ToD | 28. Liyan beserta Bunda dan Alexa

1.5K 250 201
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Aca pulang," Ucapnya lesu sambil menyimpan sepatunya.


Ketika Rassya sampai di ruang tamunya, ia terkejut. Ada Liyan disana. Dan ada Bunda, serta Alexa yang menatapnya dengan tatapan tajam.


Rassya menelan salivanya. Cukup terkejut dengan ekspresi Bunda yang menatapnya sangat tajam itu. Biasanya Bunda selalu soft kepadanya.



"Ganti baju, terus duduk disini," Ucap Bunda tanpa mau melihat Rassya. Rassya hanya menganggukkan kepalanya pasrah.


Rasaya menatap Liyan yang sedang menatapnya dengan datar. Rassya tahu, pasti Liyan memberitahu Bunda mengenai masalahnya dengan Aqeela.



"Kok masih diem disitu?" Tanya Alexa kesal. "Cepetan ganti baju!" Lanjutnya dengan nada yang dinaikkan satu kali lebih kencang.


"Ck," Decak Rassya sebal.



Beberapa menit setelah itu, Rassya turun lagi kebawah. Ia menatap Alexa, Bunda, beserta Liyan dengan sangat pasrah.



"Bunda denger-denger─" Omongan Bunda terpotong.



"Iya, bener," Potong Rassya.


Alexa menatap Adiknya tidak percaya. "IIH LO EMANG ANEH!"


"Ini videonya, Bun. Kalau gak percaya," Ujar Liyan sambil memberikan video tentang Rassya yang sedang bermain truth or dare bersama teman-temannya itu.


Bunda membawa ponsel Liyan untuk menonton video itu dengan jelas. Dan Alexa mendekati Bunda.


Bunda cukup terkejut, karena isinya;








"Nah, terakhir nih," Kata Clay dengan senyuman jahilnya itu. Clay kemudian mengangkat tangannya keatas.

"Truth or dare? Dare titik," Ucap Kiesha. Ia dan Clay benar-benar sudah menyiapkan dare special hanya untuk Rassya.

"Karena gue gentle, gue pilih dare," Kata Rassya menyombongkan dirinya itu. Dibalas decakan oleh Rey.

"Cepetan, apaan darenya?" Tanya Rassya penasaran.

"Kasih tau, Clay," Sahut Kiesha.

"Deketin Aqeela selama satu bulan. Pokoknya lo harus bikin dia luluh. Kalau dia udah ngerasa nyaman sama lo, lo tinggalin," Ucap Clay. Rassya bingung, Aqeela kelas mana maksudnya? Yang namanya Aqeela gak cuma satu kan?

"Aqeela kelas IPS 5," Tambah Kiesha menjelaskan.

"Lahhh dikira keren apa? Deketin orang terus tinggalin gitu aja????" Komentar Rey.

"Iya tuh, kasian woi ceweknya nanti," Tambah Jefan.

"Diem aja kalian," Ucap Kiesha.

"Oke, dare di terima," Balas Rassya yang kemudian tersenyum. Teman-temannya merasa bangga dengan Rassya ini.









Bunda menghembuskan napasnya kasar. Perasaan, Bunda sama sekali tidak mengajarkan anaknya ini untuk berbuat seperti itu.




"Heh, enak aja main dare di terima dare di terima. Please deh, lo masih punya otak kan?" Tanya Alexa mengompori. Rassya disini benar-benar kesal, rasanya ingin sekali menjahit mulut Alexa agar tidak ikut mengompori seperti itu.


"Bunda gak pernah ngajarin Aca buat mainin perempuan," Ucap Bunda sambil memegang kepalanya. "Bunda juga perempuan. Apa kamu tega mainin Bunda juga?"



Rassya dengan cepat menggelengkan kepalanya. Di situasi seperti ini, ia tidak akan pernah berani untuk menjawab.


"Aqeela tadi sampai gak masuk sekolah, Bun," Ucap Liyan. Rassya mengacak-acak rambutnya kesal. "Aku juga gak tau, dimana Aqeela sekarang. Aqeela gak ada di rumahnya."


Alexa menghela napasnya. "Lo suka sama Aqeela gak sih?" Tanya Alexa kesal. "Kalau suka tuh di perjuangin, bukan di mainin kayak gini."


Bunda menatap Rassya. "Sekarang Aca cari Aqeela. Kamu gak merasa kasian apa, sama Aqeela? Kata kamu, dia banyak masalah sama keluarganya... Masa kamu tega?"



Rassya menganggukkan kepalanya. Lalu Rassya segera berpamitan dan menyalimi Bunda. Ia keluar dari rumah, dan menuju garasinya, untuk mencari Aqeela.














🍀🍀














Aqeela kini berada di Rumah Sakit Cahaya, tepat berada di kamar rawat inap Aira. Disini hanya ada Mama saja.



"Kenapa Aira bisa demam sih?!" Tanya Aqeela kesal.


Mama menggelengkan kepalanya. "Mama juga gak tau, Qeel. Tadi Aira pulang dari temen rumahnya dianter sama Mama temennya itu, terus abis itu dia demam."



Aqeela menghembuskan napasnya kasar. "Ck. Mama gak curiga, kalau Aira di racunin sama temennya itu?!"



"Gak mungkin," Balas Mama. Mama menatap Aira yang masih tertidur itu. Aqeela memendam emosinya.


Tiba-tiba setelah itu, Aira drop.



"Mama, panggil Dokter!" Ucap Aqeela panik, karena Aira yang kejang-kejang.


Mama segera keluar dari kamar rawat inap anaknya ini. Lalu memanggil Dokter, dan Dokter pun datang.



"Dimohon untuk keluar, saya akan memeriksa anak anda terlebih dahulu," Ucap Dokter. Aqeela mengangguk, dan membawa Mama untuk keluar dari kamar rawat inap Aira.

Aqeela terus-terusan berdoa, agar tidak terjadi apa-apa dengan Aira.







Beberapa menit setelah itu,

"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi Tuhan berkehendak lain..."

"GAK MUNGKIN!"


"GAK MUNGKIN!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.











××
Hayolohhh ada apa sama Aira?

ToDWhere stories live. Discover now