[ 08 ] bersalah

454 90 13
                                    

Hyunjin mengetuk-ngetuk meja nya dengan pensil dan perasaannya berkecamuk. Gugup, takut, malu menjadi satu.

Niatnya akan menjelaskan ke Felix yang saat ini sedang duduk anteng disebelahnya karena dipinjami Jisung sebuah komik dengan cover gambar detektif terkenal.

Kelasnya sedang tidak ada guru dan Hyunjin yakin Felix sudah selesai mengerjakan tugas yang ada.

"Lix," panggilnya.

Hyunjin berekspetasi bahwa Felix akan menatap kemusuhan lalu beranjak pergi, namun semuanya salah. Felix menoleh dengan pandangan bertanya yang mana membuat Hyunjin bingung.

"Hm? Apa?" tanya Felix membalas panggilan Hyunjin.

Nah, Hyunjin gugup lagi. "Anu, lo ga ada itu apa sih?—latihan sama Hwall?" tanya Hyunjin berbasa-basi.

Felix menggeleng. "Untuk saat ini engga, tapi nanti jam istirahat pertama," jawabnya.

"Lo ga dikasih waktu buat jajan?"

"15 menit."

Kesempatan bagus!

"Nanti ke kantin bareng yuk, Lix! keburu ga kalau jajan dulu?" ajak Hyunjin bersemangat yang mana langsung dibalas anggukan semangat juga.

"Keburu kok. Ayo aja!"

"Hyunjin mana anjir, apa kamar mandi nya pindah ke Jogja ya? makanya dia lama banget baliknya," cerocos Felix asal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Hyunjin mana anjir, apa kamar mandi nya pindah ke Jogja ya? makanya dia lama banget baliknya," cerocos Felix asal.

Saat ini si pemuda Pratama tengah mengaduk-aduk kuah sotonya sembari menunggu Hyunjin yang tadi tiba-tiba pamit katanya kebelet.

Felix mengangguk mengizinkan dan berakhir ia menunggu seperti ini. Ia tidak akan meninggalkan Hyunjin makan terlebih dahulu, menurutnya kalau jajan bareng makannya juga harus bareng.

Felix menumpukan wajahnya pada kedua tangan. Melirik layar handphone nya yang menampilkan jam-sudah sekitar 7 menit Hyunjin pamit undur diri.

Menghela napas, ia hanya punya 8 menit lagi untuk duduk dikursi kantin.

"Oi Felix!"

Felix memutar bola matanya jengah. "Apa, Hoon? gue lagi ga mau ngejulid ya bareng lo. Baru dihadapan rezeki ga baik malah nge-maksiat," ujar Felix membuat Jihoon langsung memandang sinis.

Meletakkan soto yang ia pesan serta es teh, Jihoon mendudukkan dirinya dikursi hadapan Felix.

"Dih, disapa baik-baik malah suudzon aja," balasnya sinis. Jihoon celingak-celinguk bentar, "si memble mana, Lix? tumben sendirian aja. Diculik om-om baru tau rasa lo."

Plakkk

"Jangan sering main sama Haedar deh, Hoon." Haedar yang Felix maksud adalah Haedar Chandra—Haechan panggilan gampangnya.

"Lah napa?"

"Mulut lo minta banget dicabe-in soalnya."

"Njing. Gue serius lho, soalnya lo kalau ga ada pawangnya keliatan kayak kucing manis tersesat gitu minta banget buat diculik," ungkap Jihoon yang membut Felix langsung ngakak kenceng.

"Lo ga mau makan, Lix?" tanya Jihoon heran saat soto didepan Felix masih tenang tak ada tanda-tanda sudah disantap. "Keburu dingin nanti," lanjutnya.

Felix langung mendengus kesal. "Gue nunggu Hyunjin anjir, lama banget dia ga balik-balik."

Kening Jihoon berkerut. "Ngapain lo nungguin Hyunjin? orangnya kan lagi beberes ruang osis."

Ucapan Jihoon membuat Felix ngakak lagi. Hyunjin? beberes? pindahin dulu sini Monas ke Bandung.g

"Ngapain dah? Aduh Hoon Hoon, Hyunjin tuh orangnya mal-"

"Sama Heejin. Kayaknya sih dia bantuin Heejin gitu."

"Ngadi-ngadi kan lo?" Felix memicingkan matanya.

Kali ini gantian Jihoon yang menggeplak Felix. "Lo lupa kalau gue temenan sama Haechan?" Jihoon berlagak tersenyum miring, "jangan remehin kekuatan gue dalam mencari bahan ghibah, Lix."

Felix mengatupkan bibirnya seketika.

Ting!

Hwallie😸

| felix?
| bersedia gue repotin?
| gue dah sampe perpus, tapi pak daniel barusan ngechat suruh ke ruang guru ambil soal buat latihan kita.
| gue mager ehe, lo bisa ambil soalnya?

Adalah chat dari Hwall yang membuat Felix buru-buru menyantap soto secepatnya.

"Hoon, gue duluan ya." Bahu Jihoon ditepuk pelan.

"Lho Lix? ga nungguin Hyunjin?"

.

"Hoon, anjir! lo liat Felix ga?"

Jihoon menghentikan aktifitas menggigiti sedotan es tehnya, memalingkan wajah dari layar gawai ke wajah visual Hyunjin yang kentara sekali sedang panik.

"Udah pergi."

Ringisan 'aduh' terdengar Jihoon. "Heh! lo ditungguin Felix blok! malah ga dateng-dateng. Noh, soto lo udah dibayarin Felix."

Rasa bersalah Hyunjin kian bertambah.

Rasa bersalah Hyunjin kian bertambah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

___________________

Stroberi [ ✔ ]Where stories live. Discover now