ticket - 훈승

2K 165 18
                                    

warning! 2000+ words, rating aman 👍
.
.
.
.

Sunghoon won a competition. So then, Heeseung gave him a 'ticket' as reward.

...


"Sunghoon, di sini!"

Lelaki yang dipanggil Sunghoon itu menengok ke arah sumber suara. Dapat ia lihat, ada lelaki lain yang berparas -sangat- manis melambaikan tangannya tinggi-tinggi tengah duduk di tribun penonton- menyuruhnya untuk menghampiri.

Dengan rambut lepek, baju yang basah dikarenakan keringat, dan senyum yang terpantri di wajahnya, ia berlari penuh antusiasme menuju orang yang memanggilnya tadi.

"Kok, kamu di sini? Bukannya mau belajar? Kelas kamu, kan, besok ada ulangan," ujar Sunghoon yang berusaha agar tidak tersenyum terlalu lebar dan menunjukkan bahwa sebenarnya ia sangat senang teman-nya itu menunggunya latihan futsal.

Lelaki manis itu hanya tersenyum tipis dan bangkit dari duduknya setelah mengeluarkan sebuah handuk kecil dari dalam tasnya. Ia kemudian maju beberapa langkah mendekat ke Sunghoon.

"Belajar itu harus dilakuin dari jauh jauh hari, Sunghoon. Masa cuma semalem sebelum ulangan. Gak bakalan nyerap, tau!" Mulutnya memang mengomel. Tapi kedua tangannya dengan telaten mengusap keringat Sunghoon menggunakan handuk yang ia bawa. "Lagian, ulangannya juga gak jadi. Makanya aku kesini aja, daripada gabut."

Sunghoon memejamkan matanya, membiarkan dan juga menikmati perlakuan yang diberikan oleh temannya itu. "Hm-m," Ia mengangguk kecil dan mendongak untuk menatap yang lainnya- karena ia berada satu tingkat di bawahnya. "Emang, Heeseung the best! Sunghoon, mah, apa atuh. Taunya cuma nendang-nendang bola doang."

Lelaki berparas manis yang ternyata bernama Heeseung itu mengacak rambut Sunghoon keras dan tiba-tiba. "Gak usah sok bodoh, ya, Pak ranking ke lima satu angkatan!"

Sunghoon tertawa mendengar julukannya. Ia mendekatkan wajahnya kepada Heeseung, membuat lawan bicaranya itu menghentikan usapan pada rambutnya dan memundurkan badannya. "Heh. Kamu amnesia apa? Siapa yang dulu menang pas tanding futsal antar kelas dan bilang 'kamu bodoh kalau kamu pikir futsal dengan ngandalin fisik doang itu cukup. kamu juga butuh otak yang cerdas buat mikirin strategi. cih, mentang-mentang atlet' sambil natap sinis ke aku."

Heeseung menoyor dahi Sunghoon- cukup keras untuk membuatnya menjaga jarak kembali. "J-jangan diungkit, kenapa! Lagian, abis itu, kan, besoknya kamu ngajak aku temenan terus minta belajar bareng! Udah aku turutin!"

"Iya, makanya itu. Aku bersyukur, karena kamu aku bisa pertahanin prestasi akademik dan non-akademik sekaligus. Makasih banyak ya, anak pinter," ujar Sunghoon sambil menepuk-nepuk kepala Heeseung bak anak kucing. Membuat sang empu sedikit tersipu dan memalingkan wajah.

Hening beberapa saat. Heeseung memutuskan untuk mengambil sebotol air minum dari dalam tasnya kemudian memberikannya pada si atlet futsal. "Nih, minum dulu."

Sunghoon menerimanya dengan senang hati dan berucap, "Thank you, pretty." Yang kembali mendapat toyoran pada dahinya. "Gak usah sok inggris. Aku lihat, ya, hasil ulanganmu kemarin yang pas-pasan."

Sunghoon meringis dan meminum airnya hingga hanya tersisa setengah botol saja, kemudian mengembalikannya ke tangan Heeseung. "Aku latihan dulu, ya. Sisa satu babak lagi, abis itu aku ajak kamu pergi. Oke?"

"Iyaaa. Udah, gih, sana latihan yang bener! Kalau mainmu jelek, aku gak mau diajak pergi. Aku suruh kamu latihan lagi di sini. Pertandingan tinggal 3 hari lagi, gak boleh leha-leha."

felicity ; all x heeseungWhere stories live. Discover now