Jadi posesif

6.9K 876 92
                                    

"Kakak cuma mau ronda." ucap Mark sambil menepuk - nepuk pelan lengan Caca di sekitar perut.

Sedangkan Caca udah merengut ngga suka sebelum semakin mempererat pelukan di perut kak Mark. Hari ini malam minggu, berarti besok kak Mark libur kan. Masa dia bobo sendiri cuma sama guling, dedek Cakra lagi di culik sama Jeno lagi.

Entah, Jeno tiba - tiba datang ke Jogja sambil bawa Nana. Terus langsung menculik dedek, katanya simulasi kalo dapet momongan.

Nikah aja belum.

Dedek Cakra mau-mau aja ikut, dia kan gampang di bujuk.

"Biasanya ronda malam Jum'at, kok minggu sih." rengek Caca sedikit sebal sebelum menghentak - hentakan kaki.

Melihat hal itu langsung aja membuat Mark berhenti berjalan, "Ca! jangan gitu nanti anak kakak keguncang."

"Anak Caca!" pekik Caca ngga terima sambil menduselkan dahi ke arah punggung lebar sang suami.

"Iya iya anak kita deh." ucap Mark ngalah sebelum membenarkan letak sarung di pundak, ngga mau cari masalah.

Sehabis itu mereka berdua jalan lagi menuju pintu keluar rumah. Masih dengan posisi sama, Caca memeluk Mark dari belakang dan Mark yang pasrah sambil mencet tombol on-off senter.

Sampe mereka udah persis di depan pintu, Mark berbalik badan dan narik paksa lengan Caca supaya ngelepasin.

"Ish!" tentu aja Caca mencebik sebal.

Dengan segera Mark menenangkan dengan memposisikan tangan di sisi kanan-kiri bahu Caca. Mengelus - elus pelan sambil di tatap lembut, terus mengecup dahi Caca lama.

"Cuma patroli bentar hm, nanti kalo udah selesai langsung pulang." ucap Mark sebelum kembali memeluk badan Caca.

Caca masih sedikit sebal sambil ber- sidekap dada tapi beberapa menit kemudian langsung menghela nafas panjang. Baru sadar kenapa cukup posesif ke kak Mark sekarang, itu naluri oke.

Seminggu jarang ada waktu karena kak Mark sibuk di rumah sakit, terus malam minggu malah di tinggal.

Caca kan kangen kelonan.

Apalagi akhir - akhir ini hormon ke- hamilan Caca lagi ngga baik. Cepet nangis, cepet kepikiran, pengen di belai terus sama kak Mark.

"Harus banget gitu? jarang ada waktu lohh." kata Caca sambil buat sesuatu abstrak di dada bidang Mark.

"Caca mau kena denda? hari ini aja nanti kakak coba minta ganti shift lagi." balas Mark sebelum melepas pelukan dan menarik pipi tembem istrinya.

"Iyasih, tapi emang kakak ngga kangen 'nininau'?" ucap Caca masih ngga mau kalah sambil berkedip - kedip genit.

Seketika Mark di buat terdiam terus mengecupi seluruh area muka milik Caca. Menutup sedikit pintu keluar rumah sebelum memajukan kepala dan mencium bibir Caca, anjayani.

"Apa lagi itu nininau, hm." balas Mark setelah melepaskan ciuman sambil meremas bokong semok Caca.

"Ehe."

"BAPAK MARK, berangkat hayuk ih! kelonnya nanti aja!"

Mereka berdua kaget banget langsung menolehkan kepala. Ternyata di sana udah ada pak rt sama bapak komplek yang lain, salahin Mark aja cuma nutup setengah.

"Jiwa muda! Anjayani!!"

"Wkwkwk Inget pak istri lagi hamil!"

Aihh malu.

.
.

--+++--

Caca menatap tiga kotak bakpia 25 rasa keju di depannya heran. Sebelum beralih menatap sepasang kekasih muda, siapa lagi kalo bukan Jeno dan Nana.

[2] Kak Mark ΩTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang