10

2.9K 279 55
                                    





♠♠♠


"Linlyn berangkat ke sekolah bersama Daddy saja yah, hari ini Mom tidak bisa soalnya harus segera pergi ke rumah sakit." Ucap Harry pada putrinya yang baru saja keluar dari kamar.

Harlyne menatap ibunya yang sudah rapi dengan setelan jasnya bersiap untuk pergi ke rumah sakit padahal masih jam setengah tujuh pagi.

"Nanti Linlyn sarapan bersama Daddy juga, jika belum bangun disiram saja dengan air. Mom sudah menyiapkan semuanya, jadi kamu tidak perlu khawatir. Bekal kamu sudah ada diatas meja, kalau uang saku dari Daddy saja. Jangan lupa membawa minum kesekolah, pakai bedak, rambutnya di sisir biar rapi".

"Mom.."

"Ada apa?" Harry menatap putri semata wayangnya yang saat ini sedang berdiri dengan pandangan bingung.

"Tapi.. Ini hari Minggu".

"Benarkah?" Harry memeriksa ponselnya, "astaga!" Setelah itu menepuk jidatnya. "Yasudah, Linlyn nonton tv saja atau mengerjakan apapun itu. Mom pergi dulu". Harry mendekati Harlyne kemudian mencium pipinya lalu berjalan menuju garasi.

"Bye Mom, jangan lupa juga untuk makan. Mom sendiri sering melewatkan jam makan siang".

"Thanks honey, see you later".

"Mom dimana?" Tanya Tom pada putrinya yang sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi.

Emerald Harlyne memandang ayahnya dengan malas, "sudah pergi ke rumah sakit, Dad saja yang terlalu lama bangun".

"Biasanya kan Mom yang bangunin Dad".

"Sudah tua kok manja". Sindir Linlyn.

"Namanya juga sudah tua, ya harus manja".

Harlyne mendengus, "Linlyn heran kenapa dulu Mom bisa menikah dengan Dad, jangan bilang Dad pakai ilmu gaib yah?"

"Enak saja kamu". Tom merasa tidak terima dengan perkataan putrinya, "Mom itu terpesona dengan ketampanan Dad, kharisma Dad, dan jangan lupa kedermawanan Dad". Ucap Tom dengan bangga.

"Paling juga Daddy yang memohon-mohon tidak diceraikan Mommy". Cibir Harlyne.

"Kamu ini yah, kalau Daddy dan Mommy tidak menikah, kamu tidak akan lahir".

Harlyne tertawa singkat, "mungkin Linlyn tetap lahir, tapi dengan visual yang agak berbeda, berambut pirang atau coklat mungkin, atau merah?"

"Tapi yang paling unggul itu dari Daddy".

Harlyne menggelengkan kepala lalu mulai menikmati makanannya, "nanti Dad dirumah sendirian yah".

"Memangnya kamu akan kemana?"

Harlyne mengendikkan bahunya, "jalan-jalan bersama Scorpius".

"Uhuk! Uhuk!"

Harlyne yang melihat ayahnya terbatuk tiba-tiba pun langsung memberikan segelas air. "Dad ini makan saja tersedak, apa kalau makan juga harus disuapi Mom?"

Day By DayDonde viven las historias. Descúbrelo ahora