Second Meet

31 3 46
                                    


2 Februari 2018.

12.30

Tidak seperti biasanya, hari ini aku lebih memilih untuk makan siang di luar. Biasanya saat jam makan siang seperti ini aku akan pulang sebentar ke rumah untuk makan siang bersama Minyul dan orangtuaku.

Hari ini aku harus makan enak.

Entah mengapa hari ini cukup melelahkan, padahal aku hanya mendiskusikan project lagu baru untuk salah satu soloist di agensiku.

Junkfood menjadi pilihan mutlak. Sudah lama aku tidak makan enak setelah diet yang ku jalani.

"Selamat datang,"

"Burger xxx, 2 french fries, 1 cream soup, dan 1 cola big size."

Kau tahu, perut laki-laki itu tidak ada batasnya.

"Pelanggan nomor 402."

Tunggu.

Sepertinya aku familiar dengan bocah ini-

"Dompetku?"

"Tunggu sebentar,"

Kulihat ia merogoh ranselnya, mencari-cari keberadaan benda keramat kepunyaannya.

Nihil. Kemudian dia beralih ke kantung hoodie dan roknya.

".....sepertinya dompetku ketinggalan...."

Suaranya memang lirih namun masih dapat ku dengar.

"Permisi, Anda akan melakukan pembayaran via apa?" kasir itu membuyarkan konsentrasiku.

"A-ah, via card saja,"

Aku melirik sekilas bocah perempuan tadi. Masih sama, dia sepertinya bingung harus apa. Padahal makanannya sudah dibungkus rapi.

Banyak pula.

"Ehm, tolong punya dia dimasukkan ke tagihan saya,"

"Ahjussi?"

Deg.

Bocah itu. Gadis pendek yang kena tumpahan ice americano punyaku.

"A-ahjussi kenapa membayar—"

Aku segera memalingkan muka dan beranjak dari depan kasir setelah menerima nampan berisi makanan pesananku, kemudian duduk di kursi dekat jendela.

"Ahjussi tunggu!"

Bisa kurasakan keberadaannya yang datang di depan mejaku.

"P-permisi,"

Aku menatapnya sambil mengunyah french fries.

"Itu...anu..."

"Kenapa ahjussi membayar makanan saya?"

Karena aku merasa bersalah padamu, bocah.

"Duduk." perintahku.

"Y-ya?"

"Kataku, duduk."

"Maaf." kataku setelah menelan.

"Maaf sudah membuat jaket, buku, dan sebagian wajahmu basah saat itu. Saya juga minta maaf sudah membuatmu kesal."

"...oh...."

"Uh...itu...sebenarnya saya juga minta maaf sudah membentak ahjussi. Saat itu saya sedang stress karena ujian."

Kalau bicara itu tatap mataku, gadis kecil. Aku bukan orang jahat.

30 cm Between UsWhere stories live. Discover now