Sajak Tolol Sang Jisung

294 48 0
                                    

Di malam yang temaram, suara hujan terdengar nyaring merembes dari udara, gemuruh petir berkobar layaknya bendera dan cahaya kilat hidup mati layaknya lampu konslet diatas langit. Dengan cahaya lilin seadanya, Lee Jeno dengan wajah masamnya mengacak-acak suarainya frustrasi.

Park Jisung, dibelakangnya, diatas ranjang merebahkan diri seraya memainkan ponsel, menyunggingkan senyuman seraya mengetik sebuah kata dan menyusunnya menjadi kalimat lucu, melirik Jeno sebentar kemudian mengerutkan kening saat menatap layar ponselnya.

"Napa lu tong?" Tanya Jisung seraya menggosok pangkal hidungnya yang terasa gatal.

"Gue mau buat kata-kata menyentuh." Ucap Jeno dengan wajah suram. "Tapi gatau apaan." Setelah kalimat itu selesai terucap wajah seorang Lee Jeno lebih suram dari pada wajah sang Myrddrall

"Tentang?" Jisung menaikan alis.

"Patah hati gitu." Jeno memutar kursinya dan menatap Jisung dengan senyum masam.

"Oh gamon.." Jisung bangkit dari kursinya dan merebut kertas dan bolpoint ditangan Jeno yang sejak tadi menganggur dan menuliskan sesuatu.

Ia tampak sangat serius memikirkan setiap kata dan menatap puas pada hasilnya yang setimpal dengan keseriusannya.

Kusangka dirinya akan berpaling darinya dan datang ke arahku..
Kusangka mungkin dirinya juga mencintaiku..
Kusangka... Oh Cahaya!
Kapan kau adil kepada ku? Mengapa kau perlakukan bagai tumpukan sampah dipojokan?
Tak tahukah kau wahai Gadis, uang hasil jerih payah keringatku..
Kuperas demi membelikan apapun yang kau inginkan?
Baiklah baik.. Baik..
Mungkin tak ada salahnya aku membencinya esok dan seterusnya..
Tiada salahnya... Tiada masalahnya
Yasudahlah
Tapi...baiklah jika dia kembali datang padaku..
Aku tak bodoh.. Jika ia berbalik dan datang padaku..
Dengan senang hati akan aku terima.

"Nah Jenong, sesuai banget nih kata-kata menyentuh gue buat lu, benar-benar menggambarkan seorang Lee Jeno." Jisung memberikan selembar kertas itu dengan terkekeh-terkekeh.

Jeno semangat mengambil kertas itu dan membacanya dengan kening mengkerut tanda ia serius. Selesai membaca Jeno menatap Jisung datar namun ada kilatan janggal dalam matanya.

Berbalik menuju ranjang tidurnya, Jisung tergelak terpingkal-pingkal dengan senang seraya menepuk-nepuk bantal dan memegangi perut yang sakit karena tertawa.

"Sialan." Dengus Jeno.





Otakq..

Gak bisa ngelawak..

Terlalu Goblok NCT DREAM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang