06

57.4K 3.7K 27
                                    

Deru nafas terdengar saat Johan memasang cock ring tadi di p*nis Dean.

"Hah...hah...hah..."Dean meremas seprei kasur, rasanya sedikit aneh dan sesak.

"Bagaimana ?" Tanya Johan.

"Ak-aku tidak tau" Dean mengelengkan kepalanya.

"Kamu tidak tau ? Lalu ini apa ?" Johan menyentuh pre-cum yang keluar dari p*nis Dean.

"Ah! Tunggu .. jangan disentuh! Akh! Aahh! Aahh!!" Tubuh Dean melengkung saat Johan dengan sengaja mengocok pelan p*nis Dean.

"Uaaahh!! Aakhh!! Sakit! Ah!" Dean mendorong kedua lengan Johan agar berhenti menyentuh miliknya, rasanya sangat tersiksa karena dia tidak bisa keluar.

"Mm.." Johan melepas p*nis Dean kemudian beralih mengemut kedua nipple Dean bergantian.

"Hah-Ah.. hah.." kepala Dean terasa berputar, tubuhnya bergetar hebat.

".. ku mohon, ku mohon lepaskan benda itu papa.. hiks.." Dean tidak pernah merasa sangat menderita karena tidak bisa klimaks.

".. ku mohon.. uuhh" Dean meremas kemeja Johan, dia memohon dengan air mata yang perlahan keluar membasahi kedua pipinya.

Johan menatap wajah yang Dean buat lalu melirik jam di pergelangan tangannya.
"Kalau kamu bisa bertahan selama 20 menit aku akan melepaskan cock ring mu tapi kalau tidak, kamu harus memakainya sampai kita bertemu besok"

"Ap-apa ?! Bagaimana bisa aku memakai benda ini selama itu!" Wajah Dean berubah panik.

Johan tersenyum penuh arti, dia mendekat lalu mengecup singkat bibir Dean.
"Ya, mari kita lihat sejauh mana kamu mampu bertahan"

"Hah-Ah!" Johan mendorong kedua kaki Dean ke depan lalu mendorong ujung botol pelumas ke dalam hole Dean.

"Ughh!! Papa!" Dean meremas kuat seprei kasur, rasanya dingin dan basah di dalam holenya.

Johan memasang kondom di p*nisnya, tanpa aba-aba Johan langsung mendorong p*nisnya masuk yang membuat Dean sangat terkejut.

"Aakhh! Tunggu! Jangan masuk dulu ! Hah-Ah!" Dean meremas kedua tangan Johan yang saat ini menahan kaki Dean agar terangkat ke atas.

"Hah.. mari nikmati p*nis ku sayang" Johan melepas kancing bajunya lalu mulai bergerak.

"Aahh!! Aahh! Ungghh!" Dean tidak bisa berkata-kata lagi, tubuhnya terasa tersiksa karena tidak bisa keluar.

Hampir satu jam Johan bergerak menghantam hole Dean dia bahkan melupakan perjanjian 20 menit mereka karena terlalu menikmati hole Dean yang selalu menyempit saat gagal klimaks.

"Ah...ah.. " suara Dean sudah terdengar serak, di beberapa bagian tubuhnya sudah di hiasi tanda kemerahan dari Johan.

Melihat Dean sudah terbaring tidak berdaya, Johan memutuskan berhenti sebelum Dean pingsan.

Johan melepas cock ring Dean yang berhasil membuat Dean mengerang kesakitan bersamaan spermanya yang langsung keluar membasahi seprei kasur Johan.

"Ah-Hah...hah...hah.." kepala Dean berputar, dia tidak mampu bergerak.

Johan menghabiskan tiga kondom dalam satu jam dan yang terakhir dia memilih mengocok p*nisnya sendiri seraya menatap Dean di bawahnya.

Beberapa detik kemudian, Johan menumpahkan cairan miliknya di tubuh Dean.

Johan menyibak rambutnya yang basah lalu merendahkan tubuhnya mengecup singkat bibir Dean.

"Kamu lelah ?" Tanya Johan mengusap air mata Dean.

"Hm, bisakah aku tidur sebentar ?" Tanya Dean mulai menutup matanya.

"Ya, istirahatlah"

"Terima kasih pa" kata Dean pelan yang mulai terlelap.

Dan kembali, setelah selesai berhubungan intim. Johan bertanggungjawab membersihkan tubuh Dean.

Dia juga menambah uang bayaran untuk Dean karena Dean sudah bekerja keras hari ini.

Johan berdiri di balkon kamarnya sembari merokok, dia menatap Dean yang saat ini tertidur pulas di atas kasur Johan.

"Fuhhh.." Johan menghembuskan asap rokoknya ke udara.

"... wajahnya manis dan terlihat erotis disaat bersamaan.. aku suka dia" gumam Johan dengan tatapan sayunya.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Come to Papa (BL 21+)Onde histórias criam vida. Descubra agora