Dari masa Ke masa

1K 157 20
                                    

Seorang bocah laki laki yang berumur 5 tahun menatap aneh seorang bayi perempuan yang sedang terduduk di baby seat. Bocah laki laki itu heran, kok bisa ada bayi secantik ini.

"Wah Johnny ngeliatin dedek Wendy terus ya. Cantik yah nak dedeknya?"

Johnny yang saat itu masih tak mengalihkan pandangannya pada Wendy tanpa sadar mengangguk cepat, hal itu disusul tawa bahagia antara Mamanya dan Mama Wendy.

"Entar Jodohin ajalah Jess."

"Boleh Mbak. Duh pasti gemes banget entar."

"Sip yah, Wendy udah ku booking jadi menantu nii."

"Hahahaha iya Mbak. Johnny nya juga pas gede pasti cakep."







"Johnny? Ini apa?"

Johnny yang sedang mencari kucing Mamanya pun menengok ke arah Wendy yang sedang menunjuk seekor hewan.

"Itu namanya Belalang Wen, sini sini jangan pegang pegang. Entar kamu di gigit lho." ucap Johnny yang lalu menarik Wendy agar menjauh dari tanaman yang ada belalangnya.

Wendy mengangguk patuh lalu mengikuti Johnny yang mencari kucing Mamanya yang hilang.

Johnny pasrah, lelah sekali mencari kucing yang entah masih hidup atau enggak.

"Eh?"

Johnny terkejut saat tangan Wendy mengusap peluh di dahinya, "Johnny keringetan, Wendy gak bawa sapu tangan." ucap Wendy sambil mengelap peluh Johnny dengan telaten.






"Ah?"

"Lu belom makan. Berenti dulu, nih makan."

Wendy tersenyum saat menerima lunch box yang dibawa Oleh Johnny. Wendy yang sedang belajar untuk ulangan memang selalu melupakan jam makan siangnya.

"Lu gak ada jam ekskul John?"

"Udah tadi, makanya gue langsung kesini."

Wendy mengangguk lalu mulai menyantap makanannya. Johnny mengambil dua lembar tissue yang di sediakan oleh ruang belajar sekolahnya di masing masing meja, ia melipat dua lembar tissue itu menjadi bagian kecil dan tebal.

Tangan Johnny bergerak mengelap Sisa saus makanan yang tertempel di sisi ujung mulut Wendy, "Kebiasaan yah Bu."

Wendy hanya tertawa manis menanggapinya, "makasih."

Johnny mengangguk lalu meluruskan kakinya di bangku panjang yang ia duduki, badannya dia senderkan di dinding belakangnya, memposisikan tubuhnya senyaman mungkin lalu memejamkan mata.

"Besok gue mau ngawal anak anak baru. Lu kalo mau pulang dulu gak papa kok, bakal lama kayaknya."

Masih dengan mata terpejamnya Johnny menjawab, "gak. Gue mau liat anak baru juga."

"Ya Allah John, masih anak baru udah ada yang mau di kerdusin."

"Ya sapa tau ada yang gemes gemes kan, sayang di lewatkan."

Wendy hanya mengangguk ngaggukan kepalanya. Biasalah, Johnny Gilang Alaric tuh biasa tebar pesona.

"Gue bisa ga yah masuk kedokteran."

"Bisa, Wendy gue kan pinter."

"Tapi gue takut gak keterima John."

Johnny membuka matanya lalu duduk menghadap Wendy yang sedang menunduk memainkan jari jari tangannya. Tangan Johnny bergerak menepuk kepala Wendy, "trust Yourself as You trust me."

Wendy mendongak sambil menatap Johnny yang masih menatap Wendy. Wendy tersenyum lalu mengangguk,
"huhuhuhu makasih Johnny." ucap Wendy sambil terharu.

Bagi Wendy, Johnny tuh bisa aja bangkitin semangat dan moodnya.

Bisa juga ngancurin kok, kayak gini,







"John? Dimana? Gue udah di depan parkiran nih."

" Aduuh maaf banget nih Wen, gue lagi nganterin Callista. Sumpah maaf banget tapi, kesempatan ini takan ku lewatkan."

Wendy cuman bisa ngedengus sambil nyabar nyabarin dirinya sendiri. Dia tuh lagi puasa, mana panas banget, seharian ngerjain terus di marahin dosen baru. Mantap banget.

Wendy mengambil nafas lalu dihembuskan secara perlahan, "yaudah lu ati ati bawa mobil nya."

"Azeeek makasih cantik."

Tut.

××××

Boleh dong minta Tanggapannya ^^

Possessive Where stories live. Discover now