Bagian II

5 1 0
                                    

"Kau adiknya Yujin kan?"

Yunho menatap seseorang yang baru saja memanggilnya. Ia mengenalnya. Pria ini ada dalam satu kelas yang sama dengan Yujin. Oh sial. Ia ketahuan bekerja disini.

"Tak kusangka adik manis Yujin bekerja sebagai host. Pft. Tambahan uang jajan? Kenapa tidak bilang? Aku bisa berikan sebanyak yang kamu mau loh~" ia berucap sembari berbisik tepat di telinga Yunho. Wajah Yunho memerah. Ingin marah rasanya. Seperti dilecehkan. Memang apa salahnya jadi host?.

Jemari tangannya mengepal kuat bersiap menghajar pria didepannya. Namun belum melayangkan satu pukulan, tangannya tergenggam erat oleh sesuatu. Seseorang tepatnya.

Song Mingi datang di waktu yang tepat.

"Jangan mengganggu pekerjaan orang lain. Aku sudah memesannya." Mingi berujar sedikit menjauhkan Yunho agar berdiri dibelakangnya.

Pria itu. Jung Wooyoung. Memang terkadang memiliki mulut yang sedikit kurangajar.

Wooyoung tertawa sinis. Menatap dua murid yang dikenalnya berada didalam tempat seperti ini. Tidak berkaca sepertinya.

"Romeo dan Juliet, ya? Menggelikan. Aku cuma menawarkan kekasihmu cara yang lebih mudah daripada harus bekerja disini. Oh ya. Kau kan pacarnya, harusnya bisa membuat kekasihmu lebih aman dan senang dibanding harus mencari uang ditempat seperti ini" celotehnya lantas pergi meninggalkan Mingi dan Yunho yang terdiam menahan kesal. Ikut campur sekali.

"Maaf, Mingi..." Yunho menunduk menahan air matanya. Amarah yang tertahan membuatnya menangis begitu saja. Mingi yang tidak tega melihatnya lantas mengajak Yunho menjauhi keramaian, mengusap wajahnya yang basah karena air mata. Ditangkupnya wajah Yunho pun menatapnya.

"Yunho ya..jangan menangis. Aku antar pulang saja bagaimana?" tanya Mingi menawarkan. Yunho menggeleng. Ia sudah berjanji akan menghubungi Yujin jika pekerjaannya selesai.

"Mingi... Bagaimana kalau Wooyoung mengatakan ini pada kepala sekolah? Aku takut Yujin kena imbasnya..." isak Yunho disela tangisnya. Kedua tangan Mingi melingkar memeluk tubuh Yunho berusaha membuatnya tenang.

"Tak akan. Aku akan bertanggung jawab soal Wooyoung. Kupastikan ia tutup mulut. Jangan khawatirkan itu." ucapnya sembari mengusap lembut surai merah muda milik Yunho.

Setelah dirasa dirinya lebih tenang, Yunho izin untuk pulang lebih dulu pada atasannya dengan alasan tak enak badan. Ia segera menghubungi Yujin untuk menjemputnya. Ditemani Mingi tentu saja. Pria itu tidak akan pulang sebelum melihat Yujin menjemput Yunho, memastikan kekasihnya pulang dengan aman.

"Terimakasih, Mingi.." ucap Yunho pelan hampir berbisik. Mingi hanya tersenyum, mengacak pelan rambut Yunho.

"Tak perlu berterimakasih. Sudah seharusnya."

Dari kejauhan nampak Yujin sudah datang, melangkah mendekat menghampiri Yunho dan Mingi.

"Oh? Ada Mingi?" tanya Yujin. Ternyata Yunho memang begitu penurut untuk pulang bersama Yujin daripada diantar oleh Mingi. Tak pernah terpikir oleh Yujin sebelumnya.

"Ya, hanya mampir sebentar. Kalau begitu aku pamit. Selamat malam, Yunho. Yujin" Mingi berpamitan kemudian pergi menjauh, melangkah pulang. Sementara Yunho mengikuti Yujin untuk kembali kerumah.

***

[Jeong's house]

"Yunho? Matamu bengkak?" tanya Yujin memperhatikan wajah Yunho yang nampak bengkak. Pipinya memang chubby. Tapi ini bukan karena pipi chubbynya.

Yunho menatap Yujin sejenak, menghela nafas pelan lalu menceritakan apa yang terjadi. Ia bukan orang yang akan berbohong soal apa yang dialaminya. Sedikit berbeda dengan Yujin yang misterius walau terlihat ramah. Yujin lebih suka memendam masalahnya dan menyelesaikannya sendiri tanpa melibatkan orang lain. Menurut Yujin selama masalah bisa diatasi sendiri, orang lain tak perlu tahu apa yang dialaminya. Terkadang orang lain hanya ingin tahu tanpa memberi solusi. Bukan berarti ia tak terbuka pada Yunho. Ia hanya tidak mau Yunho memikirkan hal yang bukan kepentingannya.

Yujin mendengarkan cerita Yunho dengan seksama, mengangguk paham dengan apa yang terjadi. Satu tangannya terulur membelai lembut kepala Yunho. Sejujurnya Yujin jarang sekali melihat Yunho sampai se-sedih ini.

Wooyoung itu memang keterlaluan, Yujin membatin.

"Sekarang beristirahatlah. Besok kita pergi jalan-jalan. Lupakan masalahmu hari ini" Yujin tersenyum menepuk-nepuk pelan puncak kepala Yunho. Mereka kembar namun Yujin terlihat benar-benar lebih dewasa daripada Yunho. Malah terlihat seperti kakak dan adik beda usia.

Yunho mengangguk, menurut untuk pergi menuju kamar tidurnya dan beristirahat. Sejenak ia menatap layar ponselnya, membuka room chatnya dengan Mingi.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Yujin! Hari ini jadi jalan-jalan kan?!"

Yujin tersedak teh buatannya mendengar teriakan tiba-tiba dari Yunho. Bisa-bisanya anak itu bangun pagi saat liburan, tapi malah bangun siang saat jadwal masuk sekolah.

"Uhuk- ya.. Jadi. Memangnya sudah mandi?" tanya Yujin, memperhatikan Yunho yang masih mengenakan piyama tidurnya. Bahkan kerah dari piyamanya di bagian kanan sedikit turun memperlihatkan bahu mulusnya.

Astaga. Kalau tak ingat itu kembarannya mungkin Yujin sudah hilaf.

"Nde! Aku mandi sekarang!" Yunho berujar riang berlari kecil menuju kamar mandi. Yujin bahkan bisa mendengar anak itu bersenandung didalam kamar mandi. Diam-diam membuat kedua sudut bibirnya tersenyum. Senang jika Yunho bahagia seperti itu.

Lima belas menit berlalu, Yunho sudah duduk di meja makan dengan pakaian yang rapi namun tetap santai. Nampaknya ia juga sudah berdandan sedikit, terlihat dari wajahnya yang lebih segar. Pria yang berparas sama persis dengan Yujin itu kini tengah menyantap sarapannya sendirian karena Yujin sudah memakan sarapannya sendiri terlebih dahulu.

"Kita mau kemana hari ini Yujin??" tanya Yunho, berusaha mengalihkan atensi Yujin dari ponselnya. Kadang pria itu punya banyak jon di ponselnya. Manusia sibuk.

"Kita pergi ke alun-alun kota lalu ke taman atau bukit terdekat sepertinya asik. Bagaimana?"

"Mau!"

"Selesaikan sarapanmu. Aku tunggu dimobil" Yujin berujar mengusak pelan rambut Yunho lantas beranjak keluar, menunggu Yunho di mobilnya.

Tak lama berselang, Yunho masuk kedalam mobil dimana Yujin berada. Sarapan sudah dihabiskannya dan dapur sudah bersih. Yujin akan marah kalau rumahnya berantakan. Tidak terlalu galak. Hanya auranya menyeramkan.

"Ayo berangkat.." Yunho tersenyum bahagia. Sepertinya hari ini moodnya benar-benar bagus.

Semoga saja.

Tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai ditempat tujuan. Mobil pun terparkir dengan rapi. Yunho turun dari mobilnya, mengikuti langkah kaki Yujin yang membawanya berjalan-jalan menyusuri alun alun kota. Membeli beberapa jajanan dan juga sedikit belanja tentu saja.

BRUK-

"Tsk. Kalau jalan perhatikan manusia didepanmu."

"...Kang Yeosang?"

***

To be continue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jeong TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang