Bertemu

16 1 0
                                    

Azaria Gantari POV

Terkadang, hidup hanya cukup untuk mensyukuri apa yang telah diberi, menetapkan sesuatu yang berarti, dan mengagumi yang dinanti. Proses itu, usaha itu adalah bagian dari cerita panjang yang akan dilalui, membentuk kenangan kuat tertanam dalam diri. Dan anehnya, terasa terlalu cepat terlewati.

Tuhan menciptakan manusia penuh dengan kasih sayang. Seperti halnya dia, yang memiliki keindahan paras dan jiwa yang memikat, senyum yang menawan, mata yang menenggelamkan, dan pribadi yang menyenangkan. Seolah dia adalah bentuk kasih sayang yang Tuhan berikan. Lekukan tegas yang tergambar di wajahnya, garis alis tebal yang terbentang hampir menyatu di kedua ujungnya adalah hal detail yang dapat ku gambarkan untuknya. Dan kehadirannya, selalu ku syukuri dan ku kagumi, namun belum tentu dapat ku miliki.

Siapa sangka bahwa hal tak terduga selalu hadir untuk sekedar menyapa. Bahwa tawa dan bahagia beriringan memberikan luka. Tidak ada yang dapat menduga. Dan berakhir dengan bertanya-tanya.

Sudah cukupkah ? Sudah pantaskah?

Saat ini, aku hanya terpaku diam dalam sunyi sembari mengucap kata bahwa aku menginginkannya, merindukan gerak langkahnya, dan berharap akan selalu didekatnya. Namun terkadang dibalik indahnya cerita, skenario kehidupan bertindak kejam dengan memberikan cuplikan kisah cinta yang menuai luka. Menguji rasa. Mempertaruhkan kesetiaan.

Memang butuh waktu lama untukku menyadari semua. Menyadari keberadaannya, kehadirannya, kehangatannya yang sampai saat ini takkan ku lupa. Dan belajar bahwa cinta itu tidak hanya diisi oleh bahagia, namun juga menoreh luka.

Dan sesaat ketika diriku sadar sepenuhnya bahwa ketika rasa itu hadir, maka hal penting yang harus aku lakukan adalah siap jatuh yang sebenar-benarnya jatuh ketika jatuh cinta.

Karena di setiap bait yang ku putuskan dalam hidup, pintaku hanya satu. Menjadi tempat ternyaman bagi dirinya.

kata-kata yang ku ketik di layar monitor di hadapanku ini hanyalah sebagian dari semua hal yang ingin ku ungkapkan. menulis memang hobiku dan memperhatikan setiap detail dia adalah keseharianku. iyaa, dia. orang yang selalu ku nanti kehadirannya dan sosok yg selalu ku tunggu kedatangannya.

Dan kata-kata tadi adalah sebagian dari gambaran tentang dirinya. Mari mampir sebentar, akan ku ajak berkenalan ke hari dimana aku pertama kali bertemu dengannya.

~flashback on~

Dalam relung hati yang kuyakini adalah dia, sesosok lelaki asing yang kutemui disebuah kedai kopi dekat kampus bernuansa alam dan sederet kursi kayu berjejeran tengah asik menikmati suasana disekelilingnya, menghirup separuh oksigen yang terlintas melewati hidungnya, dan meneguk secangkir kopi ditangannya.

"Pahit." Katanya sambil mengernyit memberikan tanda pahit dari kopi yang diminumnya.

Bodoh. Pikirku setelah melihat tingkah anehnya. Karena yang ku tahu, apapun bentuknya, semanis apapun gula yang ditaruhnya, rasa pahit dalam kopi akan selalu ada. Apa begini yang dinamakan first impression terhadap seseorang? Dari sekian banyak pembeli di kedai ini, anehnya. Hanya dia yang tampak meminta untuk terus ku perhatikan. Dengan jarak yang tidak jauh dari tempat ia bersinggah menikmati sendiri, dapat terlihat jelas melalui retina mata ini. Lekukan garis wajahnya, garis alis tebal yang hampir menyatu dikedua ujungnya, bibirnya dengan senyuman rupawan terlukis jelas disana, aku melihatnya dengan jelas. Tampak jelas.

Aku menjadi tidak bernafas seketika ia menatap arah dimana aku berada. Mencoba mengendalikan diri dan berpikir untuk yang kedua kali, namun pada akhirnya....

Gila! Ngapain juga merhatiin orang asing? Fokus nugas, Azaria!

Gerutuku menyadarkan diri sendiri. Bergegas ku kembalikan tatapan menuju layar monitor di laptopku, aku mengalihkan semua pandangan yang semula untuknya, berbelok arah kemana aku bisa menghindari tatapannya. Tapi, aku mendengar deru langkah kaki seseorang yang sedang mendekat, semakin dekat, sampai kedekatannya hampir bisa ku rasakan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 21, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hai, Az! Where stories live. Discover now