BAB XXIV

947 144 3
                                    

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

"Harry, katamu kau sudah memahami telur itu berminggu-minggu yang lalu." ucap Chrysa, menatap langit sambil bersandar pada pembatas jembatan.

"Tugasnya dua hari lagi." ucap Harry dengan nada frustasi, itu mengingatkan Chrysa pada Cedric yang juga kesulitan dengan telur naganya.

"Benarkah? Aku tidak tahu." ucap Hermione.

"Aku rasa Viktor sudah memahaminya." timpal Harry, itu membuat Hermione mengerutkan kedua alisnya.

"Aku tidak tahu, kami tidak membicarakan turnamen. Sebenarnya, kami sama sekali tidak mengobrol. Viktor lebih banyak berbicara melalui tubuh... Maksudku, dia tak terlalu suka berbicara. Dia lebih sering melihatku belajar... Sebenarnya, itu sedikit menyebalkan."

Mereka bertiga tertawa, pipi Hermione sudah menjadi merah. Chrysa tahu rasanya, Cedric juga lebih sering melihatnya daripada berbicara. Sebenarnya Chrysa tak terlalu mempermasalahkan pada awalnya, tapi lama-kelamaan rasanya itu tak baik untuk jantungnya.

Karena jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya saat Cedric menatapnya.

"Aku tahu perasaanmu, Mione."

Hermione tersenyum dengan wajah memerah, sedangkan Harry menghentikan tawanya dan tersenyum dengan senyum yang tak bisa Chrysa artikan. Itu terlihat seperti senyum terpaksa.

"Kau sedang mencoba mencari teka-teki telur itu, kan?" tanya Hermione pada Harry.

"Apa maksudnya itu?" ucap Harry, balik bertanya pada Hermione dan bukannya menjawab.

"Maksudku, tugas-tugas itu dirancang untuk menguji kalian dengan cara yang paling brutal sehingga hampir kejam. Lalu, aku..."

Hermione menggantungkan kalimatnya, mengerutkan kedua alisnya dan tersenyum simpul. Hermione menatap Harry dengan raut wajah yang jelas bisa dibaca siapapun.

"Aku mengkhawatirkanmu. Kau mengalahkan naga dengan keberanianmu, aku tak yakin itu akan cukup kali ini."

Chrysa menatap Harry dan Hermione dengan senyum kecil, termenung akan ucapan Hermione pada Harry karena itu membuatnya mengingat Cedric.

Hermione benar, walau sudah berhasil di tugas pertama. Tapi, itu tidak menjamin keberhasilan tugas kedua hanya dengan keberanian. Turnamen ini bukan untuk orang yang lemah hati, tapi bukan berarti Chrysa berfikir Cedric adalah orang yang seperti itu.

Dia hanya khawatir, turnamen ini memakan banyak korban jiwa.

"Hei, Potter!"

Harry, Hermione dan Chrysa menoleh ke asal suara. Itu Cedric Diggory, Harry berjalan mendekat ke arahnya. Meninggalkan Chrysa dan Hermione yang saling berpandangan.

Hermione tersenyum kecil, melangkahkan kakinya menjauh dari sana. Sedangkan Chrysa masih ditempatnya dan menatap Cedric dan Harry dengan wajah penasaran.

"Bawalah telurmu dan berfikirlah baik-baik dengan air panas."

Cedric berjalan mundur, lalu berbalik dan menarik Chrysa untuk berjalan bersamanya. Dengan senyum ramahnya Cedric menggengam tangan Chrysa, melemparkan tatapan hangat penuh kasih sayang. Tanpa menyadari tatapan sedih seseorang dari jauh.

"Apa maksudnya membawa telur dan berfikir dengan air panas?"

Chrysa menatap Cedric dengan wajah penasaran, seperti anak kecil yang tengah bertanya tentang hal yang tak ia tahu pada orang yang lebih tua. Dimata Cedric, itu benar-benar menggemaskan sehingga membuatnya tertawa kecil.

Cedric DiggoryWhere stories live. Discover now