t

1.8K 249 63
                                    








Bukankah sudah banyak yang mengatakan bahwa kopi yang hangat itu harus segera diminum bukan diabaikan? Lalu mengapa Jaemin dengan bodohnya mengabaikan sikap hangat Renjun waktu itu?

Jadi sekarang salah siapa?

Salah Jaemin yang mengabaikan atau salah Renjun yang menghilang?

Lihat sekarang lelaki yang biasanya sangat manja padanya kali ini terlihat lebih mandiri. Dia tidak perlu untuk ditemani lagi, sudah tidak ada kata takut.

Huang Renjun yang Jaemin temui kali ini berbeda 160 derajat dengan Huangnya.

" ah begitu rupanya" Renjun sedikit meringis saat mengetahui kalo orang disampingnya ini mengatakan kalo ia adalah teman lamanya.

" maaf saya lupa kamu, semenjak kecelakaan pesawat 2 tahun lalu jadi suka lupa. oiya saya mau tau, tadi katamu kalo saya ini teman lamamu. boleh dengar cerita saya dimasa lalu bagaimana?"

" kamu orang baik." Jaemin menjawab sembari tersenyum, mencoba sekuat tenaga untuk tidak mengingat masa lalu bersama Huangnya ini. Dia tidak mau membuat Renjun benci padanya lagi kali ini.

" syukurlah kalo begitu, saya sedikit tenang hahaha "

Tawa itu yang Jaemin rindukan. Tawa Renjunnya. Keceriaan Renjun. Tuhan apa kali ini Jaemin harus membohongi hatinya lagi bahwa ia sangat ingin memeluk orang disampingnya ini. Jaemin sangat merindukannya tapi tidak bisa berbuat apa-apa selain tersenyum.

Tuhan kalau teriakan dari bibir Jaemin belum bisa didengar tolong dengar teriakan hatinya ini.

" nanti boleh tolong berhenti didepan toko kue kering didepan sana? saya mau beli kue untuk istri saya."

deg!

Jaemin benar-benar tidak tau harus berekspresi seperti apa. Otaknya sibuk mencerna ucapan Renjun. Hatinya berharap kalau yang dikatakan Renjun ini hanyalah mimpi buruk semata.

Jaemin senang Renjunnya kembali tapi dia ingin Renjunnya kembali padanya bukan berlabuh ke orang lainnya.

" s-siapa istrimu? "

" Gupika, saya bertemu dengannya karena dia yang menemukan saya saat dikatakan hilang dan tidak dapat ditemukan. Wanita itu mirip sekali dengan sifat seseorang yang rasanya saya sangat kenal. Tapi saya lupa. Saat bertemu dengan Gupi saya merasa pulang, Na.. sama saat saya bertemu dengan orang dimasa lalu saya itu. Sifatnya, tutur katanya, caranya memperlakukan saya itu sangat mirip dengan orang itu. Andai saya tau orang itu siapa, tapi saya rasa kepala saya tidak mengijinkannya. "

" jangan mencari orang itu, Huang. "

" memangnya kenapa? saya yakin dia orang baik. "

" kalau dia baik, dia tidak akan meninggalkanmu pergi sendirian saat itu. "


Hening. Suasana didalam mobil itu mendadak hening. Renjun yang sibuk mengartikan perkataan yang dilontarkan Jaemin. Dan Jaemin yang sibuk mendebat dengan perasaan dan pikirannya itu.

" sudah sampai, jangan lupa pakai jaketmu diluar udaranya dingin." ucap Jaemin datar.











Renjun, apa benar aku harus mengikhlaskanmu sekarang?

































MAS JAEMIN - jaemrenWhere stories live. Discover now