Birthday Boy

1.6K 175 20
                                    

Kepala Asahi menyembul dari balik pintu kamar Haruto.

Sebenarnya Asahi bisa saja masuk ke kamar Haruto sejak tadi bahkan Haruto meminta Asahi untuk menemaninya, tetapi Asahi menolak dengan alasan Haruto harus merayakan pergantian hari dan bertepatan dengan hari ulang tahunnya dengan keluarganya, melalui panggilan video tentu saja.

"Sudah?" Tanya Asahi dengan setengah badannya berada di luar pintu.

Haruto yang tengah bersandar di kasur menolehkan kepalanya dan menemukan Asahi dengan raut wajah yang sedikit khawatir, "Ya, kemari. Jangan lupa pintunya dikunci."

Asahi menutup pintu kamar Haruto dengan pelan dan tak lupa menguncinya seperti permintaan pemilik kamar.

Asahi ikut bergabung di kasur Haruto, dengan pelan Asahi menarik kepala Haruto untuk bersandar di pundaknya, tangannya tak lupa mengusap lembut pipi yang lebih muda.

"Kenapa menangis?" Tanya Asahi dengan lembut, tangannya kini menepuk-nepuk bahu Haruto.

"Ekspektasi ku."

"Maksudnya?"

"Aku mengira aku akan merayakan ulang tahun ku yang ke tujuh belas bersama mereka..."

Asahi tersenyum getir mendengar penuturan Haruto, sudah ia duga.

"Aku tau ini sulit untukmu."

"Aku berharap aku meniup lilin bersama mereka."

Ya, meskipun Haruto memiliki tubuh  bongsor, ia tetaplah remaja berusia 17 tahun yang selalu merindukan rumahnya, keluarganya, terutama adik kecilnya.

"Lain kali ya? Sekarang denganku dulu atau anggota Treasure." Ucap Asahi sambil menciumi puncak kepala Haruto penuh sayang, bertindak sebagai yang lebih tua dan kekasih dari pemuda berusia tujuh belas tahun itu.

Asahi menikmati acara mari menenangkan bayi besarnya, baginya Haruto tetaplah Haruto, pemuda yang berusia tiga tahun dibawahnya, adik yang sekarang merangkap menjadi kekasihnya. Tidak akan ada yang berbeda.

Lagipula di dalam hubungan mereka tidak pernah ada peraturan siapa yang harus lebih mendominasi, tidak peduli Asahi adalah pihak bawah, ia tidak akan segan mengelus kepala Haruto, menciumi puncak kepala Haruto dimomen-momen tertentu.

"Loh tumben!"

Asahi tersentak dari lamunannya ketika mendengar pekikan Haruto, Asahi hampir oleng ketika yang lebih muda mengawaskan kepalanya tanpa aba-aba. Ingat saudara-saudara, Asahi adalah boneka kertasnya Treasure bersama Doyoung, haha.

"Apa?!" Asahi jelas kesal sekarang, sudah hampir membuatnya oleng, Haruto dengan tidak tau diri memekik, ini sudah malam, lagipula Haruto dan pekikannya bukanlah hal yang bagus.

Haruto menyodorkan handphonenya tepat di depan wajah Asahi, "Ini, tumben sekali kamu tidak memaki emoji."

Asahi memutar bola matanya dengan malas, "Iseng." Jawab Asahi sekenanya.

Ngomong-ngomong itu postingan Asahi di Twitter beberapa puluh menit yang lalu.

Haruto menatap Asahi dengan jahil, "Karena aku special kan?" Haruto menaik-turunkan alisnya dan sukses membuat Asahi kesal.

"Awwww!"

"Iya, saking spesialnya kaca matamu miring." Sinis Asahi, masih mencubit kedua pipi Haruto.

Haruto tersenyum tampan, ia pasti tidak salah hanya saja Asahi terlalu gengsi untuk mengakui hal itu.

Haruto gemas, ditariknya Asahi untuk bersandar ke dadanya dan Asahi dengan senang hati menyamankan dirinya. Berada dalam rengkuhan Haruto adalah save place Asahi setelah rumahnya.

BOTRM - HARUSAHIWhere stories live. Discover now