Prologue : The Beginning of a Story

322 21 1
                                    

Aku hanya seorang pecundang yang bahkan tak bisa melakukan apa pun selain menunduk dan menanggis

"Heh lemah! "

Lemah? Yah aku lemah itu benar ,aku memang sangat lemah

"Hy! Kau ini sangat menyebalkan ya, hanya menanggis dan tak bisa melawan! Cengeng!! "

Melawan ,mana mungkin aku akan melawan dengan tubuh yang seperti ini. Kurus ,kecil ,mudah terkena penyakit jangan pernah kau berharap aku dapat melawan ,itu tidak akan mungkin terjadi

"Sampah seperti mu tidak akan pernah menjadi bagian keluarga Namikaze ,dasar aib"

Langkah kaki itu pun menjauhi diriku ,rasa ngilu tak sebanding rasa sakit di hatiku ,mendengar kata yang sama sekali tak ingin ku dengar

'Aib ...'

==

Gelap nya malam serta angin sejuk yang menyengat permukaan kulit membuat siapa pun merasa merinding serta kedinginan

Diantara kegelapan itu terlihat seorang anak berpakaian seragam sekolah SMP yang terlihat lusuh serta kotor terpenuhi debu dan lumpur yang berjalan terhuyung huyung di bawah sinar lampu jalanan yang bercahaya redup

Berjalan pelan di trotoar samping jalan yabg sepi ,tanpa ada satu pun orang yang terlihat berjalan di sana ,kecuali beberapa mobil yang sempat melewati jalan itu walau pun hanya sedikit dan bisa dihitung menggunakan jari saking sepi nya

==

Helaan nafas kini meluncur mulus dari bibir nya ,menatap pintu belakang rumah dengan tatapan sayu

Tangan dingin itu mengambil sebuah kunci kecil di bawah karpet dan membuka kuncian pintu tersebut

Pintu itu terbuka dapat dilihat ruangan gelap yang hanya di teranggi oleh lampu kecil pencahayaan redup

Ia melangkahkan kaki nya menuju ruangan rumah yang terlihat besar dan luas ,berjalan pelan menaiki tangga ke lantai dua

==

Langkah nya terhenti di depan sebuah pintu kayu berwarna coklat dengan sebuah gantungan berwarna blue-orange yang bertulisan 'My Room'

Terdiam sesaat ,berusaha membendung cairan bening di pelupuk mata nya. Ia menutup kedua mata nya untuk menghalanggi cairan itu jatuh

'Miris, kehidupan yang miris' Batin nya seraya menahan isakan akan setiap saat pasti keluar

Setelah puas berdiri disana tanpa pergerakan apa pun ,telapak tangan itu meraih cnop pintu dan perlahan membuka pintu tersebut dan mendorong nya

Suara decitan pintu yang bergesekan sedikit terdengar jelas di telingga nya

Yang pertama kali ia lihat hanyalah ruangan yang gelap gulita dan hanya di teranggi oleh cahaya bulan Purnama dari luar

Ia kembali melangkah menuju lemari yang bertepatan di depan jendela kamar ,membuat lemari itu mendapatkan penerangan alami

Ia melempar tas nya di ranjang ruangan itu bisa dikatakan kamar nya dan mulai menganti pakaian nya ,seragam yang terlihat lusuh ia letankan di sebuah keranjang yang juga bertumpukan oleh baju baju kotor

Memakai pakaian simpel berlengan pendek ,ia berjalan menuju kotak putih polos di pojok ruangan dan mengambil beberapa botol serta kapas dan perban

Ia kembali berjalan dan terduduk tepat di depan jendela kamar ,dan dapat terlihat jelas di seluruh tubuh nya terdapat luka lembab serta goresan goresan di permukaan kulit nya

Ia membuka sebuah penutup botol yang ia ambil di kotak putih berpola silang tambah tersebut

Lalu muncurlah sebuah tetesan cairan berwarna kuning kemerahan dari dalam botol itu dan membasahi sebuah luka goresan di bagian pergelangan tangan kiri nya

Rasa perih serta ngilu dapat ia rasakan dengan jelas ,sebuah rintihan pelan keluar dari mulut nya yang menahan rasa perih di pergelangan tangan nya

Setelah itu ia pun menutupi luka tersebut dengan sebuah kapas tipis dan membalut nya dengan sebuah perban secara rapi dan merata ,ia lakukan hal tersebut berulang ulang kali pada luka luka lain di setiap bagian tubuh nya

Sempat ia mendongak melihat kearah jendela kamar nya ,manik Lazuli itu mengkilat saat cahaya bulan tersebut memantulkan sinar nya pada iris mata nya

==

Kedua tangan nya memungguti botol serta obat obatan yang berserakan di lantai lalu kembali meletakan semua nya ke dalam kotak P3K itu

Manik itu melihat kearah jam dinding di pojok kamar nya yang menunjukan waktu malam ini. Jam itu menunjukan waktu 21.52 ,sudah cukup larut ,yah memang ia selalu tidur setiap larut malam dan sebentar lagi jam itu akan menunjukan waktu jam 10 malam dan setelah itu pun semuanya akan dimulai

"Hahh " Ia mengela nafas lelah saat merasakan rasa kantuk di kepala nya ,tanpa membuang buang waktu ,ia berjalan dengan kedua pergelangan kaki yang terlihat di perban dan membaringkan tubuh nya ke sebuah ranjang berukuran sedang

Tubuh nya mendadak lemas setelah bersentuhan dengan kasur empuk tersebut

Rasa kantuk kini sudah tak bisa ia tahan ,kedua kelopak mata nya pun perlahan mulai menutup seiring dengan suara detikan jam yang terdengar jelas di telingga nya saking sunyi nya tempat itu

Sebelum ia akan benar benar tertidur ,ia sempat menggumam kan suatu kalimat yang terdengar bernada pasrah serta sendu

"Awali hari esok mu dengan rasa kecewa"

.
.
.

Prologue ends.

Hi friends back with me here!!

Ini book pertama ku di akun ini yang sebelum nya kena hack ,hehehe. Aku akan mulai dari awal nee

Sooyah goodbey!

Sekali lagi ...
Sorry

Vote and Comment!! Ato bagun tidur Indomie kalian ilang!!

Sepi sepi dulu sebelum rame 😋

ForgottenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang