[14] Sapuan Warna

1.6K 131 169
                                    

Pagi tadi Suzy terbangun dengan perasaan mengambang. Dia menghela napas panjang mengingat bagaimana Park Choon Hee menceritakan kisah masa lalu kedua orang tuanya yang rumit. Wanita paruh baya itu tidak mengizinkan Suzy untuk mengambil keputusan yang gegabah soal rencana perjodohannya.

Park Choo Hee bilang, kalau Suzy sepenuhnya punya hak atas dirinya sendiri. Namun, rasanya itu akan sia-sia jika kita berbicara tentang alasan di balik rencana perjodohannya. Kesepakatan antara Suzy dan kakeknya tentu bukan sesuatu yang sederhana. Hadiah utama sudah menantinya jika ia berhasil mengambil hati Kim Joo Hyuk dan menikah dengannya.

Maka Suzy memutuskan untuk terus maju dan mengambil resiko tersebut, demi bisa bertemu kembali dengan sang ayah. Ini memang masih permulaan, tapi rasanya begitu sulit dan melelahkan. Pertemuannya dengan Kim Joo Hyuk beberapa waktu lalu sama sekali tidak ada kemajuan. Padahal Suzy sudah berusaha menurunkan egonya sampai mencoba bernegosiasi dengan Kim Joo Hyuk, namun hasilnya tetap sama. Joo Hyuk langsung pergi meninggalkannya begitu mendengar jawaban Suzy yang konstan.

Suara ketukan di pintu yang kini sudah terbuka setengah, membuat Suzy tersadar dari lamunannya. Dia mendongak dan menemukan Song Kang yang berdiri di ambang pintu dengan senyuman kecil. Tidak aneh melihat namja itu sekarang berada di sana, karena memang dia kerap kali datang ke sini hingga sekretarisnya pun sudah mengenali namja itu.

 Tidak aneh melihat namja itu sekarang berada di sana, karena memang dia kerap kali datang ke sini hingga sekretarisnya pun sudah mengenali namja itu

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Sedang apa?" tanya Song Kang dengan senyum manis.

Dia berjalan masuk ke arah Suzy, lalu bersandar pada pinggiran meja utama dan menatap Suzy dari jarak yang dekat.

Suzy menggelengkan kepala. "Tidak ada. Aku baru saja selesai meeting tadi," jawabnya ringkas. "Tumben sekali kau ke sini," lanjut Suzy sambil mengangkat sebelah alis.

Song Kang tersenyum manis. "Apalagi? Ya karena aku rindu padamu, Suzy-ya!" balasnya menggoda yeoja itu. Suzy pun memutar matanya sekilas.

Song Kang kemudian bersedekap dan menatap Suzy dengan pandangan yang menyelidik. "Benar kau tidak apa-apa?" tanyanya tak yakin. "Lalu kenapa wajahmu terlihat muram begitu?"

Suzy mengangkat bahu. "Ani ... aku hanya lelah saja. Sebentar lagi galeriku akan menggelar pameran temporer dan masih banyak yang belum aku urus," jawabnya mencari aman, seraya menghempaskan tubuhnya pada punggung kursi.

Dahi Song Kang berkerut samar. "Oh, ya? Koleksi apa yang akan kau tampilkan nanti?" tanyanya ingin tahu.

Suzy mengangguk sekilas. "Koleksi umum. Pameran bersama kali ini akan menghadirkan karya dari 20 seniman lokal. Seperti namanya yang berarti harapan—Elpeeda Art House berharap dengan hadirnya ruang pameran ini bisa secara konsisten menyajikan program-program bagi seniman maupun masyarakat umum," tuturnya menjelaskan.

PETRICHORDonde viven las historias. Descúbrelo ahora