Saya adalah seseorang yang tak pandai merangkai diksi dalam puisi, bahkan puisi pertama saya saja sudah lupa judulnya apa, diterbitkan sebagai sebuah buku tapi saya lupa beli, ah sudahlah ~
Ini adalah sebuah puisi, untuk semua orang.
Mereka yang merasa jatuh lalu bangkit.
Mereka yang merasa berdiri kokoh sampai akhirnya jatuh juga.
Mereka yang dihinakan tapi mulia.
Mereka yang merasa mulia tapi aslinya hina.
Mereka yang tak punya apa apa kecuali sabat sukur dan senyum sederhana.
Juga mereka yang punya segalanya sampai mudah menyepelekan yang lainnya.Di sini, lewat kata saya menyampaikan rasa.
Di sini, lewat diksi saya menyuarakan bunyi hati.Untuk apa?
Untuk membuat kita paham, bahwa kita sebenarnya tak paham.
Untuk membuat kita tahu, bahwa kita tak pernah tahu apa-apa.---------------------------------------
PUISI ORANG GILA
karya : GiiZzzzzzzzzzzzzzzz
Tidur yang nyaman, di atas kasur empuk.
Tanpa memikirkan hujan di luar sana yang membasahi si pengemis bersama pakaian kotornya yang lapuk.Makan, bersisa.
Di luar sana banyak peminta.
Tidak memberi, tapi membuang.
Itulah sifat manusia pecundang.Tetanggamu diam, kamu melolong panjang.
Tetanggamu ribut, kamu yang kalang kabut.
Enaknya hidup jauh di dalam hutan saja, tanpa suara-suara manusia yang memekikkan telinga.
Tapi, apa kau bisa?Meneriakkan keadilan, tapi lupa berlaku adil.
Menyuarakan kebenaran, tapi diri sendiri luput dari kata benar.
Ingin jadi baik, dengan memburukkan orang lain.
Kau kira surga itu permainan sogok uang?
Siapa yang merasa paling, dialah yang dapat semuanya.
Tidak, lelucon macam apapun tak mampu menghanguskan api neraka yang panas.Coba kau pikir, apa yang lebih memuakkan dari seluruh isi langit dan bumi?
Itulah dirimu.
Coba kau pikir, apa yang lebih hina dari binatang melata tanpa busana?
Itulah dirimu.
Coba kau pikir, apa yang lebih berguna daripada seonggok sampah di tempat pembuangan?
Itu bukan dirimu.Terlalu banyak hilir mudik dosa menggunung
Terlalu banyak kocar kacir kesalahan mengapung
Terlalu banyak dusta dusta yang terselubung.Kita ini hidup di zaman penjajahan yang sebenarnya.
Bila tak dijajah pemerintah, maka di jajah pejabat daerah.
Bila tak dijajah orang lain, maka dijajah sanak saudara.
Bila tak dijajah saudara maka masih ada tetangga yang senang kita melarat hidupnya.Apalah dunia ini, diobok obok kedzaliman
Kita hanya bisa pasrah berpangku tangan
Menunggu sirine kematian datang
Mengepul dan mengumpul ladang dosa yang mengambang.Karena itu, mari menjadi orang gila.
Berbuat apapun tanpa bertanggungjawab apapun.
Berbuat sesuka hati, tanpa harus memikirkan soal cambuk Ilahi.
Berbuat semau saja, tak peduli lagi surga neraka.Mari, menjadi orang gila.
Karena dunia yang tua hanya butuh orang gila.Kepulauan Riau, 10 April 2021.
Orang Gila di Pulau Sebrang.
-Giovano A Brillian.---------------------------

YOU ARE READING
(APAKAH) KITA MANUSIA?
PoetryAku bukan pencerita, tapi di sini aku ingin bercerita. Aku bukan penulis, tapi lewat diksi aku ingin menulis. Boleh, kan? Ini bukan ceritaku, tapi ini cerita semesta. Tentang banyaknya cerita yang tersangkut pada hari-hari yang tidak menyenangkan...