Apple - pt. 2

1.3K 163 73
                                    

"Sebenarnya aku baru mendapatkan telpon dari kerabat orang tua yang dulu sempat mengasuh Haruto di Jepang. Mereka baru berani mengatakannya sekarang setelah sekian lama diam."

Seluruh tubuh Jaehyuk menegang, tidak siap mendengar perkataan Asahi selanjutnya.

"Jaehyuk-ah, ternyata Haruto bukanlah seorang remaja. Tidak ada yang tahu pasti, tapi sepertinya dia sudah berumur sekitar empat puluh tahun."

"Sa-Sahi, kau bercanda 'kan? Tidak mungkin."

"Jae, ketika Haruto sudah menemukan targetnya, dia akan dengan senang hati membiarkan dirinya diadopsi. Biasanya, kalau dia merasa tidak puas, segala cara dia gunakan agar calon orang tua tidak jadi mengadopsinya."

"Itu berarti .... Doyoung? Ruto sudah mengincar Doyoung sejak pertama kali kami mengunjungi panti asuhan?"

"Beritahu Doyoung secepatnya, dan kau, carilah tiket pulang sekarang. Doyoung pintar, aku yakin dia pasti tahu apa yang harus dilakukan."

"Yes, thank you Sahi. Aku tutup dulu telponnya."

"Jae?"

"Y-ya?"

"Tenanglah, Doyoung pasti akan baik-baik saja."



























"Cepat angkat, Young-ah. Aku mohon."



--

































"Ruto-ya, belum mengantuk? Sudah jam sebelas, Mommy ingin tidur."

Doyoung menguap, tangannya tidak berhenti mengelus kepala Haruto yang berada di pahanya. Anak lelakinya itu tampak sangat nyaman dan masih tenggelam dalam acara televisi yang mereka tonton.

"Sebentar lagi, Mom. Sepuluh menit lagi acaranya akan selesai."

Haruto membawa tangan Ibunya ke depan untuk diberikan kecupan-kecupan kecil, setelah itu dengan nyaman memainkan jari-jari lentik milik Doyoung.

Bibirnya membentuk seringai menyeramkan, yang tentu saja tidak dapat dilihat oleh Doyoung.

Tidak ada yang dapat menyaingi kebahagiaan yang Haruto rasakan selama lima hari ini, bisa bermesraan dengan bebas tanpa harus peduli dengan keberadaan Ayahnya.

Semua perlakuan itu diterima Doyoung tanpa rasa curiga, dirinya malah sangat senang karena akhirnya Haruto memperlihatkan sisi manjanya.

Semenjak kejadian tidak mengenakkan dengan Jay, Haruto memutuskan untuk tidur di kamar Mommynya dengan dalih untuk terus berada di sisi Doyoung dan menjaganya, takut kejadian serupa terulang kembali.

Ia bisa mencuri-curi waktu untuk memeluk dan mencium si cantik ketika sudah terlelap, layaknya sepasang suami istri.

Haruto juga tidak segan meninggalkan tanda-tanda kemerahan di tubuh sang Mommy, salahkan Ibunya yang sangat susah untuk bangun ketika sudah tertidur.

Tenang, Ia meninggalkan tanda di tempat yang tidak mungkin Doyoung sadari.



--




























Deringan ponsel Doyoung memecah keheningan yang sejak tadi menyelimuti.

"Ruto-ya, berdiri sebentar, Mommy mau mengecek siapa yang menelpon."

COULD IT BE LOVE? | TREASURE HARUBBY ONE-SHOT COLLECTION (HARUTO X DOYOUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang