Chapter : 19

2.7K 334 78
                                    

VOTE DULU, THANKS! :)
❗️R(M)❗️

•YOU & I•

– happy reading –

.
.
.


"Jadi, kamu sama perempuan tadi mau di jodohin?" Tanya Junkyu dengan nada yang bergetar. Junkyu mati-matian berusaha menahan air matanya agar tidak menerobos keluar.

Haruto hanya mengangguk kecil memberi jawaban. Dia menundukan kepalanya, enggan menatap manik bulat seindah bulan purnama itu. Dadanya sakit melihat Junkyu menangis.

Ternyata begini yah rasanya mencintai seseorang sedalam ini. Haruto baru merasakannya pada saat menjalin kasih dengan Junkyu.

Rasa takut kehilangan Junkyu begitu besar bagi Haruto. Membayangkan hari-harinya tanpa senyum semanis gula yang di tunjukan oleh Junkyu setiap hari, mampu membuatnya gila. Bahkan membayangkannya saja Haruto tidak kuat.

Kim Junkyu, sudah membuat Haruto tergila-gila akan dirinya.

"Lo kenapa ga bilang ke gw sih? Padahal rumah kita deket To," ujar Yoshi menatap Haruto lembut.

"Lo udah gw anggap sebagai adik kandung gw sendiri.." lanjutnya sambil berdiri menghampiri Haruto, sesekali menepuk pelan pundak sang adik.

Haruto menatap Yoshi dengan pandangan tak percaya. Tolong, Haruto tidak mau menangis. Imagenya bisa-bisa hancur kalo nangis. Tapi, kata-kata Yoshi bikin Haruto terharu.

"Yosh, lo tau kakek gimana kejamnya. Gw ta— EH SAYANG KAMU KENAPA?!" Serunya panik melihat Junkyu yang tiba-tiba berlari dengan membekap mulutnya seperti menahan sesuatu yang akan keluar.

Tidak hanya Haruto yang panik, sahabatnya yang lain juga sama paniknya. Mereka semua yang tadinya duduk di ruang tengah ikut menyusul Junkyu ke toilet samping dapur.

Junkyu di sana sedang memuntahkan isi perutnya. Namun sayang, sama seperti waktu di sekolah tadi, hanya air bening saja yang keluar.

"Junkyu, kita ke rumah sakit saja ya? Kita periksa ke dokter, aku takut kamu kenapa-napa." Ucap Haruto dengan sedikit paksaan. Namun di tolak dengan gelengan kepala oleh Junkyu.

"Aku beneran baik-baik aja, oke." Balas Junkyu dengan tegas. Junkyu pikir dia mual karena maagnya kumat. Yah, memang seperti itu'kan?

"Tapi—"

"Nanti aku minta Mama ngecek kondisi aku Haru," selanya cepat sebelum Haruto menyelesaikan kalimatnya.

Haruto menghela nafasnya pasrah, "Janji yah nanti minta cek Mama." Ucapnya sekali lagi.

"Kyu, jangan-jangan lo hamil lagi.." celetuk Jihoon yang sedaritadi diam memperhatikan bersama dengan sahabatnya yang lain.

Hyunsuk yang berada di sebelah Jihoon segera menjitak jidat kekasihnya pelan yang berada di sebelahnya.

"Aw, sakit yang" Jihoon merengek, dia memanyunkan bibirnya sambil mengelus pelan jidatnya.

Hyunsuk mengusap pelan jidat Jihoon. "Maaf yah, sakit banget gak?" Jihoon hanya menggeleng dengan masih memanyunkan bibirnya.

"Kamu sih kalo ngomong ga di filter dulu" seru Hyunsuk selanjutnya.

"Yeuu malah ngebucin" Yoshi merotasikan bola matanya saat melihat pasangan bucin di sampingnya.

"Ayo ke depan lagi" ajak Junkyu.

Jihoon, Hyunsuk, dan Yoshi berjalan terlebih dahalu.

Saat Junkyu akan melangkah untuk keluar dari toilet, dengan segera Haruto menahannya.

YOU & I: harukyu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang