seis

114 29 4
                                    

"Kamu beneran ga mau pesan mie ayam Gi?" Semesta berujar kala selesai menelan, dia heran cowok surai merah di depannya tidak pernah memakan atau meminum sesuatu.

Mingi menggeleng. "Saya bisa nanti, Semesta."

"Tapi Mingi, kamu ga pernah makan sesuatu kalo lagi sama aku."

Mingi melayangkan tangan kanannya tepat di atas surai Semesta, mengusap tanpa niat memberantakan rambut cewek itu. "Yang terpenting kamu makan Semesta, ayo habiskan makanan mu. Habis ini kita lanjut keliling ya?"

Semesta mengangguk semangat, segera melahap habis mie ayam yang tinggal setengah. Sedangkan Mingi, cowok itu hanya menatap Semesta dengan senyum yang terukir di bibir tebalnya.

Selesai makan dan membayar, mereka melanjutkan langkahnya kesebuah taman dekat kedai mie ayam. Banyak sekali orang yang lalu-lalang, anak kecil yang bermain. Semesta rasanya iri melihat mereka yang tampak bahagia di masa kecilnya, tidak seperti dirinya dulu.

Mingi menoleh, menangkap air wajah Semesta berubah menjadi suram. Menggenggam tangan Semesta di bawanya ke sebuah bangku yang tak jauh dari sana.

"Kamu boleh bersandar di pundak saya."

Semesta menatap Mingi ragu. "Boleh?"

Setelah melihat cowok itu mengangguk, dia menaruh kepalanya di pundak Mingi. Seolah berbagi kesedihannya dengan cowok surai merah itu.

Walaupun baru beberapa hari semesta mengenal Mingi, rasanya begitu nyaman jika berada di samping cowok itu. Mingi selalu memberi aura positif terhadap dirinya, memberi kehangatan yang sebelumnya tidak pernah ia dapatkan.

"Mingi, makasi ya. Kamu udah nemenin aku, memberi kehangatan yang aku mau, memberi kebahagiaan dengan hadirnya kamu, aku beruntung bisa kenal kamu." Ucapnya dengan netra yang menatap lurus.

Mingi mengambil tangan semesta untuk di genggam erat. "Tak usah bilang makasi, udah jadi tugas saya bikin kamu merasakan seperti ini. memberi apapun yang belum kamu rasakan."

"Bolehkah aku minta kamu jangan pergi nanti?"

"Tidak, saya harus pergi Semesta. Setelah saya pergi kamu akan dapat kebahagiaan yang lebih setelah itu, mendapatkan seseorang yang akan mencintaimu seumur hidupnya."

Adiós; Song Mingi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang