Part 1

163 8 17
                                    

Pov Anindita

Tepat hari ini adalah hari pertama aku masuk SMA tapi masuk sekolah putri jadi sudah pasti aku tidak bisa bergabung dengan ke empat sahabatku yang lain karena mereka masuk sekolah putra.

Tapi aku berharap dihari pertamaku aku bisa cepat menyesuaikan diri dan segera dapat kawan disana.

"Pagi ibu pagi ayah."seru Anindita

"Pagi sayang,gimana udah siap buat hari pertama sekolah?"ujar sang ayah

"Udah dong yah,doain aku semoga betah ya yah."

"Yaelah lebay banget deh kaya mau apaan aja minta doa segala."kesal Shireen

"Lah emang kenapa sih?sewot amat deh loe." kesal Anindita

"Huss Anin jangan kaya gitu sama kakakmu." lerai sang ibu

"Tapi bu dia yang mulai." bela Anindita

"Udah udah kalau ribut terus kapan beresnya,udah sekarang cepet sarapan." lerai sang ayah

Begitulah aktivitas pagi kami yang selalu ada keributan tapi untunglah aku punya ayah yang selalu jadi penengah.

Pov end

"Oh ya Nin kamu pergi mau bareng ayah?"

"Nggak yah,aku mau bareng sahabat sahabat aku."

"Oh emang sekolah kalian sejalur,bukannya beda jalur?"

"Mereka udah janji mau anterin aku dulu yah."

"Oh ya udah kalau gitu cepet beresin sarapan nya."

Tak lama kemudian semua sahabat Anin datang

Tok tok tok

"Siapa tuh,coba kamu cek Nin." suruh sang ayah

Kemudian Anin pun membuka pintunya dan ketika dia buka pintu tak ada siapa siapa disana.

"Siapa Nin?" tanya sang ibu

"Gak tau bu,gak ada orang."

"Yaudah sekarang kamu lanjut aja sarapannya." ujar sang ayah

"Iya yah."

Ketika Anin menutup pintu ada yang mengetok pintunya kembali

Tok tok tok

"Aduh siapa sih?" kesal Anindita

Dan Ketika Anin membuka pintu tersebut .

Darrrr

Aaaaaaaa

"Hahahahahaha."

"Ahh gila ya kalian kebiasaan deh."

"Iya lagian sih loe lama banget buka pintunya,jadi kita isengin deh."ujar Edward

"Udah yuk ahh loe udah siap belum,kita berangkat sekarang." ajak Rama

"Iya iya bentar gue ambil tas dulu,kalian mau masuk dulu kagak."

"Masuk kemana?" tanya Joshua dengan polosnya

"Astaga nih anak pinter tapi lemotnya kumat mulu." kesal Edward

"Udah udah cepet loe ambil tas loe bisa kesiangan kita." ujar Rafael yang sudah kesal menunggu

"Iya iya bawel loe." kesal Anindita yang langsung menjewer telinga Rafael

"Sialan loe."

Akhirnya Anindita mengambil tas nya dan tak lupa berpamitan kepada orang tuanya dan kakaknya.

Friend in Love (ON GOING)Where stories live. Discover now