1. Pertemuan

99 9 0
                                    

SEPARUH JIWAKU

Disclaimer: Furudate-sensei

Pairing: KageHina, slight DaichiSuga, AtsuHina, TsukiHina

Genre: Hurt / Romance

a/n: ShoAi. Typo(s), dan kesalahan2 yang tidak disengaja lainnya. Ini fict saya di Fanfiction tapi saya buat versi KageHina nya.. Saya lagi kangem sama anime Haikyuu soal nya hehehhe
Disini Alpha dan Omega berlaku khekhekhe

Mohon dibaca baik-baik, karena ini cerita AU jauh dari volly dan anak SMA. Disini Daichi dan Kageyama adalah kakak adik ya..

Klik ikon Back, jika anda tidak suka.

Xxxx Neng Nia Present xxxX

"Temani Hinata sampai aku pulang, Aniki."

"Jangan pulang larut kalau begitu," jawab pemuda berusia 27 tahun pada adiknya. "Aku pulang duluan, otouto."

"Hn."

"Selamat sore, Daichi-San," sapa beberapa karyawan yang berpapasan dengannya.

Orang yang disapa, yaitu Sawamura Daichi, hanya mengangguk untuk menjawab sapaan karyawan adiknya itu. Daichi terus melangkahkan kakinya menuju lift, dan langkahnya terhenti, handphone-nya bergetar. Diachi pun mengambil handphone-nya itu. Ternyata, sang istri meneleponnya.

"Ya, ada apa Suga-chan?"

"Mau makan malam di mana?"

"Rumah Kageyama saja. Aku disuruh menemani calon istrinya sampai dia pulang. Bagaimana kalau kau datang ke rumah Kageyama?"

"Ide yang bagus. Sudah lama juga kita tidak makan malam bersama. Aku juga ingin melihat keadaan Hinata."

"Hn. Kalau begitu kita bertemu di sana."

.
.

Seorang pemuda berambut pirang dan berkacamata sedang berjalan-jalan dengan sebuah ransel dipunggungnya. Dia berniat camping solo di hutan ini. Hobi nya memang mendaki dan menikmati suasana hutan dan aroma pepohonan yang tumbuh disana. Dia juga selalu membawa kameranya, untuk mengabadikan setiap moment yang ada. Lensa kameranya diarahkan ke segala arah. Mencari obyek yang bagus di Hutan yang sedang di datanginya itu. Sesekali dia berhenti ketika menemukan obyek yang bagus untuk dipotret.

Pemuda yang berusia 24 tahun itu terus berjalan, sampai dia menemukan anak sungai. Seulas senyuman terukir di wajahnya, lalu dia berjalan mendekati anak sungai di depannya itu. Mendadak, pemuda berkacamata dengan tinggi badan yang cocok untuk jadi pemain basket atau volly itu jadi ingin merasakan air yang mengalir tenang di depannya itu. Sepertinya, mencuci muka sebentar bukan ide yang buruk. Namun, saat pemuda itu akan jongkok, mata cokelat keemasan-nya menemukan seorang pemuda bersurai orange sedang memeluk lutut dan duduk di sebuah batu alam di sisi anak sungai.

'Sedang apa dia?'

.
.

Daichi memasuki rumah adiknya. Sebelum ke rumah sang adik, dia menyempatkan diri mampir ke sebuah toko bunga. Membeli sebuket bunga mawar putih untuk sang calon adik ipar.

"Selamat siang, Daichi-sama," sapa Kepala Pelayan yang bernama Takeda Ittetsu, ketika melihat kakak dari Tuan-nya memasuki ruang utama.

"Siang juga, Takeda" jawab Daichi ramah seperti biasanya. "Hinata-chan ada di kamarnya?" Tanya Daichi kemudian, seraya berjalan menuju tangga yang akan membawanya ke kamar calon Istri adiknya.

"Mungkin sedang tidur, karena dua jam yang lalu, Hinata-san minum obat."

"Oh, kalau begitu, aku akan menemuinya."

.
.
.

Rasa penasaran menghampiri pemuda berambut pirang itu. Sekarang, dia sudah berada di sisi pemuda manis yang tengah memeluk lutut. Tubuhnya kecil, pendek dan memiliki rambut orange. Pemida itu tidak menyadari kalau ada seseorang yang duduk disampingnya.

Pemuda yang ternyata bernama Tsukishima Kei itu menghembuskan napas, sebelum dia menyapa pemuda yang sedari tadi menatap lurus air di depannya.

"Hei.."

Tidak ada jawaban. Hanya ada satu kedipan mata dari sang pemilik wajah manis. Mata coket yang cantik, bathin pemuda berkacamata itu tanpa sadar.

"Hei.. kau mendengarku'kan?" Pemuda itu mencoba menyapanya sekali lagi. Dia khawatir kalau pemuda manis itu adalah korban penculikan dan kabur ke tempat ini, dan berniat bunuh diri. Hei! Dia tidak mau jadi saksi. Ah, atau lebih parah lagi, Dia dituduh sebagai Penculiknya. Tsukishima memukul kepalanya pelan, otaknya mulai berpikiran aneh-aneh.

Tsukishima kembali menghembuskan napasnya, lalu, dia melirik pemuda pendek bermata cokelat itu dari sudut matanya. Wajahnya pucat, Tsukishima yakin, pemida yang kini sedang berada di sisinya sedang dalam keadaan tidak baik. Apalagi dari tadi, mata cokelat itu menatap lurus aliran sungai di depannya dengan pandangan kosong. Lalu, mata Tsukishima melihat sebuah cincin menghiasi jari manis sang pemilik wajah manis. Detik itu juga, pemuda berambut pirang ini tahu, kalau yang saat ini sedang bersamanya itu telah dimiliki oleh orang lain. Ah, beruntung sekali pemilik pemuda manis ini, ucapnya dalam hati.

"Hei, boleh tahu siapa namamu? Sedang apa diam di sini?"

Masa bodo' dia mau disebut cerewet, yang jelas, dia ingin tahu siapa pemuda manis yang ada di dekatnya. Dan berhasil. Pemuda bersurai orange itu menolehkan kepalanya, dan kini matanya beradu tatap dengan Tsukishima. Mata pemuda itu terlihat redup dan kosong.
Ng... Kenapa mendadak jantung Tsukishima berdetak kencang ya? Dan apa ini, wajahnya terasa panas ketika matanya beradu tatap dengan mata pemuda manis didepannya.

"Hina..ta."

"Eh?" Tsukishima mengerjapkan matanya, pemuda itu bersuara? Siapa namanya tadi? Hinata?

"Hinata?" Ulang Tsukishima meyakinkan.

Pemuda di depannya tersenyum, lalu mengangguk pelan.

Tanpa sadar Tsukishima tersenyum simpul, rasanya ada yang aneh dengan perutnya ketika Pemuda di depannya tersenyum.

Nama yang cantik...

To be continue

Saya kembali dengan cerita baru..
Diawal sudah dijelaskan ya.. ini fict saya.. cuman mau bikin versi KageHina nya.. Mungkin yang pernah baca fanfict saya, akan tahu alur nya hehehhe

Fanart punya nya Miharu.. bukan punya saya..

Ok.. Selamat membaca dan jangan lupa bintangnya heheheh

Selamat Kageyama.. Hinata.. kalian syuting lagi..

Kageyama: kali ini aku harus jadi tokoh utamanya.. jangan si Kembar Atsumu lagi..

Atsumu : Woy.. muncul juga belum, sudah ketakutan saja, Hinata jadi milikku..

Tsukishima: Jangan lupa second lead nya woy...

Hinata : ......

Half of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang