Jadian

28 17 16
                                    

Bima memarkirkan motornya di sebuah rumah yang jauh dari kota, dia sengaja membeli rumah yang jauh dari kota guna menghindari kejaran Ibra.

Bima turun dari motor dengan membawa dua kantong plastik besar yang dia beli untuk kebutuhan sehari-hari Tariana disini, bahkan Bima membelikan sebuah ponsel baru untuk Tariana takut jika gadis itu bosan.

"Loh Bima, sini duduk," ujar Tariana ketika melihat kedatangan Bima.

"Ini lo bawa ke belakang terus tata juga di kulkas," titah Bima sambil memberikan dua kantong plastik itu ke tangan Tariana.

Tariana melenggang pergi ke dapur untuk menata barang yang Bima belikan untuk kebutuhannya, Tariana yang asik dengan kegiatannya dikejutkan dengan sebuah totebag di hadapannya.

"Buat lo, takut lo bosen sendirian," ujar Bima menjawab kebingungan Tariana.

"Lo nggak usah lakuin ini Bim, gue nggak apa-apa kok, selama gue jauh dari Ibra gue merasa hidup gue senang-senang aja," ujar Tariana yang terus melakukan kegiatannya.

Bima menarik tangan Tariana paksa untuk berhadapan dengannya, dan seketika Tariana berdiri berhadapan dengan Bima.

"Pakai ini, gue juga butuh kabar dari lo," ujar Bima sambil memberikan sebuah totebag berisi ponsel ke tangan Tariana.

"Gu..gue nggak tahu mau bilang apa lagi sama lo, gue terlalu berhutang banyak sama lo Bim, gue rasa gue nggak bakal mampu bayar semuanya," lirih Tariana yang membuat diam sejenak.

"Kalau gitu lo nikah sama gue," Tariana memundurkan langkah nya kebelakang ketika mendengar penuturan Bima barusan.

"Gue bercanda kali Tar, kalau lo nggak keberatan sih gue fine-fine aja sih," ujar Bima tersenyum kecil ketika mendapati wajah memerah milik Tariana.

"Mm," Bima berdehem sambil memasang wajah serius yang membuat Tariana mengernyitkan dahinya.

"Gue nggak bisa ngomong manis ke cewek, gue juga terlalu kaku buat berhadapan sama cewek. Tapi asal lo tahu gue emang benar-benar serius kali ini, oke silahkan lo bilang kalau gue cowok gampangan karena dengan mudah nya gue jatuh cinta sama lo, tapi beberapa hal yang harus lo tahu, cuman sama lo gue kayak gini, cuman sama lo gue merasa ada yang aneh sama perasaan gue, cuman sama lo gue bisa melihat kehidupan orang lain, cuman sama lo hati gue yang abu-abu berubah menjadi pelangi, cuman sama.."

Bima membulatkan matanya sempurna di saat Tariana mengecup pipi Bima pelan, tubuh Bima menegang ketika mendapat perlakuan tiba-tiba seperti itu dari Tariana.

"Gue suka sama lo," ujar Tariana sambil tersenyum manis didepan Bima.

Tidak sadar Bima menarik lengkung bibirnya dengan sempurna disaat mendengar pengakuan dari Tariana.

"Gue tahu kalimat panjang lo tadi itu pengen ungkapin perasaan kan? Tapi lo bingung mau mulai dari mana," ujar Tariana yang membuat Bima terus tersenyum, ternyata Tariana ini tipikial gadis yang peka.

"Lo ganteng Bim kalau senyum kayak gini, pertahankan ya," ujar Tariana sambil mengelus lengkungan senyum Bima.

Bima menarik Tariana kedalam pelukannya, kini Tariana sudah menjadi milik dia sepenuhnya, tidak boleh ada yang menggangu atau berbuat hal yang akan menyakiti Tariana.

"Gue mau tanya satu hal boleh?" tanya Bima sambil mengusap pelan rambut Tariana.

"Boleh, tanya aja," ujar Tariana sambil mendongak menatap Bima.

"Sebenarnya apa yang terjadi antara lo sama Ibra?" mendengar pertanyaan Bima membuat Tariana diam sejenak.

"Kalau lo belum bisa ceritain semuanya nggak apa-apa kok, masih ada banyak waktu. Gue cuman pengen tahu aja akar permasalahan lo sama Ibra itu karena apa, tahu aja kan gue bisa perbaiki," ujar Bima yang masih setia mengusap pelan rambut Tariana.

About Time (End) Where stories live. Discover now