Rencana tersembunyi

77 15 3
                                    

Ternyata semesta tak sebaik itu, setelah kebahagiaan yang baru saja menghampiri Rosie beberapa minggu belakangan harus kembali menghilang setelah dering telepon menyampaikan kabar buruk yang tak pernah Rosie duga.

"Maaf. Saya harus menyampaikan kabar jika bapak Andreas meninggal dunia akibat bunuh diri disel tahanan."

Dunia Rosie mendadak runtuh, namun tak sedikit juga rasa lega berhasil membantunya untuk tetap tenang. Luka-luka lama yang selama ini susah payah dikubur dalam-dalam kembali muncul kepermukaan, tentang rasa sakit juga trauma yang dia alami akibat perlakuan laki-laki itu.

Rosie mencengkram ujung bajunya kuat-kuat, air matanya mendadak turun membasahi kedua pipi. Kebencian itu memang tidak akan pernah hilang dimakan waktu, namun mau bagaimanapun kenyataannya laki-laki itu adalah ayahnya sendiri.

Selama bertahun-tahun Rosie hidup tanpa tahu keadaannya, lalu sekarang kabar pertama yang Rosie dengar adalah kematian. Rosie terisak hingga mengundang tanya bagi David yang kebetulan ada diluar kamarnya.

Laki-laki berdarah Amerika itu langsung membuka pintu kamar dengan cepat, lalu menghampiri Rosie yang masih duduk di tepi tempat tidur. Dia menunduk, menyembunyikan tangisan yang bahkan dapat didengar dengan jelas.

"Rosie! Hey, what's wrong? Kenapa kamu menangis?" David berjongkok dihadapan Rosie, kedua tangannya menangkup wajah itu dengan cepat dan menghapus jejak air mata Rosie. "Kenapa? Kamu mimpi buruk?"

Rosie enggan mengangkat kepalanya, dia terus menunduk dan terisak. "My father died and he's going to hell."

"What?! Maksudmu?"

"Orang yang sudah menyiksaku, dia akan pergi ke neraka, David! Dia akan pergi ke sana untuk mendapatkan balasan dari apa yang sudah dia lakukan kepadaku!"

Rosie melayangkan tatapan tajam ke arah David. "Dia akan ke neraka. Iya, neraka!"

Suaranya bahkan naik beberapa oktaf, Rosie berteriak histeris, ekspresi wajahnya pun langsung berubah menjadi datar. David yang melihat itu langsung memeluk tubuh Rosie dengan erat.

"Rosie, tenang. Aku mohon tenanglah."

Walaupun pemberontakan terus Rosie lakukan untuk lepas dari pelukan David, David malah mempererat pelukan itu hingga Rosie kehabisan tenaga dan menyerah.

"Dia akan menerima balasannya. Dia juga akan menderita sepertiku." Tubuh Rosie mendadak lemas, hampir terjatuh jika David tak menahannya dengan cepat.

"Iya-iya." David tidak melepaskan pelukannya sedikitpun, salah satu tangannya kini beralih mengusap pucuk kepala Rosie, bermaksud untuk menenangkan. "Tenanglah. Aku ada disini, aku akan selalu ada untukmu, Rosie."

Surai ash silver yang menjadi kebanggan Rosie kini sudah terlihat berantakan, dia kembali menangis dipelukan David. "Aku membencinya. Tapi dia ayahku! Aku memang menginginkan dia menghilang, tapi kenapa rasanya duniaku mendadak hancur. Aku harus bagaimana?"

David sama sekali tak bersuara selain mendengarkan serentetan kalimat yang terus keluar dari mulut Rosie, tangannya juga tak henti mengusap kepalanya. David mendadak merasa iba, trauma yang Rosie miliki ternyata datang karena perlakuan ayahnya sendiri.

Rencana awal David yang sudah tersusun rapi mendadak goyah. David merasa bersalah lebih dari apapun ketika melihat Rosie hancur seperti ini, namun apapun alasannya, David tak bisa menghentikan rencananya begitu saja, karena dirinya tahu jika Rosie sudah perlahan masuk kedalam perangkapnya.

Laki-laki dengan nama belakang Shawn itu hanya harus terus bersikap seolah-olah peduli terhadap Rosie agar gadis itu semakin percaya, sebelum akhirnya melancarkan aksinya untuk melangkah lebih jauh.

LOSEWhere stories live. Discover now