2. Sweet Talk

302 13 7
                                    

Hiks...hiks

"Eh Nami?"

Nami yang sedang menangis di kebun jeruk nya segera mengelap bekas air mata nya dan memastikan kalau wajah nya tidak terlalu sembab.

"L-luffy? Sedang apa kau disini?"

"Kau sendiri sedang apa?"

"A-Ahaa..aku sedang...um...t-tidak bisa tidur hehe, dan aku hanya ingin melihat pemandangan dari kebun sepertinya dapat membuat ku sedikit mengantuk" Nami berniat untuk mengelabui Luffy dengan alasan murahan nya.

"Heee...soukka"

Mendengar jawaban dari Luffy cukup membuat Nami lega, dia sedang malas meladeni Luffy yang nanti nya akan banyak tanya dengan alasan nga menangis.

"Apa kau benar disini karena tidak bisa tertidur?"

"M-mungkin...tadi siang aku cukup lama tertidur jadi malam ini mata ku belum terlalu lelah" lagi-lagi keluar alasan murahan.

Luffy menatap navigator nya yang sedang menghindari kontak mata dengan nya. Luffy menaiki pegangan kapal dan berjongkok di atas nya.

"Oi Nami"

"Hm?"

"Kau tahu? Kalau ingin menangis kau boleh menangis kok"

"Eh? A-apa maksud mu? Aku tidak menangis"

"Mungkin kau bisa menutupi wajah sembab mu karena langit yang gelap, tapi aku masih bisa mendengar getaran di suara mu"

Pipi Nami tiba-tiba memanas dengan hal yang baru saja Kapten nya ucapkan. Ia heran dengan sifat Luffy yang tidak seperti biasa nya.

Bersamaan dengan itu, tangisan yang sedari tadi Nami tahan seketika pecah. Tangan nya mengepal erat, rasanya sedikit malu menangis di depan Luffy. Walaupun bukan yang pertama kali nya Luffy melihat ia menangis, tetap saja ia merasa malu karena terlihat lebih di hadapan Kapten nya.

Tuk!

Luffy memakaikan topi jerami kesayangan nya di kepala Nami, berharap dengan itu dapat mengurangi rasa sedih dan malu nya.

"Apa kau terlalu malu untuk menangis di hadapan ku? Shishishi" ucap nya sambil tertawa.

cr : pinterest (we heart it : by Jacquelyn_Cx) anggep aja malam ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr : pinterest (we heart it : by Jacquelyn_Cx) anggep aja malam ya

Kapten bodoh, Batin Nami seraya tersenyum kecil.

"Aku tidak tahu kenapa kau menangis, tapi apa pun masalah nya kau pasti bisa melewati nya, bukan?" tangan Luffy masih setia berada di kepala Nami, "Aku juga tidak tertarik dengan hal yang membuat mu bersedih, tapi jika kau ingin menangis aku bersedia menemani mu"

"Arigatou, Luffy" Nami mengusap air mata nya dan tersenyum, "Kau sendiri, ada apa dengan sifat mu yang tidak seperti biasa nya? Apa kau sakit?"

"Sakit....ya? Entalah"

"Luffy?"

Nami melirik. Dilihat nya mata Luffy yang terlihat sedikit berkaca-kaca. Sinar rembulan membuat sedikit penerangan, membuat Nami dapat melihat jelas wajah sang Kapten. Angin yang bertiup menerpa wajah Luffy membuat anak rambut nya sedikit berterbangan.

"Lu-ffy, kau baik baik saja?"

"Hm, aku baik-baik saja, Shishi"

Nami membalas nya dengan senyuman lembut.

Lalu tanpa sadar Nami berjinjit mengelus kepala sang Kapten yang sangat tinggi darinya karena posisi mereka. Aslinya tinggi mereka tidak terlalu berbeda.

"Kau pasti terbangun karena mimpi buruk lagi kan, Luffy?"

Tebakan Nami benar, hal itu membuat Luffy sedikit memalingkan wajah dari Nami.

"Apa itu Ace?"

Luffy menelan ludah, tebakan barusan seratus persen benar. Luffy memang sedih akan hal itu, ia selalu bermimpi tentang kejadian di saat Ace terbunuh di hadapan nya. Ia menyesalkan dengan apa yang terjadi.

Seandainya saat itu aku lebih kuat, Ace tidak akan—Ace...pasti tidak akan—

Grep!

Sebuah tangan menggenggam erat jemari Luffy.

"Aku mengerti perasaan mu, Luffy" ucap Nami.

"Shishishi, apa kau baru saja mencoba menghibur ku?"

"Ah, Gomen, apa itu tidak membantu?" lirih Nami dan meregangkan pegangan nya pada tangan Luffy.

Tapi sebelum sempat melepaskan nya, Luffy buru-buru mengambil tangan nya kembali dan digenggam lebih erat daripada sebelum nya.

"Sangat membantu"

Kedua nya tersenyum.

Di malam itu, keduanya saling menumpahkan rasa rindu kepada orang yang mereka sayangi. Walaupun orang yang dimaksud sudah tidak berada di dunia, tetap saja keberadaan nya tidak dapat dihapuskan dengan mudah dari hati mereka.

Kedua nya saling berpegangan, membagi kehangatan di dingin nya angin malam lautan. Suasana tenang nan romantis membawa mereka ke langkah yang lebih dalam.

Nami lagi-lagi berjinjit, menyamakan tinggi dengan Luffy. Wajah nya terarah ke depan sang Kapten. Insting laki-laki Luffy berdesir, ia tidak sebodoh itu untuk hal seperti ini. Ia menebak-nebak apa yang akan Nami lakukan.

Mata nya tertutup. Namun tidak ada hal seperti yang ia pikirkan. Dan mata nya kembali terbuka.

"Apa kau baru saja berfikir aku akan mencium mu, Kapten?"

"Eh—Ah—Itu, maksud ku—Aku tadi—Um..."

Chu~

"Kalau kau memang menginginkan nya jangan tutup mata mu dan lihat aku" Nami tersenyum dan mengelus bekas ciuman nya di bibir Luffy.

Pipi Luffy bersemu merah, "Na-Nami tunggu!" tapi sayang sekali kejadian barusan hanya berselang beberapa detik sampai akhirnya Nami pergi meninggalkan nya sendirian.

Sial apa yang harus ku lakukan besok pagi, Batin Nami dan Luffy bersamaan. Lucu nya mereka berdua membatin kan hal yang sama dengan bersamaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUNAMI SPECIAL (ONESHOOT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang