05||Negosiasi

173 19 3
                                    

Typo bersebaran. Tolong tandai

••••

Bathram Mahesa, cowok kalem yang menjadi penasihat handal Graxda Team. Namanya mungkin tidak sepopuler teman-temannya yang lain. Namun, tetap saja wajah teduh dengan tatapan menenangkannya tetap menjadi ciri khas seorang Bathram.

Bathram juga satu-satunya inti Graxda yang tidak pernah terlihat dekat dengan seorang gadis. Bahkan, Dafa sampai mengira, kembarannya itu memiliki kelainan orientasi sexual. Alias, belok.

Bathram menyusuri koridor yang ramai menuju kelas yang terletak diujung koridor. XI IPS 2.

"Lo tau cewek yang tadi kan?" Punggung Bathram tiba-tiba ditepuk oleh seseorang yang dibelakangnya saat dia baru keluar dari gudang belakang Sekolah yang kini dijadikan salah satu markas Graxda Team.

"Yang mana?" Bathram mengernyit bingung. "Sheila?" Ditatapnya Arkanza yang menghela gusar.

Kesabaran Arkanza layaknya tisu dibagi sepuluh. Sangat tipis.

"Pembantu kita." Ucap Arkanza sengaja tak ingin menyebut langsung nama Adara.

Bathram mengangguk. Dia menatap Lamat Arkanza, seakan meminta keterangan lebih jelas.

"Lo jemput dia. Bilang, gue yang suruh."

"Adara kelas XI IPS 2." Bathram menghentikan langkahnya saat tiba didepan ruangan kelas dengan papan kayu bertuliskan XI IPS 2.

Tampak orang-orang mulai berhamburan keluar kelas. Sedangkan Bathram memilih untuk menyandarkan tubuhnya di salah satu tembok kelas. Membelakangi pintu kelas XI IPS 2.

Sesekali Bathram tersenyum saat beberapa gadis menyapanya.

"Iya, duluan aja." Batheam tersenyum tipis saat seorang gadis mengajaknya untuk ikut pulang bersama.

Tak berselang lama menunggu, gadis yang akhir-akhir ini menyita perhatian SMA Rajawali_termasuk dikalangan anak Graxda_keluar dari kelas.

"Adara?" Bathram memanggil, memastikan gadis didepannya benar-benar sosok Adara yang Arkanza menyuruhnya untuk dijemput.

Adara tampak kaget. Terlihat dari reaksinya yang sigap mengambil beberapa langkah mundur.

"Eh, sorry. Gue nggak berniat buat lo kaget." Bathram tampak basa-basi. Cowok itu sedikit mencondongkan tubuhnya, melengok kedalam kelas yang sudah tak ada siapapun didalam.

Sepertinya, Adara menjadi orang terakhir yang keluar dari kelas.

"Gini Ra," Bathram menjeda ucapannya. Menatap sejenak Adara. "Gue diminta Arkanza buat jemput lo."

••••

Hamparan tanah yang luas, yang kini ditumbuhi dengan rumput-rumput liar disisi lapangan, jika biasanya sepi, kini dipenuhi oleh dua kubu yang saling memendam dendam satu sama lain.

Arkanza maju kedepan. Jaket kebanggaan Graxda Team, kini melekat sempurna di tubuhnya. Tatapannya menghunus tajam, seakan-akan mampu mengoyak barisan musuh didepannya.

Disebelah kirinya, terdapat Bathram_yang menjadi penasihat atau panglima tempur dari Graxda Team. Sedangkan, sisi kirinya yang biasanya diisi oleh kehadiran Gentama Ragaspati_kini kosong.

Dibelakang Arkanza, tampak Gavin dan Dafa tengah berdiri tegap, dengan Adara yang berada di sisinya. Rico juga berdiri disisi kanan Gavin.

Sedangkan, beberapa anggota Graxda yang sempat ikut, berdiriembentuk barisan dibagian belakang.

"Jadi apa yang bisa lo tukerin buat nyelamatin sahabat lo ini." Cowok dari kubu lawan yang berdiri paling depan
memasang wajah mengejek. Tangannya mengelus sedang rambut Genta, yang sedang dipegang kuat oleh dua anak buahnya.

ArkanzaWhere stories live. Discover now