Ketika kita mengeluh. "Aku tak sanggup lagi, aku tak mampu lagi, semua sudah tidak mungkin kuhadapi." Allah menjawab. "Allah tidak membebankan sesuatu kepada hamba-Nya, melainkan sesuai kemampuannya." (QS. Al-Baqarah: 286)
♥️♥️♥️
Selamat bermalam minggu, Mantemans. Di sini hujan, euy! Jadi nggak bisa kemana-mana. Gimana di daerah kalian? Namun, meski begitu idenya lagi ngalir tanpa diduga-duga, jadi langsung kutuangkan saja, ditemani sepiring buah pepaya. Ekekeke
Semoga bab ini bisa menemani malam minggu kalian, ya! Selamat membaca! Jangan lupa klik bintangnya dulu ...
♥️♥️♥️
"Halo, Bu Vara. Paham ya, Bu?"
Sambil mengaduk sayur orak-arik di atas tungku kompor berapi kecil, menjelang magrib, Varadissa mengobrol dengan Pak Dedeng, kepala sekolah SMA 15 Bandung. Beliau menghubungi Fara untuk memberi jadwal baru pembelajaran daring dan tatap muka. Sebenarnya siang tadi para guru sudah melakukan rapat, hanya saja keputusannya ada di tangan kepala sekolah.
"Baik, Pak Dedeng, paham. Berarti tatap muka yang biasanya diadakan hari selasa, kamis dan sabtu, kini diganti senin, rabu dan jum'at. Begitu, Pak?"
"Betul, Bu Vara. Oh iya, untuk materi daring-nya, karena besok hari minggu, besok saya kirimkan bukunya ke alamat Bu Vara ya?"
"Baik, Pak, terima kasih."
"Sama-sama, Bu Vara. Ya sudah, selamat melanjutkan masak, Bu. Hehehe. Assalamu'alaikum."
Vara tersenyum simpul. "Wa'alaikum salam, Pak."
Tut!
Telepon pun mati, bersamaan dengan keheranan Vara oleh suara muntah-muntah Alissa yang sedang berada di kamar mandi.
"Alissa? Kamu kenapa, Liss?"
"Nggak tahu, Teh. Badan Lissa terasa gemetaran dan mual terus dari tadi. Hueeek!"
ESTÁS LEYENDO
SUJUDKU KARENA CINTA ✓ (Selesai - Lengkap - Terbit)
Chick-LitVaradissa Qurrota Ayun, menuju usia kepala tiga masih disibukkan dengan karirnya. Tuntutan menikah dari keluarga besarnya ia abaikan, semua itu demi membiayai kehidupan Alissa, adik perempuannya pasca ibunya meninggal sepuluh tahun silam. Damareza B...