Day 22

21 5 0
                                    

Sahur pertama kali tanpa enam Kakak tertua ini rasanya sedikit berbeda. Sangking takutnya telat bangun sahur, beberapa kali Yohan terbangun dan melihat jam. Bahkan, Yohan memasang alarm kurang lebih lima alarm dan setiap lima menit sekali.

Jam tiga lebih lima belas menit, Eunsang dan Wonjin sudah terbangun untuk memasak. Mereka gak bisa masak selain memasak mie dan telur, jadi sahur kali ini benar benar sebisanya saja dari pada nanti malah rasanya keasinan, gosong, atau malah bikin kebakaran. Dari pada itu kejadian, lebih baik mereka masak mie dan telur saja.

Yohan dan Hangyul membangunkan adik adik yang masih tertidur. Ternyata ribet juga tanpa Kakak Kakak tertua, minimal ada Seungyoun atau Yuvin gitu yang bisa menghandle sebagian.

"Eunsang, awas airnya nanti habis." Ujar Wonjin melirik air yang dimasak Eunsang untuk membuat teh mulai mengering karena Eunsangnya sibuk menuangkan bumbu mie pada satu wadah besar.

"Iya, tolong tuangin dulu dong. Ini tangan gue penuh dengan minyak mienya, ngeselin banget." Balas Eunsang.

Wonjin yang mendapatkan perintah dari Eunsang mengangguk saja dan menuangkan air ke dalam wadah yang sudah berisi gula bersama dengan teh yang siap diseduh.

"Good morning, Dodo. Cuci muka dulu ya." Ujar Wonjin melirik Dohyon yang turun dari tangga dan duduk di kursi meja makan.

Dohyon menguap dan mengangguk. "Nanti ya, Kak. Dodo lagi ngantuk banget nih." Balas Dohyon lalu menumpukan kepalanya di atas tangan yang berada di meja makan.

"Woy Bang Yoyo lepasin gue anjir!!"

Eunsang, Dohyon, dan Wonjin refleks melihat ke sumber suara. Di sana terdapat Yohan yang sedang menggendong Minkyu seperti menggendong karung beras.

"Lo susah banget dibangunin anjir. Udah sana mending cuci muka lo terus sahur, gue mau bangunin yang lain." Ujar Yohan lalu menaikkan tangga lagi.

Tak lama dari kepergian Yohan ke atas, Dongpyo bersama Minhee dan Hyeongjun berjalan sempoyongan menuruni tangga.

"Bener bener kalo jalan, nanti jatuh." Ujar Hangyul yang memperhatikan mereka dari lantai atas.

"Ini lagi satu, lo ngapain nabrak gue sih, Dong?" Seru Hangyul saat punggungnya berasa ditabrak oleh seseorang yang ternyata pelakunya adalah Keumdong dengan matanya yang belum terbuka.

"Ngantuk, awas." Ujar Keumdong.

"Ett, sadar dulu lo baru turun, nanti jatuh terus kenapa napa gimana?" Ujar Hangyul menepuk kedua pipi milik Keumdong membuat sang punya pipi membuka matanya dan menatap tajam orang yang menepuk kedua pipinya itu.

"Ntar lo jatuh tolol." Ujar Hangyul kemudian meninggalkan Keumdong di sana dan berjalan menuju kamar adik adiknya yang belum terbangun.

Singkatnya, empat belas orang itu sudah duduk rapi di depan meja makan. Asap dari mie rebus buatan Wonjin dan Eunsang masih terlihat tebal, asap dingin dari susu pisang untuk Dohyon dan Minhee juga masih ada.

Tadi, Junho hampir saja disiram menggunakan air oleh Yohan. Mentang mentang gak ada sih kucheng, dengan sengaja dia malah mau dilama lamain tidurnya. Ini kelinci satu emang ganas juga sih, tapi tetep aja takut sama kucheng yang satu itu.

"Sepi banget." Ujar Hangyul menatap satu persatu adik adiknya yang makan dengan diam, padahal biasanya mereka makan dengan berisik.

"Huft, beda banget ya rasanya sahur tanpa mereka." Ujar Dongpyo menatap enam bangku kosong yang biasa diduduki oleh enam kakaknya itu.

"Meskipun kadang Bang Seungyoun suka rese, gak papa deh dari pada sesepi ini." Ujar Dohyon.

"Bang Jinhyuk sama Bang Yupen juga, mereka suka iseng tapi kalo gak ada mereka juga sepi banget." Balas Tony.

30  Days With X1 ft BY9Where stories live. Discover now