Dimensi Tak Bersisi

Zatia : 7 mücadele etmek

"Le, Kautsar, bangun!" Umi tiba-tiba membangunkanku, masih pukul 23.00
"Ada apa umi?" Tanyaku dengan suara parau khas bangun tidur
"Tadi umi dikasih kabar, katanya kyai Ishaaq udah seminggu kritis. Anak perempuan yang kamu tanyakan tempo hari juga pulang. Umi sama Abah mau kesana, kamu ikut tidak?" Ajak umi. Mataku seketika terbelalak. *Ohh Ning Alisha, sebentar lagi kita akan bertemu...
"Iya umii, Kautsar ikut" jawabku dan langsung bangun untuk bersiap-siap

Perjalanan jauh pada malam hari sudah terlalu biasa bagiku. Aku, Umi, dan Abah berangkat menuju ke Purworejo pukul 01.00 dini hari. Aku yang mengendarai mobilnya, karena memang sudah kebiasaan Abah menyuruhku nyetir sendiri.
"Kamu nggak ngantuk to le? Nanti nek ngantuk istirahat dulu direst area" kadang Abah juga mengkhawatirkan aku saat nyopir
"Mboten bah, tadi Kautsar sampun tilem dangu, dari ba'da isyaan" jawabku jujur

"Oh ketahuan kan kalau nggak ikut ngaji ihya ulumuddin tadi. Gimana to le, disekolahkan jauh-jauh sampai ke Tareem, dirumah suruh ngaji ihya nggak budal" dukan Abah, aku hanya menunduk karena malu

Akhirnya kami berhenti direst area untuk makan dan istirahat karena merasa Lapar.

"Bah, putrinya Kyai Ishaaq niko dereng simmah kan?" Tanyaku hati-hati pada Abah setelah kulihat Umi sedang Sare dikursi tengah

"Belum. Masih kuliah" jawab Abah tanpa ragu sembari membuka tahu Sumedang yang kami beli dijalanan

"Ohh, kalau Kautsar sama putrinya Kyai Ishaaq boleh nggak bah?" Aku merasa was-was dengan jawaban Abah setelah kuberanikan diri bertanya

"Oh yang dibilang Umi mu kemarin? Lah kamu disuruh ngaji ihya masih sering bolos kok pengin jadi menantunya kyai Ishaaq. Malu-maluin Abah" Dan lagi-lagi aku dibuat malu pada abahku sendiri. =>

Gimana sama part ini? Minta pendapatnya?
Kalau ada salah huruf harap dimaklumi (typo)🙏

=>=>=> Next, awal pertemuannya Kautsar sama Alisha dari sudut pandang si ganteng Kautsar ya😘