6 ※ The Life of Butterfly

452 47 10
                                    

"Keadilan, kebenaran, kebebasan, itulah pangkal dari kebahagiaan."
- Plato -

🦋🌹🦋

Terjatuh tapi tak sakit...

"Apa aku sudah mati rasa," pikirnya.

Yang terbayang dalam detik-detik jatuhnya dirinya adalah kepalanya mungkin sudah bercucuran darah, tulang belakangnya patah, dan sakitnya begitu menyakitkan.

Namun kenyataannya ia tak merasakan apa-apa kecuali...

"Tunggu!"

Seseorang merengkuh tubuhnya.

Mata berbinarnya membulat lebat. Ia terjatuh dalam pelukan seseorang. Ditatapnya wajah orang itu yang tanpak tidak asing dengan alisnya yang bertaut.

Matanya dan mata orang itu bertemu. Mereka saling asyik menatap dalam sepersekian detiknya dalam keheningan yang membalut.

Moonyoung mengerjap setelah akhirnya tersadar. Segera ia beralih dan bangkit dari posisi itu.

🦋🦋🦋

Saat sebelum kejadian Moonyoung terjatuh...

Kala itu Gangtae secara kebetulan melihat Moonyoung tengah berdiri sendirian di persimpangan.

Senyumnya merekah melihat gadis itu. Beberapa  hari ini ia tidak menemukan Moonyoung saat menunggunya di dekat gerbang sekolahnya. Entah ia saja yang tidak melihatnya dari kian banyak siswa yang sekejap berhamburan melewati gerbang atau momennya saja yang selalu tidak tepat, lambat atau cepat.

Matanya memindai setiap pergerakan Moonyoung sampai saat gadis itu masuk dalam sebuah tokoh barang antik.

Toko itu tidak terlalu luas untuk membuatnya sulit menemukan Moonyoung. Gangtae tidak langsung menyapanya, ada bisikan untuk tetap mengamati gadis itu dalam diam. Menikmati setiap gerak-geriknya. Ia bagaikan seorang stalker atau byeontae rasanya.

Gangtae agak resah karena Moonyoung mencoba menggapai benda yang letaknya sangat tinggi. Kekhawatirannya meningkat kala Moonyoung mencoba memanjat rak itu.

Bodohnya ia yang hanya diam mematung. Gangtae pun mendelik saat melihat Moonyoung hampir terjatuh. Dengan kecepatan kilat ia berlari menuju Moonyoung.

Gangtae menggapai tubuh gadis itu untuk mengangkatnya lalu berlutut untuk merengkuhnya. Ia bisa melihat gadis itu berserah diri, tubuhnya menegang, dan matanya menutup rapat.

Ia terpaku saat matanya bertemu dengan mata teduh gadis itu hingga akhirnya tatapan mereka saling beradu.

Gadis itu....

Sungguh memikat di iris matanya.

Gangtae bisa melihat jelas matanya yang meneduhkan, kulitnya yang mulus dan bersinar...

Gangtae merasa sudah gila... mungkin saja itu karena pantulan cahaya. Namun tanpa cahaya pun wajahnya tetap saja berbinar.

Dunia seakan berhenti berputar, waktu seakan dibekukan. Gangtae mengagumi lekuk wajah indah ciptaan Tuhan yang begitu dekat dan jelas di matanya.

🦋🦋🦋

Jeda waktu diantara mereka musnah. Saatnya sadar dan kembali ke kenyataan. Moonyoung menjauhkan tubuhnya dari Gangtae.

Lidah Moonyoung kelu, manusia mana yang tidak terkejut saat dirinya hampir celaka. Apalagi tubuhnya dipeluk oleh pemuda asing meski ia berniat menyelamatkannya.

The Secret of PsycheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang