" author sangat menghargai segala bentuk apresiasi dari pembaca "
|||
Sena meyisipkan satu buket kecil bunga krisan putih pada lemari kaca tempat penyimpanan guci abu milik Hari.
Di sana terdapat medali dan juga satu bingkai foto keluarga. Namun Sena tidak pernah melihat kakak sulung Hari. Selama mereka berteman dan bahkan ketika Sena datang ke rumah Hari. Tak pernah sekalipun ia bertemu kakak Hari. Pasalnya Hari selalu mengatakan bahwa sang kakak lebih sering berkumpul dengan teman-temannya dari pada menghabiskan waktu membosankan di rumah.
"Hari-ya, aku datang Sebenarnya aku sering teringat padamu. Tapi tadi malam itu benar-benar puncaknya. Untung saja Seokjin oppa langsung menghampiriku ke kamar."
"Anda siapa?" Tanya seorang pria yang tiba-tiba saja menatap Sena heran saat Sena melihat sendu ke arah abu milik Hari.
Sena pun langsung menoleh ke sumber suara sembari menyeka air matanya. "Maksud anda ... Saya?" Sena menunjuk dirinya sendiri.
Si pria berjaket kulit langsung melangkah maju. "Kenapa kau menatap adikku seperti itu?"
Adik?
"Adik? Cheon Hari?"
"Ya, dia adikku."
______
"Jadi, namamu Cheon Hoseok? Hm, sepertinya kau memang kakak Hari." Sena meneliti setiap sudut wajah Hoseok lalu kembali memundurkan tubuh.
Mereka sepakat untuk berbincang di sebuah kafetaria. Hoseok bilang dia yang traktir.
"Kau sudah meneliti wajahku selama 30 menit tapi tak sedikitpun memberiku peluang untuk bicara." Hoseok memasang wajah sedikit jengkel sembari menarik nafas dari sela-sela giginya yang rapat. "Aku tidak asing dengan wajahmu."
"Oh ya? Apa kita pernah bertemu?"
"Entahlah," Hoseok kembali menimbang-nimbang. "Kau anak di bawah umur yang di Bar Millenial?"
"Mana ada anak di bawah umur yang masuk ke dalam bar." protes Sena. "Bisa-bisa aku sudah di usir sebelum benar-benar masuk."
"Benar juga. Tapi aku ingat kau memelukku di dekat tangga."
"APA?! Tidak mungkin, kita baru berte--- oh!!! Aku ingat!"
"Kau punya dua orang teman lain. Aku ingat sekarang. Si bibir kotak dia mengira aku menggodamu. Dan si bibir ampela, kurasa dia kuliah di universitas yang sama denganku."
"Namanya Taehyung dan Jimin. Mereka kuliah di Universitas Yonsei."
"Berarti benar." Hoseok menyesap minumnya. Ia teringat akan presensi Jimin ketika di perpustakaan saat ia menemui Lee Auryn kekasihnya.
"Omong-omong, kau berteman baik dengan Hari?" Tanya Hoseok kemudian.
"Um ... Hari seperti keluarga bagiku."
"Tapi, aku tidak melihatmu saat pemakaman."
"Itu karena aku marah padanya."
Hoseok diam sejenak. Lalu berpikir apa yang membuat Sena marah pada adiknya tersebut. Kalau dipikir-pikir sepertinya Hoseok sudah merelakan Hari.
"Kalian bertengkar?"
"Ya, bisa dibilang begitu."
Hari meninggal saat ia mendapat tendangan dari lawan. Setelah melalui banyak pemeriksaan, pertandingan itu tidak terdapat kecurangan di dalamnya, semua itu murni karena kondisi fisik Hari yang melemah kemudian mengalami serangan jantung.
KAMU SEDANG MEMBACA
dare amore ; min yoongi
FanfictionSena menyukai Yoongi jauh sebelum Yoongi mengenal Sena. Sebab masa lalu telah mempertemukan keduanya disatu kejadian yang tidak terduga. Sena banyak berubah karena jatuh cinta pada Yoongi. Namun sayang Sena harus merelakan upayanya sebab Yoongi mem...