membuka mulut, berdo'a semoga kata-kata akan mampu keluar kali ini.

Draco Malfoy One Shots Collection [bahasa]Where stories live. Discover now