01. Bertemu Kembali

64 18 4
                                    

"Oi.... Ki....ahahaha"

Teriakan itu diselingi tawa pada akhir kalimatnya.

Seorang pemuda yang sedari tadi sibuk dengan dunia sosmednya mengangkat wajahnya. Dia tersenyum. Disana. Didepan sana. Ada seorang pemuda yang membuatnya menunggu sampai hampir satu jam dibandara ini. Pemuda yang membuatnya kelimpungan karna rindu selama 3 tahun ini. Dan seorang pemuda yang sangat berharga dihidupnya sampai sekarang.

Pemuda itu berlari dan  melambaikan sebelah tangannya yang dibahunya tersampir sebuah tas selempang. Tangannya yang lain menyeret sebuah koper. Dan diwajahnya terukir tawa yang lebar. Jelas dia sedang bahagia.

Dia bangkit dari duduknya. Memasukkan ponsel screentouchnya ke saku jas putihnya. Ia balas melambaikan tangannya.

Bruuk!

Matanya membola. Ia segera melangkahkan kakinya cepat. Menghampiri seorang pemuda yang sangat dia rindukan selama ini. Pemuda itu tersungkur. Mungkin dia tersandung. Entahlah.

"Uuhh... sakit" ucap pemuda itu. Bibirnya mengerucut. Tangan kirinya mengelus tangan kanannya. Kepalanya menunduk melihat telapak tangan kanannya yang tergores aspal bandara.

Saat sampai didekat pemuda itu. Pemuda yang dipanggil "KI" itu berjongkok. Lalu menyentuh bahu pemuda yang lain.

"Apa kau tidak apa apa Ka?" Tanyanya penuh dengan nada khawatir.

Pemuda yang dipanggil "KA" itu mengangkat wajahnya. Menatap wajah Ki. Dimatanya terlihat sekali binar cemas. Ka nyengir. Menampakkan deretan giginya.

"Gakpapa kok Ki. Kan cuman jatuh. Tadi aku tersandung kaki ku sendiri hehe." Ucapnya sambil mengangguk anggukkan kepalanya.

"Hahaha kau membuatku khawatir tau Ka. Baiklah... kalo begitu.... selamat datang kembali Ka-Chii"

Ka membuka mulutnya. Ia tertawa lebar. Lagi. Meski sudah terjatuh. Dan badannya nyeri. Tapi tidak ada yang lebih membahagiakan selain mendapat sambutan dari orang yang disayangi.

"Ya.... terimakasih Ki..." ucapnya lalu  nyengir. Lagi.

Ki mengangkat tangannya lalu meletakkan di atas kepala Ka. Dan mengacak rambutnya. Rambut Ka tidak berubah. Masih sama. Gak berbeda. Halus. Dan rapi. Surai berwarna gradien itu terlihat lebih bersinar sekarang. Mungkin karna pemiliknya sudah dewasa. Jadi bisa merawatnya.

"Rambutmu masih halus ya Ka-Chii. Meski lebih rapi dan bersinar daripada dulu. Aku suka warnanya. " ucap Ki.

Ka melongo. Lalu mengerjap.

"Apa ada yang aneh?. Harusnya kau bangga padaku Ki.." ucap Ka manyun manyun.

Ki tergelak. Ia berdiri. Lalu mengulurkan tangannya. Ka mendongak. Ia menatap wajah Ki. Ki tersenyum dan menutup matanya.

"Kalau begitu ayo... kita kerumahku dulu ssu" ucap Ki.

Ka berbinar. Lalu mengangguk. Ia menerima uluran tangan Ki. Lalu menggenggamnya.

Ki mengambil alih koper Ka. Lalu mengenggam tangan kiri Ka.

Mereka mulai melangkahkan kaki menuju pintu keluar. Tak lupa senyuman yang terukir manis dibibir keduanya.

Biarkan saja. Saat ini mereka sdang bahagia. Bergembira. Senang. Dan haru. Bercampur aduk didalam hati masing masing.

Mereka bahagia. Itu sudah jelas. Dan.... mutlak.

*******

Ka merebahkan pantatnya di sofa mewah. Di rumah Ki tentu saja. Ia menyenderkan kepalanya disandaran sofa. Sesekali ia mengelus surai merahnya. Kepalamya sedikit pening sehabis perjalanan jauh.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 16, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ki Dan KaWhere stories live. Discover now