#04 - Millenium

429 120 15
                                    

“Kita besok jadi turun ke jalan nggak?” tanya Salsa di tengah-tengah kerumunan teman-teman BEM-nya yang sibuk dengan urusan masing-masing.

Sean menoleh. “Jadi! tapi gue paling ikut agak sorean soalnya ada kuliah.”

“Gue juga. Barengan dong Sean berangkatnya.” Belum sempat Sean menjawab, Salsa tersentak dan buru-buru menambahkan ucapannya, “Eh, nggak apa-apa kan Vin kalau gue bareng Sean?” tanyanya sambil menoleh pada gadis di sampingnya.

Vanka—atau yang biasa Salsa panggil Vina—mengerjap bingung. “Kenapa nanya gue?”

“Kali aja nanti menimbulkan percik-percik api cemburu.” Salsa nyengir, tapi di detik berikutnya ia langsung dihadiahi jitakan maut oleh Sean.

“Bercanda yaampun.” Salsa manyun, tapi tak sampai membuatnya kapok untuk menggoda kedua temannya yang terlibat friendzone itu padahal keduanya sudah jelas saling tertarik. Salsa jadi gemas sendiri. Nggak nyadar aja dia kalau orang-orang juga gemas dengan hubungannya dan Yusuf yang tak kunjung mendapatkan status.

“Btw ini udah kelar kan? Gue mau balik nih kalau udah.”

“Udah.” Sean menjawab pertanyaan Salsa secepat kilat.

“Yaudah gue balik duluan ya gaes!”

“Balik sama siapa lo?”

“Tumben Abang Sean perhatian banget?”

“Basa basi aja.”

“Ih udah bisa ngejokes.” Vanka tertawa kecil mendengar ucapan Salsa.

“Dah ah gue balik dulu Ayang Yusuf udah nungguin. Bye gaes!” Salsa langsung beranjak dari tempatnya. Ia sedikit berlari keluar ruang sekre BEM, memakai sepatunya cepat dan tersenyum lebar manakala melihat sosok Yusuf duduk anteng di atas motor depan PKM U, dari jauh aja udah keliatan ganteng banget. Nggak heran Salsa cinta mati sama dia.

“Kak Yusuf!” Salsa menghampiri dengan ceria. “Hehe maaf lama.”

“Santai aja.” Yusuf balas tersenyum singkat. “Lo buru-buru nggak?”

“Nggak sih, kenapa?”

“Mampir studio dulu bentar ya, disuruh Adam ke sana katanya urgent.”

“Oh, boleh Kak.” Sudah jelas Salsa tidak akan menolak. Diajak kemanapun dia bakal iya-iya saja asal bersama Yusuf tentunya.

Tak butuh waktu lama, mereka sampai di studio rekaman milik Yusuf dan kedua temannya. Omong-omong ini pertama kalinya Salsa datang ke sana. Ia memang pernah dengar kalau Yusuf punya studio rekaman sendiri. Katanya Yusuf juga sering membuat lagu-lagu bersama mereka.

Pintu terbuka. Salsa ikut masuk dan berdiri di belakang Yusuf yang kini berkacak pinggang sambil memperhatikan kedua lelaki yang sibuk melototi layar komputer tanpa menyadari kedatangan mereka.

“PAKETTTT!” teriak Yusuf bikin kedua lelaki itu menoleh kaget.

“Bang Sup ngapain sih!” Adam sontak mendumel karena merasa fokusnya terganggu.

“Kaga sopan bener lu sama abang sendiri.” Yusuf menarik kursi untuk Salsa sementara dirinya duduk di samping Adam.

“Sape tu Bang?” Cowok satunya curi-curi pandang ke arah Salsa. “Cewek lo?”

“Mana ada Bang Sup punya cewek.” Yusuf mendelik mendengar celetukkan Adam.

“Temen gue dia,” jawab Yusuf sementara Salsa mengulas senyum pada cowok yang kini menghampirinya dengan menggerakan kursinya sambil mengulurkan tangan.

Sweet Nothings [𝙴𝙽𝙳]Onde histórias criam vida. Descubra agora