Ch 29

1.1K 101 2
                                    

Saat Gulf sadar, dia bisa merasakan seluruh tubuhnya sakit. Khususnya di bagian tubuh kanannya. Dia membuka mata dan melihat langit-langit putih. Apa yang terjadi? Dia berkedip, berusaha mengingat hal terakhir yang terjadi. Ah benar. Kejadian itu. Darah itu. Aku tertembak. Aku akan mencentang salah satu daftar keinginanku.

Dia menolehkan kepalanya dan melihat Tong yang sedang membaca sesuatu di ponselnya. Mew tidak ada di sepanjang matanya memandang. "Tong," suaranya serak. Air mata menggenang di matanya.

"Oh, kau sudah sadar. Biarkan aku memberitahu Dr. Kite dulu." Tong meninggalkannya sebentar, kemudian kembali dengan Dr. Kite. Dia diperiksa dan dinyatakan jika dia sudah tidak apa-apa dan hanya membutuhkan istirahat yang banyak untuk pulih dari operasi. Dokter itu keluar.

"Tong. Dimana Mew? Kenapa kau disini?" Gulf bisa merasakan air matanya jatuh. Apakah Mew baik-baik saja? Jika iya, dimana dia sekarang?

"Mew baik-baik saja. Dia hanya pergi ke suatu tempat. Aku sudah mengirimkan pesan padanya jika kau sudah sadar."

Gulf mendengar itu tapi dia mau Mew sekarang. "Tong, berikan Mew padaku, ku mohon. Aku mau melihat Mew. Ku mohon, Tong. Suruh dia datang kesini." Dia mulai menjadi emosional dan sensitif. Tapi, itu benar-benar tidak enak untuk bangun tanpa Mew disampingnya.

"Gulf, dia akan segera datang. Mari kita tunggu dia. Tidakkah kau senang ada aku disini?" Tong berusaha menaikkan suasana tapi itu tidak berhasil.

"Mew, Tong. Aku butuh Mew." Sekarang dia benar-benar terisak. Tubuhnya masih terbaring di kasur. Rasa sakit di perutnya membatasi dia untuk bergerak.

"Ah, Gulf. Tenanglah. Kita tidak mau melihat Mew panik, kan?"

Gulf segera berhenti terisak keras. Tapi dia masih menangis dalam diam. Beberapa menit berlalu dan Mew masih belum muncul. Dia tahu bagaimana jalan pikiran calon-suaminya itu. Bagaimana jika dia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi karna dia disana dan aku terluka? Bagaimana jika dia memutuskan untuk meninggalkanku lagi untuk menjagaku? Bagaimana jika dia membenci dirinya sendiri dan membenciku sekarang karna aku terlalu lemah? Gulf tidak bisa berhenti menangis. Dia tahu Mew tidak akan meninggalkannya tapi dia sedang stress secara emosional dan dia tahu Mew cenderung menyalahkan dirinya sendiri meskipun apa yang terjadi diluar kuasanya. Boo, ku harap kau tahu jika ini bukan salahmu. Kembalilah padaku.

Sekitar 15 menit kemudian, pintu terbuka. Dan Gulf melihat pria yang ingin dia lihat. Dia menangis lagi. Dia menjulurkan dan melebarkan tangannya ke arah Mew. Membuatnya terlihat seperti meminta pelukan. "Boo! Boo! Peluk kekasihmu ini." Mew segera berlari ke sisinya, namun masih berhati-hati. Kepala kekasihnya sekarang di dadanya. Hanya sebagian tubuh bagian atasnya yang berada di kasur.

Gulf mendengar suara pintu tertutup dan dia melihat Tong meninggalkan mereka, memberi mereka waktu berdua.

"Bii. Maafkan aku. Maafkan aku." Pundak Mew bergetar. Lihat? Si bodoh ini menyalahkan dirinya sendiri.

Gulf menahan tangis. Mew menjadi begitu rapuh dan hilang arah dalam pelukannya. Dia benci melihatnya menangis karna kecemasan dan rasa bersalah. "Boo, A-Aku baik-baik saja. Kau tidak bisa menyingkirkanku semudah itu."

"Sayang, kau tidak mengerti. Targer mereka seharusnya adalah aku. Aku." Mew masih menolak untuk menatap matanya.

"Boo. Apa yang kau katakana? Itu terjadi begitu tiba-tiba. Itu bukanlah salahmu."

My Person 🍑 MewGulf Mafia AU [Terjemahan]Where stories live. Discover now