🍃 bonus chapter 🍃

4.6K 595 63
                                    

Senin pagi di kediaman keluarga Suna sangat ribut dikarenakan satu hal. Yaitu sang istri yang merupakan alarm bagi seisi rumah kesiangan dan hal itu menyebabkan yang lainnya pun ikut kesiangan.

"Sayaaaaang! Kaos kaki aku dimana? Masih belum kering kah?" teriak sang Suami dari kamar. Tangannya menggeledah sesisi lemari dengan tergesa-gesa karena hampir telat latihan bersama timnya dan membuat lemarinya acak-acakan.

"Di laci lemari ituloh, Rin. Ditempat daleman masa gak ada? Biasanya juga disitu!" sahut sang Istri, (Name). Yang sedang membuatkan bekal sarapan + makan siang untuk suami dan anak pertamanya.

"Ada gaaaak?!" teriak (Name) memastikan.

"Iyaaaa ada, sayang. Makaaasih!" teriak Rintaro.

Tak lama kemudian, anak pertamanya menghampirinya dengan alat makan yang sudah kosong. Baru selesai sarapan.

"Mama, Rika sudah selesai sarapan." Suna Rika, anak pertama Rintaro dan (Name) menyodorkan alat makan kotor kepada (Name) untuk minta tolong disimpan ke wastafel.

"Oke, buku-buku semuanya sudah siap gak ada yang ketinggalan?" tanya (Name).

Anak berusia 7 tahun itu mengangguk. "Sudah, mama."

"Tapi rambut Rika belum diikat, kata ibu guru harus diikat supaya rapi." ujarnya.

(Name) melirik jam dinding yang menunjukan waktu sekolah Rika masuk semakin sempit sementara bento yang ia buat masih belum selesai.

"Rika, bawa ikat rambut sama sisir ke papa ya minta tolong papa yang ikatkan. Mama belum selesai buat bekal Rika sama papa. Oke?"

"Oke!"

Rika kemudian berlari menuju kamarnya untuk mengambil ikat rambut dan sisir kemudian menuju papanya.

"Rin, tolong ikatkan rambut Rika duluuu. Yang simpel ajaa biar cepet!" teriak (Name).

"Iyaaaaa!" sahut Rintaro.

(Name) melanjutkan membuat bento untuk Rintaro dan Rika hingga selesai.

"Mamamamamama.."

Ah, sejenak (Name) lupa dengan si bungsu yang daritadi anteng menikmati sarapannya sendiri di kursi makannya dengan makanan yang sudah kemana-mana alias berantakan. Yah, usianya baru 11 bulan, dan wajar makannya masih berantakan.

"Aaaih, anak mama yang ganteng udah selesai makannya? Udah? Hm?" (Name) membersihkan mulut Kentaro dengan tisu basah kemudian melepas serbet makannya yang melindungi bajunya agar tidak terkena makanan.

Kentaro hanya tersenyum dan berbicara dengan bahasa bayinya.

"Sayang, aku sama Rika berangkat dulu." Rintaro dan Rika datang menghampiri (Name) yang sedang menggendong Kentaro.

"Bekalnya jangan lupa dimakan. Harus habis ya." ujar (Name).

"Mama, Rika berangkat ya."

"Hati-hati dijalan ya sayang." (Name) mencium kening Rika dan Rika mencium pipi (Name). Kemudian Rika beralih mencium gemas pipi adik laki-lakinya.

"Kenken, tunggu kakak pulang okeiii?" ujar Rika. Kentaro seolah mengerti yang ucapkan rika menjawab, "yayayaya."

Kemudian Rintaro mencium kening (Name) kemudian berbisik, "i'm sorry for the last night. Aku malah bikin kamu gak tidur semaleman."

"Hm, lain kali liat hari. Kalo weekend gak masalah." jawab (Name) kemudian mencium pipi Rintaro.

"Okay, weekend depan siap-siap." Rintaro menyeringai sementara (Name) memilih pura-pura tidak dengar.

"Jagoan, papa berangkat okaaai? Jangan nakal ya sama mama." Rintaro kemudian mencium kening Kentaro dan (Name) mengantar mereka ke depan rumah sampai mobil yang dikendarai Rin menghilang ditikungan kompleks.

Setelah 8 Tahun menikah, Rintaro dan (Name) dikaruniai dua orang. Rika yang mirip Rin dan Kentaro yang mirip (Name). (Name) berhasil menjadi seorang istri dan ibu yang baik bagi anak-anaknya. Juga Rintaro, yang berhasil dan sukses menjadi atlet voli nasional juga ayah yang hebat dan bisa dibanggakan oleh anak-anaknya.

End




Henlo, aku mau ngucapin makasih banyak buat yang udah baca book gak jelas ini dari chapter awal sampe akhir walaupun updatenya selalu lama dan kadang alurnua gak jelas. Hehehe makasih banget buat yang udah setia nunggu.
Sampe ketemu lagi di book yang lainnya ❤️

🎉 Kamu telah selesai membaca 彼氏 : 𝐁𝐨𝐲𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 - S. Rintarou 🎉
彼氏 : 𝐁𝐨𝐲𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 - S. RintarouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang