• 9

15 5 0
                                    

。*♡ Happy reading 。*♡

===============================================


Jam istirahat mereka seperti biasa nongkrong di atap. Kali ini mereka membawa Snack jadi bisa berbincang sekaligus ngemil. Semuanya tenang fokus pada Snack dan pemandangan, hingga keheningan pun terjadi.
"Kalian abis lulus mau kuliah?" pertanyaan Krisna memecah keheningan, semua menatap nya. "Gua disuruh orang tua gitu" balas Nisa sambil mengunyah keripik "Gua pasti dong" Krisna beralih dari menatap Devan menjadi menatap Zara "Jangan tanya lu udah tau jawabannya" Krisna mengangguk.

"Klok lo sendiri kris?" Krisna tertawa garing, membuat yang lain bingung "Gua udah pasti langsung ngurus perusahaan" semua nya menggaguk

"Baru juga beberapa Minggu masuk udah ngomongin lulus aja lo pada"

"Cuma nanya gua Samsul"

"Oh iya btw gue mo nanya dah lu berdua saling suka?" Nisa bertanya sambil menunjuk Krisna dan Zara, Devan memberi wink pada Nisa membuatnya meraup wajah Devan "Mata lo kelilipan kodok hah?!" Devan hanya nyengir. Mereka lalu memperhatikan tingkah keduanya.
Krisna dan Zara saling menatap lalu membuang muka bersamaan. "Em...a-a-itu gua gak tau" Krisna menjawab dengan gugup sedang Zara entah mengapa jantung nya berdebar debar "Gak tau gimana?" Devan sengaja menanyakan itu dan sudah bersekongkol dengan Nisa.

"Y-ya mo dibilang enggak juga enggak, dibilang iya juga enggak" Krisna tak mau mengungkapkan perasaan nya didepan makhluk makhluk ini, menurut nya itu tak epik. "Uhuyy bau bau mau ada yang jadian nich" goda Nisa membuat keduanya blusing. Suasana macam apa ini kenapa jantung mereka berdua berdebar debar. "Ohok malu malu anjing dong"

"Kucing bego"

"Udah paan sih Kenapa jadi bahas itu dah" Lerai Zara mencoba mengganti topik "Btw ujian tengah semester masih sebulan lagi kan ya?" Zara berhasil mengganti topik pembicaraan yang mendebar kan ini "Heeh abis itu ntar kita tour, abis tour kurang dari sebulan kita ujian sekolah, trus ntar ujian akhir. Gila berasa cepet banget" cerocos Nisa membuat yang lain geleng-geleng, memang teman mereka yang satu ini lebih.

-

-

-

-

Zara tiba tiba dipanggil oleh kedua orang tuanya ke ruang utama. Ia tak tahu mau apa mereka tapi Zara sudah pasti akan menurutinya. Mereka sudah berkumpul Zara menatap keduanya bingung "Zahra berhubung kamu sudah kelas tiga jadi untuk nilai kamu harus mencapai paling rendah 98,7. Semua rasa penasaran Zara hilang. Ternyata hanya ingin menambah tekanan toh, "Baik Zara akan berusaha" mereka mengakhiri pembicaraan sampai disitu kemudian kembali ke kamarnya masing masing.

Dikamar Zara, ia membaringkan tubuhnya menatap langit langit kamar. Dia harus berusaha lebih keras lagi, ia sangat ingin memuaskan orang tuanya. Meski terkadang Zara tak tahu bagaimana caranya, ia sudah mengikuti semua permintaan namun mengapa orang tuanya selalu tamak. Mereka terlalu buta dengan nilai sampai melupakan perasaan anaknya sendiri.
Perlahan Zara menutup matanya untuk menyusuri alam mimpi.

Pagi ini sekolah masih sepi, Zara terlalu pagi datang. Hanya dirinya sendiri dikelas. Zara menatap keluar jendela menikmati pagi dari sana. Krisna sudah datang dan melihat Zara sedang fokus disana. Ide jahil pun muncul, ia mengendap endap dari belakang lalu...

DAUR!!!!

"WAAAKKKK SETANN!!!"

"Enak aja orang seganteng Seojun gini dibilang setan" Zara melempar tas kemuka Krisna yang sok ganteng ini "Halu lo Sepudin" Krisna Cengengesan lalu duduk di meja belakang. Kebetulan ia duduk depan belakang dengan Zara. Ia melihat Zara mengeluarkan note book. Krisna berpindah duduk disamping Zara yang sibuk menulis "Ada PR emang?"

"Enggak cuma nulis ide buat novel yang tiba tiba muncul" balas nya tanpa melihat Krisna. Surai rambut Zara menutupi mukanya, refleks Krisna menyingkirkan nya. Zara melihat Krisna begitu pun sebaliknya. Rasa ini muncul lagi, haduh jantung mereka bergejolak tak beraturan.

"Ehem! dunia serasa milik berdua ya!" Celetuk Devan dari ambang pintu sambil cekikikan menyaksikan FTV bersama Nisa. Krisna langsung menyingkirkan tangan nya dan berpindah tempat duduk.

"FTV kudu nayangin judul 'Temen ku adalah gebetan ku' wkwkwk"

"Bjirrr kek nya ko berdua bisa deh kolep sama mas Al & mbak Andini"
Keduanya tertawa pecah, membuat kedua orang itu gemas ingin menenggelamkan nya ke Palung Mariana.

"Mau miskin baru mati?"

"Ato mati baru miskin?"

Keduanya langsung kicep, Zara dan Krisna saling tos karena cara ini adalah cara paling ampuh menghentikan tingkat receh mereka.
Jam istirahat mereka nongkrong ni kanti. Mengapa tak di atap? Karena kita tidak bisa selalu diatas pasti ada saat kita dibawah.

"Eh ntar kita main keluar berempat lagi yuk udah lama nih"

"Yoklah gas"

Mereka berdua sangat antusias, namun tidak bagi Krisna dan Zara. Hari ini Krisna ada proyek yang belum selesai, sedang kan Zara kalian tahu sendiri gimana kan. Devan dan Nisa bingung, kenapa mereka bisa kompak banget gini sih.

"Sorry gua ada proyek nanti"

"Lo pada tahu gimana keadaan gue kan"

Nisa tak putus asa klok gak bisa sekarang masih ada hari esok dan esok lagi. Mereka saling mengerti satu sama lain, itu yang membuat mereka selalu akur. Jika bertengkar pun hanya sekedar candaan.

-

-

-

-

-

"Nona kenapa plester di kotak P3K sudah habis?" Zara terkejut saat mendengar itu. Ia lupa Menganti plester di kotak "Ah itu aku yang pakai"

"Baiklah, tapi nona tidak melakukan apa apa kan?"

"Enggak kok santai aja fi"

"Baiklah"

Setelah Silfi keluar, Zara bernafas lega. Ceroboh sekali dirinya kalau sampai Silfi tahu bakal terbongkar semua rahasianya.



Next chapter......

Subhanallah pendek again :)

Share and vote if you like

See you....

Don't Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang