Forgotten Memories

1.4K 53 14
                                    

Crimson Butterflies; Final Frame

2nd Season

By. Luna Sedata

All characters belong to Tecmo.inc as this is only one of fan fiction from Playstation 2, X-box, and Nintendo Wii Game. With this disclaimer, author owe nothing with Tecmo-Koei.inc

 

Cerita berikut adalah kelanjutan dari Crimson Butterflies; The Fatal Frame yang di-upload di Wattpad sejak awal tahun 2012 lalu. Ditulis berdasarkan game paling favorit di jepang yang terkenal dengan judul Zero, atau Fatal Frame saja di eropa dan amerika.

Mengisahkan tentang perjuangan Mio dalam menolong kakak kembarnya; Mayu. Ditulis kembali dengan gaya novel dan alur cerita yang cukup detail sehingga dapat dinikmati bahkan tanpa harus bermain gamenya. Tentu saja jika reader pernah memainkan gamenya akan memudahkan untuk mengikuti kisah ini. Well... enjoy the story.

Genre : Adventure, Horror, Tragedy, Fantasy.

______________________________________________________________________________

Hour 8 of 2nd : Forgotten Memories

 

“Misao Asou, that was our father's real name...

~ Mayu Amakura

            Derit lantai terdengar samar dari arah koridor lantai tiga rumah Tachibana. Suara itu berasal dari Mio, yang berjalan pelan menelusuri lorong terakhir dengan perasaan tertekan. Matanya tampak sedikit bengkak yang membuktikan bahwa dia baru saja menangis.

            Berbagai macam pikiran terus mengambang dalam kepalanya. Sementara kunci milik Chitose dipegangnya dengan erat, suara lonceng yang terikat pada kunci tersebut mengiringinya sepanjang perjalanan.

            Tidak butuh waktu lama bagi Mio untuk kembali sampai di ruang tempat Mayu terkurung. Saat Mio mulai berpikir bisa mendapatkan kakaknya kembali, apa yang menunggunya di sana hanyalah sebuah ruangan kosong dengan pintunya yang telah terbuka.

            Mio berdiri dalam diam, terpaku dengan apa yang baru saja dilihatnya.

            Merasa letih dengan semua ini, Mio pun menjatuhkan dirinya di depan pintu. Mio benar-benar tidak mengerti akan jalan pikiran Mayu sekarang. Padahal Mio ingat betul bagaimana dia berpesan pada kakaknya agar tidak meninggalkan ruangan apapun yang terjadi. Mio merasa usahanya selama ini sia-sia belaka.

            “Sebenarnya, apa yang kau pikirkan... Mayu...?” gumam Mio sembari menghela napas. Mio menatap kunci lonceng yang direbutnya dengan susah payah itu, tampak kecewa sebelum memutuskan untuk menyimpannya kembali ke dalam tas.

            Mio menoleh ke arah pintu di sampingnya. Sesuai dugaan, gembok dengan simbol lonceng itu kini tergantung dengan longgar, terlepas dari keyakinan Mio yang berani mempertaruhkan seluruh tabungannya kalau beberapa saat yang lalu, gembok itu masih terkunci dengan rapat.

            Sadar kalau dia tak bisa membuang waktu percuma, Mio pun kembali berdiri sembari memasuki ruangan kosong tersebut, hendak memeriksanya lebih jauh.

Crimson Butterflies 2nd; Final FrameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang