1

2.8K 141 15
                                    

Hari sudah mulai senja. Waktu dimana hirukpikuk pusat kota terlihat begitu nyata. Begitu banyak orang orang berjalan memadati pusat kota bagai kumpulan semut serentak keluar dari sarangnya. Ya, senja adalah akhir dari penatnya aktivitas, walau tidak semuanya, tapi kebanyakan orang menyudahi aktivitas penatnya ketika senja telah tiba. Bahkan mataharipun butuh berganti shift dengan rembulan. Lihatlah para remaja bersenda gurau disepanjang jalan pulang sekolah. Tidak lupa beberapa pekerja kantoran juga meminggalkan kantornya. Namun tidak berlaku pada pekerja yang lembur, tentu saja.

Namun tidak dengan seorang gadis cantik yang malah sibuk melamun sambil berjalan. Kim Lisa terduduk lemas dikursi taman dekat flat tempat tinggalnya. Beberapa kali dia menghembuskan nafas berat, beberapa kali pula mengerutkan kedua alisnya.

Dia kembali menatap kosong kartu nama ditanganya yang tertera jelas,

Jeon Jungkook
Direktur Production Bighit Corp.

Siapa yang tak tahu Bighit Sejahtera Corp di Seoul? Jangankan Seoul, bahkan seluruh Korea tau apa itu Bighit Corp. Perusahaan pembuat suku cadang kendaraan mobil dan motor terbesar di Korea bahkan sampai jadi vendor beberapa perusahaan luar negeri. Khususnya Asia. Ya karena memang kualitas serta sistem perusahaanya sangat terinci dan serta terpercaya, makanya banyak perusahaan luar negeri mau bekerja sama dengan mereka. Bighit Corp bisa dikatakan sebagai salah satu aset negara selain industri hiburan dan Plastic Surgerry.

"Ini kartu namaku kalau kau bersedia hubungi aku."

Lisa memandang laki laki gagah didepanya masih dengan raut bingung sejak awal laki laki itu mengutarakan maksud dan tujuanya. Bagaimana bisa laki laki pembisnis nan kaya raya ini datang kepadanya?

"Oh iya waktumu sampai besok sore kalau kau tak bisa aku akan cari orang lain. Saya permisi."

Lisa meringis tak percaya. Kenapa kejadian seperti dinovel-novel yang dia baca menjadi kenyataan dihidupnya.

Menikah kontrak dengan lelaki kaya lalu dapat bayaran.

Lisa merinding sendiri membayangkanya.

Sampai kapanpun Kim Lisa tak mau menikah dengan pria gila itu. Ya walaupun Lisa memang sangat butuh biaya untuk kelangsungan hidupnya yang kejam ini tapi dia cukup waras untuk melakukan hal gila macam itu.

Drrrttt

Ponselnya bergetar.

"Halo?"

"...."

Lisa menghembuskan udara dari rongga pernafasanya dengan lelah "Ahh begitu ya? Bisakah anda menunggu sampai minggu depan suster?"

"...."

"Iya aku janji akan membayarnya minggu depan."

"....."

"Terimakasih."

Tuutttt

Lisa menggenggam pnselnya kuat kuat "Aarrrgghh!" Lisa menggeram frustasi.

Rumah sakit tempat Ibunya dirawat menelpon untuk segera membayar administrasi bulanan. Iya Ibu Lisa sakit kronis hingga mengharuskan ibunya rawat jalan di rumah sakit. Tentu saja biayanya tidak sedikit. Lisa lebih tidak mau kehilangan Ibunya dan memilih untuk jungkir balik membayar administrasi pengobatan ibunya dari pada kehilangan Ibunya, satu satunya keluarganya. Tentu saja! Lisa sangat menyayangi ibunya amat sangat. Lebih dari dia menyayangi dirinya sendiri.

Shit MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang